7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap Pasangan

Bertahan atau tidak, kamu yang tentukan

Menurut American Psychology Association, perselingkuhan adalah situasi yang mana salah 1 pasangan dalam sebuah hubungan intim, menjadi terlibat secara seksual atau emosional, dengan orang lain selain pasangannya. Ketika hal ini terjadi, biasanya menimbulkan banyak pertanyaan dan juga stereotip.

Misalnya, haruskah bertahan? Karena katanya, hubungan pasti hancur di akhir. Apakah kepercayaan dapat dibangun kembali? Karena katanya, kepercayaan sulit diberi untuk kedua kalinya. Berikut hal-hal yang harus dipahami agar tidak termakan stereotip, melansir Psychology Today.

1. Perselingkuhan menandakan hubungan yang sudah di ujung tanduk

7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap Pasanganilustrasi pasangan (unsplash.com/Travis Grossen)

Tidak selalu, karena meski perselingkuhan memang pengkhianatan, tetapi itu belum tentu akhir dari cinta. Selingkuh bahkan bisa terjadi dalam hubungan yang bahagia.

Karena, ada orang yang selingkuh dengan alasan yang tidak terkait dengan hubungan mereka saat ini. Perilaku seperti itu biasanya berakar pada beberapa bentuk trauma yang belum terselesaikan, seperti ingin menenangkan rasa malunya dan rasa tidak berharganya.

Jika suatu hubungan tidak berjalan dengan baik, pasangan bisa mencoba untuk membicarakannya lebih dulu, pergi ke konseling pasangan, atau berusaha mengakhiri segalanya tanpa menimbulkan rasa sakit akibat pengkhianatan.

2. Jika tidak ada yang mengetahuinya, maka tidak ada yang terluka karenanya

7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap Pasanganilustrasi pasangan (unsplash.com/Sorin Sîrbu)

Salah, karena dasar dari hubungan jangka panjang yang sehat adalah kepercayaan. Ketika ini terjadi, pasangan yang tidak selingkuh merasakan ada sesuatu yang salah.

Hal pertama dan paling mendesak untuk dihadapi adalah rasa sakit dari orang yang telah ditipu yaitu, perasaan  pengkhianatan dan penolakan. Tapi, perlu dipahami juga bahwa perselingkuhan adalah pengkhianatan terhadap hubungannya, bukan orangnya.

Tantangan nyata untuk menangani perselingkuhan adalah mengatasi hilangnya rasa 'kekhususan' berharga ini, yang ada di alam bawah sadar. Agar bisa move on, coba tampilkan kenangan dan rasa 'kekhususan' itu sebagai unik dan bukannya istimewa yang tak tergantikan.

3. Kebanyakan pria yang selingkuh

7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap Pasanganilustrasi pasangan (unsplash.com/Justin Follis)

Untuk beberapa alasan, masyarakat tampaknya berpikir bahwa hanya pria yang selingkuh dan wanita tidak. Padahal, coba pikir lagi, dengan siapa pria-pria ini selingkuh? Dengan wanita juga dan ada yang berstatus sama-sama sudah menikah juga.

Kebenaran sederhananya adalah wanita pun selingkuh. Seperti pria yang mengonsumsi konten pornografi, wanita pun sama.

Dan berdasarkan penelitian Departemen Psikologi Universitas Maryland, motivasi utama perselingkuhan sebagian besar tidak melibatkan seks sama sekali. Misalnya, banyak yang mengaku selingkuh karena marah, kurang kasih sayang, rendahnya komitmen, penelantaran, ada masalah terkait harga diri dan situasi.

Baca Juga: Percayalah, 5 Kerugian Ini Pasti Kamu Rasa saat Selingkuh karena Bosan

4. Orang kaya dan berkuasa lebih cenderung selingkuh daripada orang biasa

dm-player
7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap Pasanganilustrasi pasangan (unsplash.com/Charly Pn)

Tidak, karena orang kaya dan berkuasa tidak lebih atau kurang rentan terhadap perselingkuhan daripada masyarakat umum lainnya. Kita cenderung mendengar orang kaya dan berkuasa yang selingkuh, karena diekspos secara besar-besaran di TV, majalah, koran, dan berbagai situs berita lainnya.

5. Si penipu selalu sadar bahwa mereka mempertaruhkan hubungan utama mereka

7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap Pasanganilustrasi cincin pernikahan (unsplash.com/Scott Webb)

Sayangnya tidak. Bahkan, sebagian besar tidak menyadari fakta itu. Sebaliknya, mereka berada dalam gelembung gairah neurokimia yang didorong oleh fantasi (campuran dopamin, adrenalin, dan beberapa neurokimia terkait kesenangan dan kegembiraan lainnya). Dalam gelembung ini, mereka kehilangan jejak dunia nyata dan menganggap hanya fantasi yang penting.

Mereka tidak memikirkan kerugian yang mungkin mereka timbulkan terhadap pasangan dan keluarganya; mereka tidak berpikir akan ketahuan; mereka tidak memikirkan kemungkinan akan konsekuensi negatifnya. Entah bagaimana, tidak terpikir oleh mereka bahwa segalanya dapat serba salah bagi mereka.

6. Jika seseorang selingkuh sekali, maka mereka akan selingkuh lagi

7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap Pasanganilustrasi pasangan (unsplash.com/Charly Pn)

Mungkin, kecuali mereka mengambil tindakan drastis untuk mengubah pemikiran dan perilakunya. Karena ada juga yang serius ingin berhenti berselingkuh dan menyelamatkan hubungannya.

Biasanya, mereka yang berjuang di tahap awal ini, masih terlibat dalam penyangkalan tentang hal yang telah mereka lakukan dan rasa sakit yang mereka sebabkan. Seringkali, mereka ingin menyalahkan pasangannya atas perilakunya sendiri. Ditambah, mereka telah mengembangkan kebiasaan berbohong dan menyimpan rahasia untuk menutupi tindakannya.

Tak satu pun dari masalah ini dapat ditangani dalam semalam, tetapi semuanya dapat ditangani. Jika mereka serius dan berhasil, mereka bisa menjadi pria dan wanita yang berintegritas dalam semua aspek kehidupan—terutama hubungan romansanya.

7. Perselingkuhan secara otomatis merusak hubungan

7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap PasanganIlustrasi pasangan bertengkar. (unsplash.com/Eric Ward)

Tidak, karena faktanya, banyak pasangan mengatakan bahwa setelah berusaha menyembuhkan dan membangun kembali kepercayaan, hubungan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya. Memang, ada masa 'sebelum perselingkuhan' dan 'setelah perselingkuhan', dan perbedaan itu akan selalu ada.

Tetapi banyak pasangan masih mengatakan bahwa perselingkuhan adalah hal terbaik yang bisa terjadi, karena memaksa mereka untuk melihat serta mengatasi kekurangan pribadi dan hubungan mereka, dengan cara yang tidak akan mereka lakukan sebelumnya.

Idealnya, setelah memperbaiki diri, pihak yang selingkuh akan membangun pola kejujuran yang kuat dengan semua orang dalam hidupnya, dan dengan itu, dia menjadi lebih rentan dalam hubungan utamanya. Kerentanan yang baru ditemukan inilah yang menciptakan tingkat keintiman emosional yang sebelumnya tidak diketahui.

Jadi, bukan hanya penyembuhan yang mungkin terjadi tapi, keadaan yang lebih baik dari sebelumnya pun mungkin terjadi. 

Yang membuat hubungan hancur dalam kasus perselingkuhan rata-rata karena termakan stereotip. Padahal, lanjut-tidaknya suatu hubungan, ada di tangan pasangan itu sendiri. Jangan sampai harus berpisah hanya karena stereotip, tanpa mencoba solusi terbaik yang ada.

Baca Juga: 5 Tanda Samar Kamu sudah Melakukan Perselingkuhan Emosional, Bahaya!

Cynthia Dasmir Photo Verified Writer Cynthia Dasmir

Ravenclaw~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya