Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mengapa Lebih Baik Mendengarkan Saat Teman Curhat

Ilustrasi orang yang sedang curhat (Pexels.com/Liza Summer)

Selama ini kegiatan apa yang kamu lakukan saat temanmu sedang curhat? Apakah kamu tipe teman yang mendengarkan dengan saksama atau justru kamu teman yang gemar bercerita balik seolah kurang empati? Nah, jika kamu masuk tipe yang kedua, ada baiknya kamu segera introspeksi diri. 

Saat temanmu ada masalah tentu dia hanya perlu pendengar yang rela meluangkan waktu untuk tempatnya berkeluh kesah. Sebagai teman yang baik, harusnya kamu bisa menjaga sikap dan diam mendengarkan tanpa mengeluarkan kalimat yang gak dibutuhkan. Biar makin jelas, berikut lima alasan mengapa kamu lebih baik diam mendengarkan saat temanmu sedang curhat. Keep reading! 

1. Sikap diammu menandakan kamu turut berempati

Ilustrasi orang yang sedang curhat (Pexels.com/Liza Summer)

Orang yang curhat kepadamu sesungguhnya hanya perlu tempat meluap. Mereka perlu tempat yang bisa membuatnya merasa aman dan lebih tenang. Sikap diam mendengarkan bisa jadi salah satu tanda bahwa kamu berempati pada kisah yang sedang temanmu bicarakan.

Berbeda hal jika saat temanmu bercerita tetapi kamu justru membandingkan nasibmu dengannya atau justru mengatakan ada yang lebih menderita selain dia. Percayalah, meski tampak sepele hal tersebut justru bisa membuat mental temanmu terganggu. Orang yang ada masalah sesungguhnya hanya perlu tempat bercerita, bukan teman yang menyuruhnya untuk bersyukur di tengah pergulatan batin yang dirasakannya. 

2. Temanmu akan merasa dihargai saat ceritanya gak kamu sela

Dua wanita berbincang (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Pernahkah kamu merasakan ceritamu disela oleh orang lain? Jika pernah, bagaimana rasanya? Tentu perasaan kurang nyaman dan merasa kurang dihargai 'kan? Diam dan mendengarkan adalah dua sikap yang menunjukkan penghargaanmu terhadap cerita orang lain.

Saat orang lain sedang curhat sebaiknya kamu jangan sibuk memainkan HP, sibuk dengan pikiranmu sendiri atau sibuk melihat putaran jarum jam. Sebosan apa pun kamu dengan ceritanya, usahakan untuk tetap menunjukkan sikap hormat dan sopan. Lagi pula menolong orang yang sedang kesusahan juga gak ada ruginya 'kan? 

3. Kamu juga bisa menangkap pelajaran dari kisah temanmu

Dua wanita sedang berbincang (pexels.com/Liza Summer)

Di bumi ini segala sesuatu membawa pelajarannya sendiri-sendiri. Tugas kita adalah menemukan pelajaran tersembunyi dari peristiwa yang ada di sekitar kita. Kita harus mengingat bahwa pengalaman itu gak cuma bisa didapat dari kisah yang kita alami sendiri. Ada juga pengalaman yang bisa diperoleh dari kisah hidup orang lain.

Mendengarkan curhatan temanmu dengan saksama secara gak langsung juga menambah pengalamanmu. Jika kamu berhasil menangkap hikmah dari masalahnya, bisa jadi kamu akan jauh lebih siap jika masalah yang sama terjadi padamu sewaktu-waktu. Dari pengalaman orang lain kita juga bisa belajar untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dan punya banyak bekal untuk menjalani hidup ke depan. 

4. Beban pikiran teman yang curhat denganmu bisa sedikit berkurang

Seorang wanita sedang bersedih (pexels.com/Polina Zimmerman)

Sikap diam dan mendengarkan sesungguhnya adalah hal yang pasti diharapkan setiap orang yang curhat pada temannya. Sikap demikian mampu membuat temanmu merasa jauh lebih lega saat sedang meluapkan isi kepala dan unek-unek yang disimpannya. 

Berbeda hal jika kamu justru bersikap sebagai penasihat dadakan. Percayalah, kalimat semangat maupun nasihat sama sekali gak diperlukan saat temanmu sedang sedih-sedihnya. Beri mereka ruang untuk meluapkan perasaannya dan tugasmu cukup jadi pendengar yang baik saja. 

5. Kalimat bijak yang salah tempat justru bisa membuat temanmu tambah stres

ilustrasi sedih (pexels.com/RODNAE Productions)

Kamu pasti punya setidaknya satu teman yang dengan santainya mengucap kalimat bijak saat kamu sedang dalam kondisi hancur dan gak tahu arah. Alih-alih membuatmu termotivasi untuk melanjutkan hidup, kadang ucapan bijaknya justru membuat mentalmu makin terganggu. Sikapnya yang seolah menggampangkan segala masalah membuatmu merasa gagal dalam menjalani kehidupanmu. 

Nah, sebagai teman yang baik kamu harusnya paham kapan bisa mengambil peran sebagai motivator dan penyemangat dalam hidup orang lain. Gak boleh sembarangan, motivasi yang salah tempat dan waktu justru bisa menjadi toksik untuk temanmu. Oleh karena itu, ada baiknya kamu hanya diam dan mendengarkan saja saat temanmu sedang curhat mengenai masalah hidupnya terlebih jika temanmu sama sekali gak meminta saran maupun pendapat.

Menjadi tempat curhat orang lain memang kadang posisinya serba salah. Namun, saat kamu bisa menjalankan peran itu dengan baik nantinya temanmu akan menganggapmu sebagai orang yang penting dalam hidupnya. Gimana, yakin kamu gak mau dianggap penting dalam hidup orang lain? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us