Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Jenis Pengkhianatan yang Dapat Menghancurkan Hubungan Pernikahanmu

ilustrasi pengkhianatan fisik (pexels.com/Keira Burton)

Semua orang pasti menginginkan pernikahannya berjalan mulus tanpa adanya pertikaian atau pengkhianatan. Namun, meski pernikahan itu didasari ikatan kepercayaan, pengertian, dan komitmen, tak jarang, hubungan tersebut diuji oleh berbagai bentuk pengkhianatan yang dapat menghancurkan fondasi hubungan pernikahan yang telah dibangun.

Dalam artikel ini, kamu akan mengenal tiga jenis pengkhianatan yang dapat mengancam keberlangsungan hubungan pernikahanmu, apa saja, ya? Simak penjelasannya di bawah ini. 

1. Pengkhianatan emosional

ilustrasi pengkhianatan emosional (pexels.com/Timur Weber)

Pengkhianatan emosional terjadi ketika salah satu pasangan mengalihkan perhatian, dukungan, dan koneksi emosionalnya kepada orang lain di luar ikatan pernikahannya. Hal ini seringkali membuatnya terlibat dalam hubungan yang tidak sehat secara emosional dengan orang lain, di mana orang tersebut mungkin berbagi perasaan intim atau menemukan kenyamanan emosional yang seharusnya hanya untuk pasangannya.

Akibatnya, hubungan menjadi rusak, baik dalam hal kepercayaan dan keterbukaan di antara kamu dan pasangan, sehingga menciptakan celah terhadap konflik dan keretakan yang sulit untuk diperbaiki. Pengkhianatan emosional dalam hubungan dapat mengancam fondasi hubungan, memicu ketidakamanan, dan menimbulkan perasaan pengkhianatan yang mendalam.

2. Pengkhianatan fisik

ilustrasi pengkhianatan fisik (pexels.com/Keira Burton)

Pengkhianatan fisik menjadi jenis pengkhianatan yang paling umum terjadi, di mana salah satu atau kedua pasangan terlibat dalam hubungan intim dengan orang lain di luar batas pernikahannya. Dampaknya tidak hanya rasa sakit dan pengkhianatan mendalam yang dirasakan oleh pasangan yang dikhianati, tetapi juga akan sangat berdampak pada kesehatan, seperti penularan penyakit menular seksual.

Proses pemulihan dari pengkhianatan ini juga memerlukan lebih dari sekadar komunikasi yang jujur, juga memerlukan penyesalan yang tulus dari pelaku pengkhianatan, serta kesediaan dari kedua belah pihak untuk membangun kembali kepercayaan yang telah dirusak.

3. Pengkhianatan finansial

ilustrasi pengkhianatan finansial (pexels.com/Lukas)

Pengkhianatan finansial adalah tindakan yang terjadi ketika salah satu dari kedua pasangan dalam hubungan pernikahan menyembunyikan, mengalihkan, atau mengelola aset keuangan tanpa memberitahukan atau mendapatkan persetujuan dari pasangan yang lain.

Bentuk pengkhianatan ini dapat bervariasi, mulai dari menyembunyikan utang pribadi, membuat investasi besar tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan pasangan, hingga mengatur uang tanpa memberikan transparansi mengenai pengeluaran dan pemasukan.

Dampak dari pengkhianatan finansial ini tidak hanya sebatas pada kerusakan kepercayaan di antara pasangan, tetapi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan keuangan yang signifikan dalam hubungan pernikahan, seperti krisis keuangan, ketegangan finansial, bahkan kemungkinan terjadinya konflik yang lebih besar.

Oleh karena itu, sebagai pasangan, dibutuhkan komunikasi yang terbuka dalam mengelola keuangan, dan pembangunan kembali kepercayaan serta kerja sama yang kuat dalam mengelola masalah keuangan bersama-sama.

Dalam sebuah hubungan pernikahan, pengkhianatan memang tak bisa dihindari, namun dalam menghadapinya, dibutuhkan komunikasi terbuka dan jujur serta komitmen untuk memperbaiki hubungan tersebut.

Pasangan harus bersedia bekerja sama untuk memahami akar masalah, memperbaiki kepercayaan yang rusak, dan membangun kembali fondasi yang kuat. Dengan begitu, kamu dapat memulihkan hubungan pernikahan dan menjadi lebih kuat setelah menghadapi pengkhianatan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us