Surat untuk Kawan Lama: Maaf, Kini Kita Sudah Tak Sejalan Lagi

Kapan kita bisa saling melepaskan ego?

Hei kawan, bagaimana kabarmu? Sehat engkau di sana? Ah, canggung rasanya diri ini ingin menyapa, setelah bertahun lamanya tak bersua. Betapa hati ini ingin banyak bercerita, namun apa daya jarak dan waktu yang memisahkan kita. Engkau yang jauh di sana, sibuk menggapai hidup, menjalani keseharian menurut kemauanmu dan menjalani kehidupan sekehendakmu.

Teringat betapa kita dulu, menjalani hari-hari bersama hampir setiap waktu. Senyum dan tawa tak sanggup ditahan ketika mengenang masa-masa itu. Masa-masa ketika kita masih menjadi mahasiswa, masa yang penuh dengan tuntutan orangtua, tanggung jawab menuntut ilmu, sekaligus masa jahiliyyah yang penuh dengan hiruk-pikuk dunia anak muda.

Selain catatan dan buku-buku, uang saku menjadi senjata terpenting kita untuk mengarungi belantara kehidupan.

Surat untuk Kawan Lama: Maaf, Kini Kita Sudah Tak Sejalan LagiSumber Gambar: mirror.co.uk

Akhir bulan adalah ranjau sekaligus momen latihan bertahan hidup bagi mahasiswa. Tentunya latihan bertahan hidup ini berbeda dengan latihan para tentara, yang dilepas begitu saja di hutan belantara dengan peralatan seadanya. Beruntung bagi kita yang masih bisa tidur di kamar kost, ditemani dengan kasur tipis dan selimut sarung seadanya, masih bisa mandi dan buang hajat di tempat yang semestinya dan masih bisa melihat pemandangan bernyawa: para mahasiswi dengan paras elok rupawan. Semua terasa lengkap dan indah. Kekurangan kita hanya satu: sering kehabisan uang saku.

Kawan, ingatkah kau kebiasaan kita ketika terkungkung pada ranjau akhir bulan?

Surat untuk Kawan Lama: Maaf, Kini Kita Sudah Tak Sejalan LagiSumber Gambar: menjadianakkost.blogspot.com

Jangankan pergi makan di warung padang, makan di warteg dengan lauk seadanya pun mustahil untuk dilakukan. Solusinya? Tentu saja iuran untuk membeli sekardus mie instan sebagai bahan makanan, sekaligus menunggu kiriman datang. Alhasil rice cooker yang tadinya menganggur, tiba-tiba jadi berfungsi ganda: untuk menanak nasi dan memasak mie. Sampai hari ini, masih saja tak terbayang olehku, bagaimana perut kita bisa tahan berhari-hari hanya dengan “bermodalkan” mie plus nasi.

Atau, ketika cobaan bernama skripsi akhirnya datang menghampiri.

Surat untuk Kawan Lama: Maaf, Kini Kita Sudah Tak Sejalan LagiSumber Gambar: homeworkdoctors.com

Angkatan lama, semester akhir, adalah beberapa sebutan untuk memperhalus  julukan mahasiswa tua. Mahasiswa tua, yang kesehariannya hanya mondar-mandir di ruang dosen demi mendapatkan persetujuan judul skripsi, asistensi, atau sekedar konsultasi. Bak ruang praktek dokter dengan para pasiennya. Pada hari-hari tertentu ruangan itu menjadi semakin penuh dengan antrean mahasiswa. Ajaibnya, pasien-pasien ini menderita penyakit yang sama: galau skripsi level akut.

Baca Juga: Sahabat Berbagi Tangis dan Tawa Konyol: Ini 27 Hal yang Pasti Lupa Kamu Ucapkan Pada Sahabat Terbaikmu Hari Ini

Setelah sekian lama memeras otak serta tenaga, akhirnya mimpi menjadi sarjana menjadi nyata.

dm-player
Surat untuk Kawan Lama: Maaf, Kini Kita Sudah Tak Sejalan LagiSumber Gambar: graddiary.com

Hingga tibalah hari di mana kita akhirnya bisa merasa puas dan berbangga diri, berhasil meraih gelar sarjana yang telah lama kita impikan. Senang, puas, bangga, terharu, semuanya bercampur jadi satu. Dan kita pun mulai sadar, bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, kelulusan ini justru merupakan sebuah permulaan. Ya! Permulaan mengarungi arus kehidupan yang sesungguhnya.

Namun setelahnya, kita justru semakin menjaga jarak. Mengambil jalan berbeda 'tuk meraih sukses selanjutnya.

Surat untuk Kawan Lama: Maaf, Kini Kita Sudah Tak Sejalan LagiSumber Gambar: universityprimetime.com

Awalnya tak ada yang salah dengan diri kita. Kita masih sering berjalan bersama, bahkan beberapa kali melamar ke perusahaan yang sama. Tapi entah mengapa berminggu-minggu setelah wisuda, kita saling menjaga jarak—padahal kita masih berada dalam kost-kostan yang sama. Hingga pada akhirnya kita saling berpisah karena tuntutan pekerjaan. Dan belakangan kuketahui, engkau memilih jalanmu sendiri, memilih tujuan hidupmu sendiri, yang aku tak tahu mengapa begitu sulit aku pahami.

Komunikasi antara kita lambat laun semakin jarang, sampai-sampai hampir menghilang..

Surat untuk Kawan Lama: Maaf, Kini Kita Sudah Tak Sejalan LagiSumber Gambar: thornleyfallis.com

Entah mengapa ini terjadi. Apakah diri ini tak bisa menahan diri? Menahan ego pribadi? Hingga kita berdua sama sekali tak bisa menghormati keputusan masing-masing. Mudah ditebak: kebingungan ini membuat kita semakin jarang berkomunikasi hingga lama-lama menghilang. Rasa canggung perlahan mulai menghampiri. Bahkan untuk sekedar say hello di sosial media pun jarang kita lakukan.

Kuhormati pilihanmu, namun maaf, kita tak lagi sejalan.

Surat untuk Kawan Lama: Maaf, Kini Kita Sudah Tak Sejalan LagiSumber Gambar: nyaralunk.hu

Masing-masing dari kita memiliki jalan dan tujuan sendiri. Lagipula, aku tak berhak memaksakan kehendak. Aku memilih jalanku sendiri yang menurutku baik bagiku, dan kau memilih jalanmu sendiri yang menurutmu baik bagimu. Maaf kawan, kita tak lagi sejalan.

Meski begitu, kau tetaplah sahabatku. Semoga sukses selalu untukmu, untuk kita. Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu, setelah masing-masing dari kita sudah dapat melepaskan ego pribadi. Tak inginkah kau mengenang keakraban kita pada masa-masa kuliah dulu? Kutunggu kau sahabat...

Baca Juga: Untuk Sahabat Sejatiku, Kuharap Kau Mau Membaca Seuntai Ucapan Terima Kasihku Ini

Topik:

Berita Terkini Lainnya