5 Tipe Orang yang Gak Enak Dijadikan Tempat Curhat, Hindari!

Pertama tentu tipe orang yang bukan merupakan pendengar yang baik. Namanya saja bukan pendengar yang baik, maka mereka tidak akan mendengarkan curhatanmu dengan baik. Mungkin mereka mendengar sambil lalu saja, bahkan matanya pun tidak berfokus padamu.

Atau mungkin mereka tampak seperti memperhatikan tapi sebenarnya tidak benar-benar mendengarkan. Akibatnya saat memberi saran pun jadi gak nyambung dengan apa yang sudah kamu katakan. Daripada capek sendiri karena harus mengulang-ulang curhatanmu dari awal lagi, lebih baik gak perlu curhat pada tipe orang seperti ini, deh!

Tipe yang satu ini sebenarnya punya niat yang baik. Ia ingin memberimu saran dan solusi untuk masalah yang kamu hadapi. Tapi sayang niatnya itu terlalu menggebu-gebu, sehingga ia terlalu cepat memberi saran. Akibatnya, sarannya pun bisa jadi gak sesuai buatmu.

Biasanya tipe seperti ini akan langsung memberi saran padahal ceritamu belum selesai. Bukannya bertanya lebih detail, mereka juga suka menarik kesimpulan sendiri. Memang sih, mereka patut dipuji karena punya niat membantu. Tapi lebih baik curhat pada orang lain yang lebih bijak dan sabar mendengarkan supaya sarannya bisa lebih cocok buatmu.

Ada pula tipe orang yang ketika dicurhati malah suka adu nasib, alias membanding-bandingkan keadaan. Misalnya ketika kamu curhat soal dosen yang galak, tipe yang satu ini biasanya akan berkata, "Ah kamu masih mending, dosenku malah lebih parah." Akhirnya, malah dia yang jadi curhat soal masalahnya sendiri.

Dibanding-bandingkan saat sedang curhat seperti itu bisa membuat kesal, dan itu wajar. Setiap orang punya masalahnya sendiri, jadi tak perlu dibandingkan dengan orang lain. Lagipula, tindakan seperti itu sangat tidak menghargai orang lain yang sedang bercerita. So, lebih baik hindari curhat dengan orang seperti itu.

Kamu juga kemungkinan besar akan kesal kalau saat kamu curhat, teman curhatmu malah menyalahkanmu atas masalah yang terjadi. Padahal jelas-jelas itu bukan kesalahanmu. Tindakan seperti itu disebut victim blaming, alias menyalahkan orang yang sebenarnya adalah korban dalam sebuah situasi.

Sebagai contoh, ketika seorang korban pelecehan seksual curhat soal kesedihannya, terkadang ada orang yang malah menyalahkan si korban karena dianggap "mengundang" terjadinya pelecehan. Jelas, bukannya membantu, tindakan seperti itu malah bisa membuat si korban semakin sedih dan stres.

Itulah sebabnya penting untuk curhat pada orang yang kamu kenal betul, sehingga kamu bisa menerka bagaimana pandangannya soal masalah yang kamu alami. Bahkan lebih bagus lagi kalau kamu bisa curhat pada orang yang sudah mengalami hal yang sama, sehingga ia pasti bisa lebih berempati dan bukan malah menyalahkanmu.

Last but not least, kamu tentu perlu menghindari curhat pada orang yang punya reputasi buruk dalam menyimpan rahasia. Ia bisa menyebarkan ceritamu pada orang-orang yang tidak berkepentingan. Bukannya selesai, masalahmu malah bisa makin rumit kalau itu terjadi.

Ada pula orang yang kerap menyebar rahasia tapi tanpa sengaja, alias keceplosan. Orang seperti itu pun sebaiknya tidak kamu jadikan tempat curhat. Maka sekali lagi, penting untuk curhat pada orang yang benar-benar kamu kenal, supaya kamu tahu apakah dia bisa menyimpan rahasia dengan baik atau tidak.

Itulah 5 tipe orang yang sebaiknya tidak kamu jadikan tempat curhat karena karakter mereka. Curhat memang penting buat kesehatan mental, tapi pastikan kamu melakukannya pada orang yang tepat. Jangan sampai sesi curhatmu tidak menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah baru!