Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jika Disuruh Memilih, Mana yang Akan Kamu Pilih: Dikhianati Atau Mengkhianati?

weheartit.com

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Jika kau diberi pilihan, mana yang lebih baik antara dikhianati atau mengkhianati? Disakiti atau menyakiti? Dilukai atau melukai? Sudah hakikat manusia untuk memilih. Coba renungkan pilihanmu itu setelah membaca tulisan ini.

Pilihan pertama: Dikhianati.

Default Image IDN

Dusta! Kalau kau berkata “Biarlah aku yang kecewa, selama kau bahagia,”. Benarkah? Lidahmu berbohong. Aku tahu itu. Coba lihat! Saat ini, hatimu sedang terpuruk dalam kegelapan sunyi gelap. Meratapi kehilangan sebuah kepercayaan, kesetiaan, kasih sayang, dan kehilangan sesuatu yang paling dianggapnya penting, makhluk “suci” yang bernama cinta. Mereka semua pergi dengan meninggalkan luka yang tak berdarah, tapi dahsyat sakitnya. Lidah dan pikiranmu bersekongkol untuk menutupi aib yang kau ciptakan sendiri.

Kesalahan fatal, jika ada yang rela dirinya dijatuhkan dalam lubang patah hati. Siapa yang mau hatinya terluka dan tersayat? Bukankah tujuanmu melukis kisah cinta untuk mengharap kebahagiaan? Lalu mengapa kau harus membohongi luka hati itu dengan kemunafikan? Aku kasihan padamu.

Jika pilihanmu adalah menganggap baik sebuah pengkhianatan, luka, dan patah hati, maka aku hanya bisa mengatakan, “Makan semua dusta itu, cerna dalam perutmu, jangan keluarkan, dan biarkan ia tetap tinggal hingga kau menemui ajal!”.

Ayolah kawan, buat dunia ini menjadi wahana curahan hati yang membebaskan jiwa dari belenggu kemunafikan. Biarkan semua tahu bahwa kau sedang terluka. Untuk apa kau tutupi kesedihan itu? Teriakan jeritanmu dengan lantang tepat pada telinganya, dan katakan bahwa “AKU KECEWA!!!”.

Pilihan Kedua: Mengkhianati.

Default Image IDN

Bodoh! Kau sebut pelarian ini adalah sebuah kesenangan. Lihat saja nanti. Dirimu akan merasakannya. Kekosongan. Biarkan kehilangan menggerogoti jiwamu kelak. Dia yang kau khianati, sakiti, dan lukai akan berada di samping orang yang lebih baik darimu. Dengan tatapan penyesalan, kau melihat mereka bahagia di atas kesalahan yang telah kau perbuat.

Di balik perilaku manis itu, tersimpan muslihat yang terlalu kejam dan bengis untuk diceritakan. Setelah kau hidup dalam singgasana hati seseorang, menjadi raja bertahta kasih sayang, menguasai jiwa dan raganya, lalu kau tinggalkan dengan percuma hanya karena sebuah kesenangan yang sia-sia.

Seorang manusia tak berdosa yang menyimpan cinta kasihnya untuk sebuah permainan belaka lebih mengkhawatirkan dibanding dengan seorang pengemis yang mengaduk tong sampah yang hanya sekadar mencari sesuap nasi. Dan lebih merana dibanding dengan seorang anak yang kehilangan ibunya di tengah kerumunan orang.

Andai di akhir nanti kau meronta-ronta memohon untuk sebuah penyesalan, tak akan pernah kembali hati yang kau buang itu. Bermainlah saja sampai kau lelah dengan kehampaan. Sampai dalam perjalanan hidup yang sementara ini tak kau temui arti dari sebuah kesetiaan dan ketulusan.

Dan inilah kisahku, yang pernah merasakan bagaimana rasanya dikhianati dan mengkhianati.

Default Image IDN

Maaf jika setiap kata yang penuh makna sensitif baik yang tersurat maupun tersirat, kurang berkenan bagi siapa saja yang membaca tulisan ini. Bukan maksud untuk merendahkan atau memprovokasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Jauh dalam lubuk hati yang paling dalam, tujuanku mengatakan semua itu, semata-mata untuk mengingatkan kepada pemuja asmara bahwa dalam kenyataannya cinta tak selamanya indah. Ada kalanya cinta hadir dengan wujud yang lebih menakutkan dibanding kematian.

Dikhianati atau mengkhianati, disakiti atau menyakiti, dan terluka atau melukai, semua itu pernah terjadi dalam riwayat hidupku kelam. Kisah cinta di masa lalu yang tak mungkin bisa kembali lagi kurasakan, menggoreskan tinta penyesalan yang ditulis oleh pena kesalahan dan tertera dalam catatan kehidupan.

Di masa lalu, aku pernah menjalin tali asmara bersama dengan seorang gadis yang ku anggap permata dunia. Sudah tiga tahun kami mengukir relief canda-tawa, serta suka-duka dengan kasih dan sayang sebagai tokohnya. Aku percaya dia, dan dia pun percaya kepadaku. Kami saling percaya atas nama kesetiaan. Namun, malam gelap itu datang membongkar semua tipu daya yang kekasihku sembunyikan.

Pesan dalam ponselku mengabarkan rahasia sebuah kepalsuan. Lara jiwa dan getir raga ini menjadi saksi tragedi pengkhianatan yang tak pernah terbayangkan. Terkutuklah kau janji setia! Sakit sekali ternyata. Biarlah air mata mengalir menyingkirkan duka.

Aku mencari pelarian. Singgah pada beberapa hati wanita. Masa bodoh dengan kesetiaan. Ia hanya mitos yang tak pernah ada dalam sejarah kehidupan. Lubang luka masih terbuka. Hanya kesenangan belaka yang bisa menutupinya, anggapku. Kian hari berlalu penuh kehampaan.

Satu persatu pisau cinta palsuku melukai banyak perasaan wanita. Mereka mengutukku! Cukup! Hentikan! Aku sudah muak dengan kesalahan ini. Kukira pelarian cinta akan membawaku dalam kebahagiaan. Ternyata dusta. Tak sedikitpun itu kurasakan.

Sebagai hikmah yang kurenungi di penghujung muhasabah malam, takkan pernah kuulangi semua itu. Sekali lagi jika aku harus memilih mana yang lebih baik? Pilihanku adalah untuk tidak pernah terlahirkan di dunia ini. Ketiadaan tak memiliki hak untuk memilih. Sampai saat ini, belum pernah kuraba halusnya kasih, hangatnya sayang, dan eloknya cinta. Mungkin semua itu hanya mitos belaka.

 

#CintaDalamKata

Default Image IDN
Share
Topics
Editorial Team
Tio Andito
EditorTio Andito
Follow Us