Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Pertimbangan sebelum Nikah dengan Orang yang Kecanduan Judol

ilustrasi bertengkar
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Intinya sih...
  • Apakah ia menyadari dan mau berubah?
  • Bagaimana kondisi keuangannya saat ini?
  • Apakah ia sudah menjalani proses pemulihan atau terapi?
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menikah bukan sekadar menyatukan dua hati, tetapi juga menyatukan masa depan, tanggung jawab, dan perjalanan panjang yang penuh tantangan. Karena itu, keputusan untuk menikah harus dipikirkan dengan matang, terutama jika pasangan memiliki masalah serius seperti kecanduan judi online atau judol. Kecanduan ini bukan hanya soal hobi bermain game, tetapi perilaku yang dapat merusak keuangan, mengganggu kesehatan mental, dan merusak kepercayaan dalam hubungan.

Gak sedikit orang yang menyesal setelah menikah karena berharap pasangan akan berubah setelah resmi menjadi suami atau istri. Kenyataannya, pernikahan bukan obat ajaib yang bisa menyembuhkan kecanduan. Jika masalah ini tidak diselesaikan sejak awal, risiko konflik besar, hutang menumpuk, dan tekanan psikologis akan menghantui kehidupan rumah tangga. Setidaknya, ada enam pertimbangan sebelum nikah dengan orang yang kecanduan judol dan hal ini harus kamu perhatikan dengan cermat.

1. Apakah ia menyadari bahwa dirinya punya masalah dan mau berubah?

ilustrasi sepasang kekasih
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/SHVETS production)

Hal paling penting adalah melihat kesadaran pasangan terhadap kecanduannya. Jika ia masih menyangkal, menganggapnya biasa, atau marah ketika diajak bicara, itu tanda bahaya yang harus benar-benar kamu perhatikan. Perubahan hanya bisa terjadi ketika ia mengakui kesalahannya dan mau bertanggung jawab atas tindakannya. Sebaliknya, jika ia terbuka, mau meminta bantuan, dan menunjukkan usaha nyata untuk berhenti, itu menjadi awal yang baik. Tapi ingat, perubahan membutuhkan waktu dan proses panjang, bukan sekadar janji manis.

2. Bagaimana kondisi keuangannya saat ini?

ilustrasi dompet
ilustrasi dompet (pexels.com/EVG Kowalievska)

Judi online sering meninggalkan jejak berupa hutang, tagihan menumpuk, atau stres finansial jangka panjang. Pastikan kamu mengetahui situasi keuangannya dengan jujur dan transparan. Jangan buta hanya karena cinta, karena masalah uang bisa menghancurkan rumah tangga dalam sekejap. Tanyakan apakah ia punya pinjol, hutang kartu kredit, atau pinjaman ke orang lain. Jika kamu menikah tanpa mengetahui kondisi sebenarnya, kamu berisiko ikut menanggung beban yang bukan kamu buat.

3. Apakah ia sudah menjalani proses pemulihan atau terapi?

ilustrasi konsultasi
ilustrasi konsultasi (pexels.com/SHVETS production)

Kecanduan judol gak bisa hilang hanya dengan niat. Banyak kasus gagal karena pasangan hanya berhenti sementara lalu kambuh lagi. Cek apakah ia sudah menjalani langkah nyata seperti konseling, pendampingan psikologis, atau mengikuti komunitas pemulihan. Jika belum ada usaha konkret, kamu perlu berhati-hati. Pernikahan tidak seharusnya dimulai dengan harapan yang belum terbukti.

4. Bagaimana reaksi keluarganya terhadap masalah ini?

ilustrasi mengobrol
ilustrasi mengobrol (pexels.com/Edmond Dantès)

Dukungan keluarga sangat berpengaruh dalam proses pemulihan kecanduan. Jika keluarganya menyadari dan membantu menyelesaikan masalah, kamu tidak akan berjuang sendirian. Tetapi jika keluarganya justru menutupi, membela, atau bersikap gak peduli, ini akan semakin menyulitkan. Pernikahan menyatukan dua keluarga, jadi cara mereka menghadapi masalah juga harus dipertimbangkan.

5. Apakah kamu siap dengan risiko mental dan emosionalnya?

ilustrasi bertengkar
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Hidup dengan seseorang yang kecanduan judi berarti siap menghadapi ketidakstabilan emosi, kecemasan, bahkan ketakutan. Banyak pasangan yang akhirnya mengalami stres berat, depresi, atau kehilangan kepercayaan diri karena terus dibohongi dan dikecewakan. Tanyakan pada diri sendiri: apakah kamu benar-benar kuat menjalani kemungkinan terburuk? Jangan memaksakan diri hanya karena takut terlihat jahat atau tidak setia.

6. Apakah cinta itu cukup untuk mempertahankan hubungan ini?

ilustrasi sepasang kekasih
ilustrasi sepasang kekasih (unsplash.com/Laurent Gence)

Cinta saja gak akan cukup tanpa adanya komitmen, tanggung jawab, dan perubahan nyata. Pernikahan membutuhkan fondasi yang sehat, bukan sekadar perasaan hangat sesaat. Jika pasangan belum siap berubah, kamu berhak melindungi masa depanmu dan memilih jalan terbaik. Mencintai seseorang bukan berarti membiarkan dirimu terluka. Kadang, cinta terbesar adalah memberi ruang agar ia memperbaiki dirinya terlebih dahulu sebelum bersama membangun rumah tangga.

Menikah adalah keputusan besar dan perlu berhati-hati. Jangan menikah dengan harapan pasangan akan berubah setelah akad, karena perubahan harus dimulai sebelum pernikahan, bukan setelahnya. Kamu berhak mendapatkan hidup yang aman, bahagia, dan stabil. Oleh sebab itu, enam pertimbangan sebelum nikah dengan orang yang kecanduan judol perlu kamu ketahui dan pikirkan dengan cermat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

6 Pertimbangan sebelum Nikah dengan Orang yang Kecanduan Judol

02 Des 2025, 13:28 WIBLife