5 Sikap yang Harus Kamu Ambil Saat Kekasihmu Ketahuan Selingkuh

Saat kekasihmu berselingkuh, mungkin saja kamu akan langsung menyalahkan diri sendiri. Kamu merasa dirimulah penyebab hubungan yang dibangun selama ini menjadi rusak karena hadirnya orang lain. Namun, apakah itu benar? Apakah semua memang benar-benar salahmu?

Tentu tidak, yang berselingkuh adalah kekasihmu. Orang yang memalingkan pandangan adalah dia. Sekalipun ada hal yang kamu rasa kurang untuk kamu berikan padanya, jangan biarkan dirimu menyalahkan diri sendiri.

Hatimu layak untuk merasa benar. Justru kamulah yang layak untuk mempertanyakan ini kepada kekasihmu. Kenapa dia melakukan hal ini padamu. Kenapa dia bisa menyepelekan setiap rasa percaya yang kamu berikan padanya. Kamu tak perlu merasa bahwa ini semua adalah salahmu.

Setelah kamu mendapati kenyataan pahit itu, berikan waktu untuk dirimu sendiri. Jangan paksakan dirimu untuk menghadapi semuanya sendirian. Akui jika memang kamu sedang terluka. Akui semua perasaan yang sedang kamu rasakan saat ini.

Jika memang kamu butuh waktu dan ruang sendiri, jangan ragu meminta hal itu. Sebab, kamu dan segala pikiranmu layak untuk lebih tenang dan bahagia. Kamu berhak menggunakan waktumu untuk mencari solusi dari apa pun yang kamu alami saat ini.

Tidak perlu memaksakan diri untuk bertemu jika memang kamu belum siap menemuinya. Hatimu sedang dirundung luka. Pikiranmu bahkan sedang tidak fokus untuk sekadar menerima situasi. Jangan paksakan dirimu. Gunakan waktumu untuk bisa lebih berdamai dengan diri sendiri. 

Saat kamu siap, jelaskan apa salah kekasihmu. Kenapa kamu menjauhinya untuk sementara waktu. Kenapa kamu marah atau bahkan kenapa kamu bersedih. Namun, sebelum itu, selesaikan dulu urusan hatimu. Jika kamu ingin menangis, lakukanlah. Setelah itu selesai, kamu bisa kembali membicarakan ini bersamanya.

Tentu saja saat kamu mengatakan apa yang kamu ketahui, tunjukkanlah bukti padanya. Kamu mungkin sedang marah, tapi bukan berarti kamu harus menyelesaikan semua dengan penuh emosi. Kuatkanlah hatimu untuk menjelaskan dan menerima jawaban darinya.

Saat ia mengakui dan mulai menyadari salahnya, biarkan ia bergumul lebih dulu dengan rasa bersalahnya. Ini salahnya, bukan salahmu. Biarkan ia tahu apa yang telah ia perbuat hingga melukaimu dan mengkhianati hubungan kalian. Tak mengapa, wajar jika ia merasa bersalah pada dirinya sendiri dan kamu.

Saat kamu sudah menjelaskannya, mintalah pendapatnya. Apa yang akan ia lakukan setelah ini. Katakan pula jika memang kamu kecewa, marah, bahkan sedih. Kamu memang tak harus menyudahi hubungan yang sudah lama dibangun. Namun, kamu berhak mendengar apa yang akan ia lakukan untukmu dan hubungan kalian.

Biarkan dia menjelaskan apa yang akan ia lakukan setelah ini, termasuk memutuskan apakah ia akan tetap bersamamu atau meninggalkanmu. Kamu mungkin akan bahagia saat ia akan berusaha memperbaiki kesalahan dan berjanji tak mengulangi. Namun, kamu pun harus siap mendengar jika ia memilih meninggalkanmu.

Jika perlu, berikan ia waktu untuk menyadari semuanya dan mencari cara untuk memperbaiki kesalahannya. Dengan begitu, ia akan menjadi manusia yang lebih baik untuk dirinya sendiri dan juga kamu.

Satu lagi yang tetap boleh kamu lakukan ialah mempertimbangkan apakah kamu dan dia akan melanjutkan hubungan kalian. Tak perlu memaksakan diri. Jika dirasa kamu tak mampu, katakan saja. Kamu tetap berhak merasa bahagia setelah melalui rasa sakit akibat pengkhianatan.

Begitu pun dia, jika memang dia tak yakin mampu menjadi pendampingmu lagi, biarkanlah dia pergi. Tentu saja ini bukan perkara mudah bagi kalian. Namun, tidak ada yang lebih buruk selain memaksakan perasaan hanya karena kamu atau dia takut tak bisa kembali menjalin hubungan di masa mendatang.

Tenang saja, kamu bisa kembali pulih dan menerima orang lain saat kamu benar-benar siap. Orang yang paling tahu adalah hatimu. Jangan paksakan hatimu untuk memahami situasi yang masih sulit kamu jalani. Tenangkan pikiran dan perasaanmu dulu sampai tiba saatnya kamu siap menjalani hari baru dengan hati yang sudah pulih.