TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kebiasaan Dalam Hubungan Sehat yang Dianggap Toksik, Padahal Bukan

Berselisih paham tidak berarti buruk

Pexels.com/Polina Zimmerman

Saat seseorang memulai hubungan, kamu seringkali melihat bagaimana orang lain menampilkan banyak kebahagiaan dalam hubungan mereka. Namun, tak semua orang membagikan sisi lain hubungan mereka.

Konflik yang menyakiti perasaan atau kekecewaan adalah sesuatu yang normal dan ada di setiap hubungan, baik toksik ataupun sehat. Lalu, apa kebiasaan hubungan sehat tetapi sering dianggap toksik? Berikut ulasannya yang disadur dari berbagai sumber.

1. Membiarkan beberapa konflik tidak terselesaikan saat itu juga

pexels.com/@freestocks

Pemikiran bahwa pasangan harus berkomunikasi dan menyelesaikan semua persoalannya adalah mitos. Tidak semua masalah harus terselesaikan saat itu juga. Beberapa bisa jadi bertahan sepanjang umur pasangan itu.

Pasangan yang berhasil, tentu memahami bahwa konflik itu tidak terhindarkan. Ada hal yang tidak kamu sukai tentang pasangan atau pendapat yang tidak kamu setujui. Tidak apa-apa, kamu tidak harus berubah untuk mencintai orang lain.

2. Bersedia menyakiti satu sama lain lewat kejujuran meskipun itu pahit

pexels.com/@odonata-wellnesscenter-48563

Terkadang, kejujuran bisa jadi hal yang menyakitkan satu sama lain. Namun, untuk membangun sebuah hubungan yang sehat, kamu perlu menyelaraskan kebutuhan dua belah pihak.

Kamu harus bisa mengomunikasikan hal mana yang ingin kamu ketahui dari pasangan secara jujur, tanpa menghakimi. Walaupun menyakitkan, jujur lebih baik daripada harus menjaga perasaan terus menerus.

Baca Juga: 5 Hal yang Dianggap Sepele tapi Berakibat Fatal bagi Suatu Hubungan

3. Merasa tertarik dengan orang di luar hubungan

Pexels.com/Polina Zimmerman

Mungkin, kamu bisa mengatakan jika kamu hanya akan melirik pada pasanganmu sendiri. Di sisi lain, ketertarikan terhadap orang lain yang menarik adalah persoalan biologis yang tak terelakkan.

Namun, kamu bisa mengontrol tindakanmu terhadap ketertarikan itu. Saat kamu sudah menetapkan komitmen terhadap satu orang yang kamu anggap spesial, maka berusahalah tetap pada janjimu dan biarkan sosok selain pasanganmu pergi.

4. Menghabiskan waktu secara terpisah

pexels.com/@olly

Terkadang, penting untuk menjaga jarak dengan pasangan. Ini karena kamu perlu waktu sendiri untuk mengembangkan hobi atau melakukan me time. Kamu bisa melakukan berbagai hal dengan teman, tanpa mengajak pasanganmu.

Saat sendiri, kamu juga bisa mengingat apa yang membuatmu merasa utuh dan apa yang membuatmu jatuh cinta dengan pasangan. Kalau terlalu sering menghabiskan waktu bersama, niscaya kamu akan lelah dengan hubungan itu.

5. Menerima kekurangan dari pasanganmu

pexels.com/@emma-bauso-1183828

Ukuran yang tepat dalam mencintai pasangan adalah bagaimana perasaanmu tentang kekurangannya. Kalau pasangan bisa saling menerima dan mengagumi beberapa kekuranganmu, berarti dia adalah pasangan yang tepat.

Hubungan itu tidak semata-mata datang dari dua orang yang sempurna, melainkan dari dua orang yang tidak sempurna. Ketidaksempurnaan lah yang akan melengkapi satu sama lain dan menentukan kebersamaan itu.

Baca Juga: 5 Ciri Hubungan Platonik, Hubungan yang Gak Dilandasi Rasa Cinta

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya