Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Perbedaan Open Relationship dan Friend with Benefit, Apa Saja?

ilustrasi perbedaan open relationship dan friend with benefit (pexels.com/Phil Nguyen)
Intinya sih...
  • Definisi dasar, apa itu open relationship dan FWB?Open relationship adalah hubungan romantis dengan keterbukaan seksual dan emosional di luar pasangan inti. Sementara FWB adalah hubungan non-komitmen dengan tujuan kesenangan fisik tanpa ekspektasi romantis.
  • Komitmen dan ekspektasi emosionalDalam open relationship, komitmen emosional tetap ada, sementara dalam FWB tidak ada komitmen tersebut. Open relationship merupakan kompromi antara komitmen dan keinginan untuk eksplorasi seksual.
  • Dinamika sosial dan kejujuranOpen relationship membutuhkan tingkat komunikasi dan kejujuran yang tinggi, sedangkan FWB lebih fokus pada kenyamanan fisik tanpa komitmen emosional.

Dalam dunia modern yang serba terbuka, konsep hubungan juga semakin beragam. Banyak orang mulai mengeksplorasi jenis hubungan di luar model tradisional, seperti open relationship dan friend with benefit (FWB). Meskipun sering terdengar mirip, perbedaan open relationship dan friend with benefit sebenarnya cukup signifikan, lho.

Melalui artikel ini, kamu jadi bisa melihat perbedaan keduanya dengan lebih jelas. Disimak, ya!        


1. Definisi dasar, apa itu open relationship dan FWB?

ilustrasi friends with benefit (pexels.com/Catherine Vu)

Open relationship adalah hubungan romantis di mana pasangan sepakat untuk menjalin koneksi seksual atau emosional dengan orang lain di luar hubungan utama mereka. Hubungan ini tetap melibatkan komitmen emosional antar pasangan inti, namun memberi ruang untuk menjalin pengalaman seksual atau romantis dengan pihak ketiga. Biasanya, keterbukaan dan kejujuran menjadi fondasi utama dalam open relationship.

Sebaliknya, friend with benefit adalah hubungan non-komitmen di mana dua orang yang saling mengenal secara sosial juga melakukan aktivitas seksual tanpa keterlibatan emosional yang dalam. Hubungan ini gak memiliki ekspektasi untuk berkembang menjadi hubungan romantis. Tujuan utamanya adalah kesenangan fisik dan kenyamanan tanpa beban komitmen.


2. Komitmen dan ekspektasi emosional

ilustrasi pasangan yang menjaga komitmen (pexels.com/Andrea Piacquadio )

Dalam open relationship, walaupun ada kebebasan seksual, komitmen emosional tetap menjadi inti dari hubungan tersebut. Kamu dan pasangan tetap menjalani hidup sebagai pasangan utama, berbagi emosi, dukungan, bahkan tujuan masa depan. Bentuk hubungan ini bisa dikatakan sebagai kompromi antara kebutuhan akan komitmen dan keinginan untuk eksplorasi seksual.

Sementara itu, dalam FWB, komitmen emosional bukanlah bagian dari kesepakatan. Kamu dan temanmu hanya terhubung untuk kepentingan fisik. Kalau ada satu pihak yang mulai terlibat secara emosional, biasanya hubungan ini akan menjadi rumit atau bahkan berakhir, duh! 


3. Dinamika sosial dan kejujuran

ilustrasi pasangan yang bicara jujur satu sama lain (pexels.com/Fernanda da Silva Lopes)
ilustrasi pasangan yang bicara jujur satu sama lain (pexels.com/Fernanda da Silva Lopes)

Hubungan open relationship membutuhkan tingkat komunikasi dan kejujuran yang tinggi. Kamu dan pasangan harus membicarakan batasan, aturan, dan ekspektasi secara terbuka. Banyak pasangan dalam hubungan ini menetapkan kesepakatan tertentu, seperti gak menginap dengan pihak ketiga atau gak menjalin hubungan emosional dengan orang lain. Yang terpenting, hubungan kamu dengan pasangan inti harus tetap stabil.

Dalam FWB, percakapan seperti itu biasanya gak terlalu dalam. Komunikasi memang tetap penting, tapi lebih fokus pada kenyamanan dan batasan fisik saat bersama. Karena gak ada komitmen romantis, diskusi emosional atau masa depan biasanya dihindari. Hubungan ini berjalan selama kedua pihak merasa nyaman dan gak menginginkan perubahan status, ya.


4. Risiko emosional dan potensi konflik

Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Pixabay)

Kamu harus tahu bahwa open relationship bisa menimbulkan rasa cemburu atau konflik emosional jika komunikasi gak dijaga dengan baik. Walaupun pasangan sepakat untuk terbuka, perasaan manusia tetaplah kompleks. Tantangan terbesar adalah mengelola emosi saat pasangan berinteraksi dengan orang lain secara intim.

Sedangkan dalam FWB, risiko emosional muncul ketika satu pihak mulai menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar seks. Karena gak ada dasar komitmen, ketimpangan perasaan bisa menyebabkan sakit hati. Ini sering terjadi karena seks dapat memicu ikatan emosional, terutama jika dilakukan secara rutin dalam suasana yang akrab.


5. Tujuan dan harapan dari hubungan

ilustrasi friends with benefit (pexels.com/cottonbro studio)

Bagi kamu yang mempertimbangkan open relationship, biasanya ada tujuan untuk tetap menjaga hubungan jangka panjang sambil tetap memenuhi kebutuhan eksplorasi. Ini sering dipilih oleh pasangan yang sudah lama bersama dan merasa stabil, namun ingin mencoba sesuatu yang baru tanpa kehilangan ikatan utama.

Sedangkan FWB cenderung bersifat sementara dan gak memiliki tujuan jangka panjang. Hubungan ini lebih banyak digunakan sebagai pelarian dari kesepian atau pemenuhan kebutuhan fisik tanpa konsekuensi emosional. Kalau kamu berada di fase hidup di mana komitmen bukan prioritas, FWB bisa menjadi opsi yang dirasa lebih ringan.


6. Penerimaan sosial dan dampaknya

ilustrasi friends with benefit (pexels.com/Kate Andreeshcheva)

Masyarakat umumnya lebih mudah menerima open relationship jika pasangan tersebut terlihat saling mendukung dan terbuka. Komunitas tertentu bahkan menganggapnya sebagai bentuk hubungan dewasa yang memprioritaskan kejujuran dan komunikasi. Meski begitu, stigma tetap ada, terutama dari kalangan konservatif yang menganggapnya merusak nilai-nilai monogami.

FWB justru lebih sering disembunyikan karena dianggap tabu atau gak serius. Banyak yang melihat hubungan ini sebagai bentuk hook-up culture yang gak sehat, terutama jika dilakukan tanpa memahami batasan pribadi. Jika kamu menjalani FWB tanpa komunikasi yang jelas, dampaknya bisa negatif secara sosial dan psikologis.


7. Mana yang lebih sehat untuk kamu?

ilustrasi open relationship (pexels.com/cottonbro studio)

Kesehatan hubungan, baik fisik maupun mental, bergantung pada bagaimana kamu dan pasangan mengelola dinamika yang ada. Open relationship bisa sehat jika kamu dan pasangan saling percaya, terbuka, dan mengatur batasan yang jelas. Hubungan ini cenderung lebih stabil karena adanya komitmen emosional, meskipun tetap ada tantangan besar.

FWB bisa sehat juga, kok, asalkan kamu tahu apa yang kamu inginkan dan bisa menjaga perasaan tetap netral. Namun, hubungan ini sangat rentan terhadap konflik emosional yang muncul tiba-tiba. Kalau kamu cenderung mudah terikat secara emosional, FWB mungkin bukan pilihan terbaik untuk kamu.

Jadi, perbedaan open relationship dan friend with benefit terletak pada komitmen emosional, tujuan hubungan, dan tingkat komunikasi. Menentukan mana yang lebih tepat bukan soal benar atau salah, yang paling penting adalah kamu dan pihak lain memiliki kesepahaman yang jelas sejak awal. Kenali dirimu, dan tentukan sendiri arah hubungan yang paling sehat dan memuaskan, ya.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us