Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pertimbangan ketika Kencan dengan Orang yang Pernah Selingkuh

Mengencani orang yang pernah selingkuh di masa lalu (pexels.com/@rdne)

Memilih pasangan itu sebaiknya gak hanya dari penampilannya saja, namun juga dari kualitas diri seperti pribadinya. Terkadang, masa lalu juga menjadi syarat atau pertimbangan untuk menentukan apakah seseorang itu layak menjadi pendamping hidup. Gak selalu seseorang bisa menerima dan ikhlas dengan masa lalu pasangan, termasuk ketika mereka pernah memiliki riwayat berselingkuh dengan pasangannya yang lalu.

Hal ini perlu kamu pertimbangkan dengan matang, agar supaya gak menyesal dikemudian harinya. Dilansir dari Your Tango dan Dr Alexandra Solomon, inilah 5 pertimbangan yang perlu kamu pikirkan terkait kencan dengan pasangan yang pernah selingkuh!

1. Mereka mungkin takut akan komitmen

takut akan komitmen (pexels.com/@polina-zimmerman)

Setiap orang tentu menginginkan kepastian akan hubungannya. Gak adanya keseriusan hanya akan menimbulkan keraguan, apakah telah menyia-nyiakan waktu untuk hal ini. Fakta uniknya, mereka yang berselingkuh bisa jadi memiliki ketakutan akan komitmen.  Mitzi Bockman, seorang expertise life coach mengatakan pada YourTango,

"Saya memiliki klien yang telah berselingkuh dari setiap pacar yang pernah dia miliki. Dia ingin menjalin hubungan, tetapi dia tidak tahu bagaimana berada dalam hubungan yang sehat. Ketika seseorang terlalu dekat dan membuatnya merasa rentan, dia selingkuh. Begitu dia selingkuh, dia bisa meninggalkan hubungan dan tidak harus membahayakan kebahagiaannya"

Jadi jangan heran jika dia akan berkelit ketika kamu mulai membicarakan keseriusannya atau komitmen dalam hubungan. Ini bisa kamu jadikan pertimbangan, apalagi jika kamu memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius. 

2. Selingkuh adalah mekanisme koping mereka

Sekalinya selingkuh, akan selingkuh (pexels.com/@rdne)

Ada sebuah ungkapan bahwa peselingkuh, akan menjadi peselingkuh selamanya. Artinya, benar-benar gak ada harapan bahwa mereka yang pernah berselingkuh akan gak melakukannya lagi di kemudian hari. Akan tetapi, Mitzi Bockman berkata bahwa

"Seseorang yang pernah selingkuh sebelumnya mungkin melihat kehancuran yang dapat ditimbulkan oleh perselingkuhan bagi semua pihak, dan mereka mungkin bertekad untuk tidak pernah selingkuh lagi. Tapi jika kamu bersama seseorang yang pernah selingkuh, terutama jika itu lebih dari sekali, ketahuilah bahwa selingkuh mungkin merupakan mekanisme koping bagi mereka, dan bukan mekanisme yang sehat!"

Gak semua orang yang berselingkuh gak belajar dari masa lalunya. Jikalau kamu menerima mereka, maka kamu harus bersiap untuk 'mengajari' mereka bahwa ada cara penyelesaian masalah yang lebih sehat dan gak merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. 

3. Gak mengevaluasi kesalahan diri

Gak evaluasi diri (pexels.com/@jplenio)

Bukannya melakukan refleksi atau evaluasi diri, dia malah menyalahkan mantannya atas perilaku yang dilakukan. Alexandra H. Solomon, seorang guru dan terapis menyampaikan dalam website pribadinya, 

"Kesadaran diri relasional adalah tentang mengambil tanggung jawab untuk diri kita sendiri dalam melayani pertumbuhan dan penyembuhan. Dengan menyalahkan pasangan yang sulit atau hubungan yang tidak bahagia, orang ini tidak akan mampu mengintegrasikan bab perselingkuhan ke dalam kisah hidup mereka yang lebih besar. Mereka tidak akan belajar dari pelanggaran, menciptakan risiko mengulangi kesalahan yang sama"

Kamu bisa mempertimbangkan dia untuk menjadi pasanganmu di kemudian hari. Mungkin aja dia akan lebih banyak menyalahkanmu atas kekacauan atau permasalahan yang terjadi dalam hubungan kalian. 

4. Putus dengan gak damai, alias masih ada masalah dengan si mantan

Terganggu masa lalu (pexels.com/@reneasmussen)

Betapa nikmatnya ketika kita menjalin hubungan dengan seseorang yang telah berdamai dengan masa lalunya. Bayangkan ketika pasanganmu masih memiliki masa lalu yang belum usai, termasuk perasaan pada si mantan. Mitzi Bockmann menceritakan pengalaman klien yang ditanganinya kepada Your Tango

"Saya memiliki klien yang suaminya meninggalkannya setelah berselingkuh. Dia meninggalkannya, pindah dengan orang ini dan akhirnya menikah. Mereka telah bersama selama delapan tahun namun saling tidak akur, karena dia masih memiliki banyak kemarahan tentang bagaimana hal-hal turun. Jika mereka tidak bisa memperbaiki keadaan, mereka bisa setuju untuk bercerai dan hidup akan terus berjalan. Namun, itu tidak berhasil. Akibatnya, dia selalu marah padanya dan menganggap bahwa dia adalah istri yang buruk, dia mengabaikannya, dll. Jadi, karena perselingkuhan itu, klien saya dan mantannya masih memiliki hubungan yang kontroversial, yang pasti mengganggu kedua hubungan baru mereka"

Saat menjalin hubungan kelak, mungkin saja kamu akan dihantui oleh energi negatif yang datang dari masa lalu pasangan yang belum usai. Tentu hal ini membuatmu merasa gak nyaman. 

5. Kamu mungkin akan dihantui keraguan dan kecurigaan

Curiga (pexels.com/@andrew)

Kamu mungkin tanpa sadar akan berupaya untuk melindungi dirimu sendiri dari rasa sakit hati akan perselingkuhan. Hal ini akan ditampakkan pada perilaku yang penuh kecurigaan terhadap pasangan. Lama kelamaan, hal ini hanya akan menimbulkan rasa lelah. Mitzi Bockmann berkata,

"Saya memiliki klien yang terlibat dengan seseorang yang curang. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia adalah pria yang baik dan dia tidak akan pernah melakukannya lagi. Ketika hubungan itu berlanjut, dia mulai curiga bahwa dia mungkin melakukannya. Dia tidak mengatasinya secara langsung tetapi malah mencari-cari tanda atau bukti bahwa dia mungkin melakukannya. Seiring berjalannya waktu, dia mulai merasa semakin buruk tentang dirinya sendiri. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa jika dia selingkuh, dia pasti menemukan seseorang yang lebih baik darinya. Bahwa dia tidak cukup baik"

Itu dia 5 pertimbangan yang bisa kamu pikirkan sebelum memutuskan untuk berkencan bersama mereka yang sebelumnya pernah selingkuh. Bagaimana menurut pendapatmu?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
Putri Aisya
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us