Meski tak berdarah, tapi luka akibat kata-kata sering kali tak kalah sakit dibanding luka fisik. Itu sebabnya, mulut benar-benar harus dijaga. Terutama terhadap orang yang kamu sayang.
Jangan karena emosi sesaat, kamu sampai melontarkan kata-kata yang bakal kamu sesali. Karena memicu bubarnya jalinan asmara yang telah kamu bina selama ini, berikut beberapa contoh jenis ucapan yang mesti kamu hindari!
Ucapan seperti ini sering terlontar ketika kamu sedang mengalami konflik terhadap pasangan. Sayangnya, terkadang ucapan ini gak benar-benar kamu pikirkan dengan matang. Terbutakan oleh amarah dan rasa sedih, kamu merasa kalau hubungan kalian tak bisa dilanjutkan lagi. Padahal, dalam hatimu sebenarnya gak benar-benar ingin berpisah.
Ada pula yang menggunakan kalimat pisah sebagai gertak sambal. Supaya pasangan lebih peka, atau mau menuruti keinginanmu, maka terlontarlah ancaman pisah.
Sadar gak, sih, kalau ucapan tersebut bisa membuat pasangan jadi gak merasa aman berhubungan denganmu. Karena tiap ada masalah sedikit, selalu mintanya pisah. Dia pun jadi merasa tak dihargai. Kalau dia sudah sampai jengah, dan akhirnya minta pisah betulan, hayo, kamu yang menyesal, kan?
Saling percaya adalah salah satu kunci hubungan asmara yang baik. Bila tak ada kepercayaan, hubunganmu akan rentan dengan konflik karena selalu dipenuhi rasa curiga.
Ketika ada gelagat pasangan yang kamu curigai, jangan serta merta menuduhnya pembohong. Apalagi jika kecurigaanmu baru pertama kali terjadi. Sebelum-sebelumnya, dia selalu menunjukkan integritas yang baik.
Alih-alih menyebutnya tukang bohong, coba berusaha dengarkan lebih seksama penjelasannya. Asal tuduh, apalagi sampai mencap dirinya sering bohong, bakal merusak harga diri, terutama jika dia memang jujur, dan masalah kalian cuma gara-gara salah paham.
Mengucapkan kalimat tersebut, sama saja kamu sudah melakukan gaslighting. Tak hanya bikin pasanganmu gak merasa didengar, tapi juga membuatnya meragukan validitas perasaannya sendiri.
Ucapan seperti itu, yang kerap membuat pasangan jadi bersikap tertutup. Karena respons yang kamu berikan ketika ia berusaha terbuka terhadap ketidaknyamanan dari sikapmu, gak mengenakkan. Bukannya kamu jadikan bahan introspeksi diri, malah bikin pasangan jadi di pihak bersalah.
“Kamu selalu deh begitu, kalau datang telat”
“Kamu emang gak pernah peduli sama aku”
Dua kata pamungkas yang sering terlontar saat pasangan sedang bertengkar, atau ketika salah satu pasangan tak merasa puas. Padahal semenjak hubungan, baru dua kali telat, tapi dibilangnya “selalu”. Padahal sudah banyak perhatian yang telah diberikan ke kamu, tapi giliran keliru sedikit, perbuatan baiknya yang lalu-lalu seolah-olah tak pernah terjadi.
Dua kata tadi, ketika diucapkan, termasuk pembunuhan karakter. Seperti tak ada harapan lagi bagi sifatnya yang salah tadi. Padahal, penilaianmu itu jauh banget dari objektif.
Hati-hati, lho, perkataan seperti itu dapat membuat pasangan jadi ‘malas’ atau cuek. Karena dia berpikir, mindset-mu sudah ajek, bahwa sikapnya akan selamanya seperti itu. Jadi, ngapain berusaha membuktikan cintanya padamu lagi.
Jenis komunikasi di atas merupakan tipe pasif agresif, dan sebaiknya dijauhi. Karena perkataan demikian, akan membuat pasanganmu jadi tertekan. Dan itu sama saja seperti emotional blackmail.
Sebagai sama-sama orang dewasa, harusnya hubungan tak membuat salah satu pihak merasa terpaksa. Apa pun yang dilakukan, mestinya atas dasar dorongan diri atau kesadaran pribadi. Bukan karena demi ‘pembuktian cinta’, yang sebenarnya adalah caramu memanipulasi, supaya dia melakukan apa yang kamu minta.
Bila kamu sering mengucapkan perkataan yang telah dicontohkan tadi, sebaiknya cepat sadar, deh. Karena kalau terus berlangsung, bisa membuat pasangan jadi jengah dan memilih pisah. Asmaramu jadi bubar!