5 Cara Melawan Anxiety Supaya Lebih Lancar Bersosialiasi

Semakin serius kamu mendengarkan, semakin paham kamu akan omongan seseorang. Dengan banyak memperhatikan dan mendengarkan, perasaan cemasmu akan berkurang. Kalau kamu bingung harus merespons apa, ya, gak usah merespons. Bisa cukup merespons dengan jawaban singkat dan netral.

Kalau kamu memaksakan diri untuk merespons, semisal menyatakan pendapat yang agak kontra, nantinya kamu bisa jadi cemas karena menyesalinya. Lagi pula, kadang orang hanya ingin didengarkan saja, kok.

Kamu mungkin punya banyak pendapat dalam kepalamu, tapi kamu harus mengutarakannya dengan tepat dan jelas. Kalau gak bisa mengontrol rasa antusiasmu, nantinya kamu bisa salah ngomong atau ngomong ngalor-ngidul alias gak jelas.

Jadi, sebelum bicara, redam sejenak rasa cemasmu. Tata apa yang akan kamu ungkapkan dalam otakmu, lalu kumpulkan keberanianmu untuk speak out. Kalau perlu, tarik napas dalam-dalam dan embuskan pelan-pelan supaya gak deg-degan. 

It's okay to be wrong sometimes. Ucapkan kalimat ini untuk dirimu sendiri berulang kali. Jangan takut saat kamu salah bicara, bahkan seorang pembicara dengan teks pun pasti pernah salah bicara. Kamu mungkin panik dan hilang fokus, tapi harus dilawan. Orang lain gak terlalu mempermasalahkan kesalahanmu seperti yang kamu takutkan, kok.

Saat kamu salah, coba untuk diam sejenak. Jangan paksakan kalimat baru untuk menyambung kata-katamu yang salah. Tarik napas, kemudian ucapkan kalimat tersebut sesuai dengan rencana awalmu. 

Rasa cemas kadang membuatmu memiliki ekspektasi tinggi terhadap respons orang lain. Padahal, respons orang lain bukanlah hal yang bisa kamu kontrol. Selain itu, respons cuek gak selalu berarti mereka tidak suka.

Kalau orang lain menanggapimu sambil lalu, gak usah ambil pusing. Tetap katakan apa yang ingin kamu katakan. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Gak usah pikir macam-macam tentang pendapat orang, okay?

Salah satu contohnya, saat kamu presentasi di depan banyak orang, gak usah khawatir apakah ada yang memperhatikanmu atau tidak. Karena meski sedikit, pasti ada orangnya. Jadi fokus saja menyampaikan presentasimu. 

Pengalaman adalah guru terbaik. Kamu mungkin baik-baik saja saat praktik berbicara di hadapan cermin, tapi saat berhadapan langsung dengan seseorang, belum tentu sama.

Karena itu, meskipun berat, kamu harus rajin berkomunikasi dengan orang lain. Kalau kamu tahu semua teori tapi gak pernah praktik, gimana mau tahu tingkat kemampuanmu?

Of course, kamu bisa mulai dari ngobrol dengan orang-orang terdekatmu. Coba cari komunitas yang punya ketertarikan sama denganmu, sehingga kamu gak terlalu bingung untuk mencari bahan obrolan. 

You'll never know if you never try, right? So, jangan takut mengubah hal-hal yang harus dihilangkan kayak anxiety.