Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Untukmu yang Tidak Pernah Mengerti Bahwa Aku Hanya Ingin Kamu Ada

Pixabay.com

Kamu..
Banyak kata yang tidak sampai aku nyatakan. Banyak kata yang tidak sempat aku utarakan.
Meski sampai saat ini masih ada rasa sesak yang aku simpan, meski hingga kini luka ini masih basah, tapi selalu saja rasa itu mengalahkan semuanya. Bahkan ketika kata-katamu mulai menyakiti, ketika sikapmu mulai menumbuhkan luka, tapi apa dayaku? Cinta itu mengalahkan sakitnya.

Jika boleh kukatakan, masih banyak rasa sakit yang tersimpan. Masih banyak sesak yang terasa. Bahkan, kejadian tempo lalu, itu masih saja menjadi bayangan nyata yang sulit untuk aku lupa. Ketika yang kuminta hanya waktu, tapi kecewa yang aku tuai. Ketika bahagia yang aku ingin, tapi luka yang aku bawa.

Kamu tahu? Aku masih dihujami kata-katamu yang menyakiti. Sikapmu yang dingin bahkan terkesan kasar. Sungguh, itu membuatku sangat sakit. Bahkan, sakitnya lebih parah dari rasa sakit yang kerap kali menghantui fisikku.

Namun apa kamu tahu?

Rasa itu tetap sama. Bahkan selalu utuh. Meski aku tak pernah tahu, apa rasa itu kau berikan secara utuh juga untukku atau tidak. Meski aku tidak pernah tahu, apakah aku ini memang ada di kehidupanmu atau tidak. Meski aku tidak pernah tahu, apa tulus yang  aku punya, sama tulusnya dengan yang kamu punya atau tidak.

Kamu, ketika realitas meresahkanku, aku memilih untuk diam. Ketika kenyataann menyesakkan, aku hanya memilih untuk bersendiri. Apa kamu merasakan jadi aku? Andai kamu tahu, betapa hanya satu yang aku mau ketika waktu semakin lahap menelanku dalam langit. Meski hanya satu,

Tapi itu sangat sulit. Jika kau mau memahami, sungguh, aku hanya ingin kamu ada. Ada ketika langit mulai menelanku perlahan. Tapi apalah aku? Aku hanya sesosok senja yang selalu berharap bertemu fajar. Tidak mungkin! Ya,  aku selalu merasa bahwa aku tak pernah menjadi penting untuk kehidupanmu. Bahkan mungkin, tidak akan terjadi apa-apa denganmu ketika langit benar-benar menelanku. Ketika aku menjadikanmu satu, kau menjadikan aku ke sekian.

Ya, aku tahu aku bukan siapa-siapa. Jadi, kamu lebih berkemungkinan besar untuk memilih pergi jauh daripada menemuiku atau sekadar menemaniku. Ketika yang aku harap lebih, tapi yang kau beri, tak sama sekali. Jika boleh aku protes, aku ingin memaki. Kenapa kamu tak pernah memahami?  Kamu lebih memilih pergi bersama orang lain, disaat aku benar-benar ingin kamu. Bahkan meski jarak sudah sedekat nadi, kau lebih memilih pergi.

Sungguh.
Jika boleh aku bicara, aku kecewa. Kecewa karena penjagaanku kamu balas selalu saja dengan kecewa. Apakah aku salah? Apa aku terlalu menuntut? Apa aku terlalu egois? Apakah tidak bisa sedikit saja aku berharap, dan harapan itu, kamu kabulkan?


Jika boleh aku berharap dan meminta, sungguh, tidak bisakah kau luangkan sedikit lebih lama waktumu untukku? Tidak bisakah kau sdikit menuai waktu untuk memahamiku? Jika kamu bisa pergi bersama oranglain, bahkan sampai pergi jauh dan mencederai kesibukanmu, kenapa kau tidak bisa meluangkan waktumu untukku? Seringkali aku menunggu, tapi apa yang aku tunggu selalu saja menuai luka. Aku hanya ingin sedikit waktumu. Jika kamu tak bisa lama, tidak bisakah kamu meluangkan sedikit saja waktumu untukku sebelum aku benar-benar terlelap ditelan langit? Sungguh, untuk saat ini, aku hanya ingin waktumu. Meski hanya sekejap pandangan mata, hingga akhirnya mataku benar-benar tak sanggup lagi memandang.

Salam rindu dariku, wanita yang selalu memiliki perasaan sama, betapa banyaknya pun luka

Jika suatu saat mataku sudah terpejam sebelum memandangmu, maka kumohon, tetap ingat aku dalam mimpimu. Jika nantinya waktu tak memberi ruang untuk menyatukan aku dan kamu, bahkan ketika aku sudah benar-benar ditelan oleh langit, perasaan ini akan tetap utuh. Kamu menjadi satu-satunya orang yang aku minta ketika ribuan orang banyak meminta.

Kutulis ini lengkap bersama sakit, cinta, kasih, sayang, hingga pelukan yang aku rindu. Semoga sampai, kau baca dan kau pahami sebelum aku terlelap.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Silvi Novitasari
EditorSilvi Novitasari
Follow Us