Kulari ke hutan kemudian menyanyiku…
Kulari ke pantai kemudian teriakku
Sepi… sepi dan sendiri aku benci
Ingin bingar aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat
Enyah saja engkau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera?
Atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?
5 Puisi Rangga dan Cinta AADC yang Romantis, Bikin Baper!

- Puisi Rangga dan Cinta dari film legendaris Ada Apa Dengan Cinta? karya Rako Prijanto dan M. Aan Mansyur.
- Puisi tersebut menyentuh pengalaman universal tentang cinta, rindu, dan kehilangan.
- Puisi-puisi ini bukan hanya tentang kisah mereka berdua, tapi juga tentang pengalaman pribadi penonton.
Ada Apa Dengan Cinta? merupakan salah satu film legendaris di era 2000-an yang membuat nama Dian Sastro dan Nicholas Saputra melekat dengan karakter Rangga dan Cinta hingga saat ini. Bukan hanya mengisahkan cerita cinta anak remaja, namun juga kisah persahabatan, rasa sakit, hingga kehilangan yang menguras emosi penonton.
Kini, dua nama itu kembali hidup dalam film Rangga & Cinta garapan Riri Riza. Tentu saja, gak lengkap rasanya jika mengenang kisah mereka tanpa kembali membaca puisi Rangga dan Cinta di film AADC. Puisi-puisi yang dulu membuat Cinta luluh, kini akan dibawakan oleh karakter Rangga yang diperankan El Putra Sarira.
Jadi, puisi Rangga dan Cinta apa saja yang muncul dalam AADC atau Ada Apa Dengan Cinta? Langsung cek list puisinya berikut ini, yuk!
1. Tentang Seseorang karya Rako Prijanto

2. Ada Apa Dengan Cinta? karya Rako Prijanto

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya.
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
Karena aku ingin kamu, itu saja.
3. Tidak Ada New York Hari Ini karya M. Aan Mansyur

Tidak ada New York hari ini
Tidak ada New York kemarin
Aku sendiri dan tidak berada di sini
semua orang adalah orang lain
Bahasa ibu adalah kamar tidurku
Kupeluk tubuh sendiri
Dan cinta, kau tak ingin aku
Mematikan mata lampu
Jendela terbuka
Dan masa lampau memasukiku sebagai angin
Meriang, meriang, aku meriang
Kau yang panas di kening, kau yang dingin dikenang
4. Batas karya M. Aan Mansyur

Semua perihal diciptakan sebagai batas
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain
Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin
Besok batas hari ini dan lusa
Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota
Bilik penjara, dan kantor walikota,
Juga rumahku, dan seluruh tempat di mana pernah ada kita
Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta
Resah di dadaku dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata
Begitu pula rindu
Antar pulau dan seorang petualang yang gila
Seperti penjahat dan kebaikan dihalang ruang dan undang-undang
Seorang ayah membelah anak dan ibunya dan sebaliknya
Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur
Apa kabar hari ini?
Lihat tanda tanya itu
Jurang antara kebodohan dan keinginanku
Memilikimu sekali lagi
5. Ketika Ada yang Bertanya tentang Cinta karya M. Aan Mansyur

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta
kau melihat langit membentang lapang
Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,
Aku melihat nasib manusia
Terkutuk hidup di bumi
Bersama jangkauan lengan mereka yang pendek
Dan kemauan mereka yang panjang
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta
Kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung
Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi
Dari mata peluru para pemburu
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
Aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa
Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri
Ketika ada yang bertanya tentang cinta,
Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata
Atau cukup ketidaksempurnaan kita?
Deretan puisi Rangga dan Cinta di film AADC ini bukan hanya tentang kisah mereka berdua, namun juga tentang kamu yang pernah mencintai, kehilangan, lalu belajar menerima dalam kesendirian. Dari kelima puisi di atas, mana nih yang paling relate banget dengan kisahmu?
FAQ seputar puisi Rangga dan Cinta
1. Siapa penulis puisi Rangga dan Cinta dalam film AADC?
Puisi dalam film Ada Apa Dengan Cinta? pertama ditulis oleh Rako Prijanto, sedangkan dalam AADC 2 ditulis oleh M. Aan Mansyur.
2. Apa yang membuat puisi Rangga dan Cinta masih relevan sampai sekarang?
Karena kata-kata dalam puisi tersebut menyentuh pengalaman universal, yaitu tentang cinta, rindu, dan kehilangan.
3. Apa hubungan antara puisi M. Aan Mansyur dan film AADC 2?
Puisi karya M. Aan Mansyur digunakan dalam film Ada Apa Dengan Cinta? 2 sebagai bentuk komunikasi emosional antara Rangga dan Cinta.