Waspada, 5 Bahaya Silent Treatment dalam Sebuah Hubungan

Mesti segera diperbaiki

Apakah kamu pernah mendengar istilah silent treatment? Mengacu pada Cambridge Dictionary, silent treatment atau perilaku diam adalah tindakan tidak berbicara pada seseorang atau sedikit bicara pada mereka, karena merasa marah atau kecewa tentang sesuatu yang telah mereka lakukan. 

Jika seseorang menerapkan hal ini pada hubungan asmaranya, itu bisa membawa pengaruh buruk bagi keduanya. Jika tidak segera diperbaiki, bukan gak mungkin, masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan mudah malah semakin rumit.

Nah, apabila kamu termasuk pelaku silent treatment atau memiliki pasangan yang suka melakukan perilaku diam ini, harus segera diperbaiki, ya. Berikut 5 bahaya silent treatment dalam sebuah hubungan. Patut diwaspadai, nih!

1. Dapat menimbulkan luka batin yang menyakitkan

Waspada, 5 Bahaya Silent Treatment dalam Sebuah HubunganIlustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Dari laman Bonobology, seorang penulis dan editor asal India, Arushi Chaudhary mengatakan, perlakuan diam sering digunakan sebagai sarana untuk menimbulkan rasa sakit dan penderitaan, tanpa meninggalkan bekas fisik, tetapi dampaknya seringkali sama mematikannya dengan pelecehan verbal.

Bayangkan ketika pasanganmu tiba-tiba melakukan silent treatment tanpa memberi tahu hal apa yang membuatnya kecewa. Tentu ini bisa membuatmu kebingungan dan gak tahu harus berbuat apa. Ditambah lagi, perlakuan diam ini ia lakukan berhari-hari. Pasti sangat menyiksa batin.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Mallika Pathak, seorang psikolog yang fokus pada terapi perkawinan, masih dikutip dari laman Bonobology.

"Perlakuan diam menjadi senjata ampuh yang digunakan pelaku untuk menghukum anda. Itu tidak langsung, pasif, dan sangat menyakitkan secara emosional," tutur Pathak.

Sikap ini juga bisa disebut perilaku manipulatif dan usaha untuk mengontrol sekaligus mempermainkan perasaanmu. 

2. Membuat korban merasa rendah diri dan tidak dicintai lagi

Waspada, 5 Bahaya Silent Treatment dalam Sebuah HubunganIlustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Menerima perlakuan diam dari orang yang disayang terlebih pasangan, bisa memberikan tekanan mental yang dahsyat. Beda cerita ketika kita tidak saling bertegur sapa dengan orang yang dibenci. Tentu itu tidak akan menimbulkan dampak apa pun, apalagi sampai mengganggu aktivitas.

Menurut seorang psikolog berlisensi, Kristin Davin, Psy.D., dilansir Choosing Therapy, mengatakan, jenis perilaku ini memperkuat perasaan bahwa seseorang yang kita sayangi tidak ingin berurusan dengan kita. Ini bisa seolah-olah kamu dianggap tidak ada olehnya. 

"Sebaliknya, tidak ada yang salah dengan menetapkan batasan yang sehat pada hubungan dan perselisihan. Atau beri diri anda waktu untuk menyendiri dan menenangkan diri. Menekan emosi akan menunjukkan bahwa anda memiliki kecerdasan emosional, yang baik" tutur Davin.

Alih-alih memohon padanya untuk berhenti, sebagai korban silent treatment lebih baik kamu memanfaatkan momen ini untuk memberi ruang buat kalian berdua. Siapa tahu dengan berjarak, masing-masing bisa saling introspeksi diri.

3. Jika dibiarkan bisa mengarah pada pelecehan emosional

dm-player
Waspada, 5 Bahaya Silent Treatment dalam Sebuah HubunganIlustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Gustavo Fring)

Pelecehan tak hanya bisa diterima secara fisik tapi juga mental. Salah satunya, ketika pasangan sengaja melakukan silent treatment, hingga berhari-hari tanpa ada indikasi akan membaik. Davin menambahkan, seiring waktu, tindakan mendiamkan seseorang yang dibiarkan saja bisa menjadi tanda bahwa kamu berada dalam hubungan yang penuh kekerasan. 

"Perlakuan diam adalah bentuk komunikasi negatif dan mengendalikan. Tidak ada yang terasa menyenangkan berada di pihak penerima. Seperti bentuk pelecehan lainnya, perlakuan diam juga bisa menjadi siklus pelecehan yang berbahaya, jika perubahan tidak terjadi," lanjut Davin.

Jika sudah sampai pada tahap ini, coba pertimbangkan untuk menyudahi hubungan saja. Apalagi hingga akhir tidak ada niat baik darinya untuk berhenti bersikap diam dan mau bicara baik-baik. Mungkin kamu bisa berpikir ulang.

Baca Juga: 5 Cara Hadapi Pasangan Saat Silent Treatment, Kasih Waktu

4. Silent treatment tidak pernah menyelesaikan masalah

Waspada, 5 Bahaya Silent Treatment dalam Sebuah HubunganIlustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Memilih mendiamkan pasangan sebagai bentuk protes atas apa yang sudah ia perbuat, tidak pernah jadi solusi yang tepat. Tak semua orang paham kesalahannya, apalagi dalam keadaan terdesak. Bukannya introspeksi diri, korban silent treatment hanya akan fokus pada sikap pelaku yang tiba-tiba mengabaikannya.

Dilansir dari Psych Central, Kurt Smith, PsyD, LMFT, LPCC, AFC, seorang Direktur Klinis Konseling & Pelatihan Guy Stuff, mengatakan, komunikasi merupakan salah satu pilar dalam sebuah hubungan sehat. Menolak untuk terlibat, terutama pada saat konflik adalah antitesis dari hal ini.

"Bagaimanapun penggunaannya, silent treatment dapat dirasakan oleh penerima sebagai bentuk penolakan dan pengucilan. Ini akan melukai orang yang mengalaminya dan bisa menyebabkan kerusakan hubungan yang sulit diperbaiki," tegas Smith.

Sayang sekali, jika hubungan yang tadinya baik-baik saja pada akhirnya hancur, akibat komunikasi yang tidak sehat. Ujung-ujungnya, silent treatment tidak hanya menyakitkan bagi korban tapi, juga berdampak buruk bagi pelaku di kemudian hari.

5. Hubungan terasa hambar, tidak saling percaya, dan menimbulkan kebencian

Waspada, 5 Bahaya Silent Treatment dalam Sebuah HubunganIlustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Antoni Shkraba)

Tak sedikit pasangan yang memilih rujuk dan tetap bersama setelah badai akibat perilaku diam itu mereda. Tapi, jangan harap hubungan kalian akan baik-baik saja setelah ini. Pasti akan ada perubahan yang dirasakan. Seperti yang dikatan Smith.

"Rasa sakit karena penolakan yang dialami dapat merusak bahkan menghancurkan kepercayaan emosional antara anda dan pasangan. Kebencian dapat berkembang seiring waktu dan merusak hubungan. Tembok-tembok ini dapat menciptakan penghalang bagi keintiman emosional dan fisik," terang dia.

Jadi, jangan berharap banyak pada hubungan yang sudah ternodai dengan sikap yang tidak perlu seperti itu. Sebagai korban, kamu harus pikir berkali-kali sebelum memutuskan untuk berdamai dengannya. Jika silent treatment yang dilakukan sudah sangat parah dan meninggalkan luka mendalam di hatimu, lebih baik berhenti. 

Menjaga komunikasi merupakan kunci menjalin hubungan asmara dengan baik. Masalah pasti datang silih berganti. Kamu dan dia bisa saja saling menyakiti tapi, bersikap diam dan cenderung lari dari masalah bukanlah tindakan yang dewasa. Semoga kamu tidak menjadi korban silent treatment apalagi pelakunya, ya. 

Baca Juga: 5 Tips biar Gak Jadi Korban Silent Treatment, Kamu pun Bisa Salah

Topik:

  • Angel Rose
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya