5 Penyebab Kamu Sering Jadi Korban Ghosting, Coba Introspeksi Dulu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ditinggal waktu sudah terlanjur sayang memang bukan perkara mudah. Apalagi jika kamu ditinggal tanpa ucapan selamat tinggal sebagai tanda perpisahan. Kejadian demikian kalau sering disebut sebagai ghosting.
Jika kamu sering jadi korban ghosting, ada baiknya untuk introspeksi diri terlebih dahulu. Jangan-jangan selama ini sikapmulah yang menyebabkan kamu menjadi sasaran empuk pelaku ghosting. Yuk, coba simak kemungkinan penyebab kamu kerap jadi sasaran ghosting berikut ini.
1. Kamu terlalu baik
Kemungkinan yang pertama adalah karena kamu dianggap "terlalu baik". Terdengar klise, tapi nyatanya sikap seperti ini kadang membuat orang-orang yang tidak serius pelan-pelan menjauh. Mereka yang niatnya main-main merasa ketakutan saat kamu tampak sangat menyukainya.
Selain itu, terlalu baik juga membuatmu gampang berpikiran positif kepada siapa pun. Kamu bahkan tidak bisa membedakan orang yang niatnya serius dengan yang sekadar modus.
2. Kamu terlalu polos
Ibaratkan warna, hatimu itu seperti warna putih. Hatimu bersih dan polos. Jangan salah, ini adalah hal yang baik. Namun, di sisi lain, kamu bisa saja gampang percaya kepada orang lain. Akibatnya, orang-orang yang punya niat tidak baik pun menjadikanmu sasaran ghosting.
Bukan memintamu menjadi jahat, tapi ada kalanya kamu perlu mengembangkan sifat skeptis kepada sekitar. Dengan begitu, orang lain melihatmu sebagai orang yang memiliki nilai dan kekuatan tersendiri.
Baca Juga: 6 Taktik Manipulasi Orang Narsistik, Love Bombing sampai Ghosting
3. Kamu gampang terbawa perasaan
Editor’s picks
Baru ditanya sudah makan atau belum kamu sudah senyum-senyum sepanjang hari? Sudah fix, kelakuan seperti ini membuatmu rentan jadi sasaran ghosting. Mengapa demikian? Karena kamu gampang tersipu oleh perhatian remeh dari orang lain.
Di kehidupan ini, kamu tidak tahu orang seperti apa yang kamu temui. 'kan? Jika sedikit-sedikit kamu baper dan jatuh cinta, kesannya kamu gampang dibuat melayang. Padahal bisa saja orang yang kamu rasa sebagai gebetan itu hanya menganggapmu teman biasa atau teman saat dia sedang kesepian.
4. Kamu terlalu mudah menaruh espektasi
Baru juga jadian beberapa hari, kamu sudah berekspektasi untuk menjalani hidup bersamanya sampai mati. Harapan ini yang membuatmu gampang di-ghosting. Khayalan yang terlalu tinggi bisa membuat orang yang mendekatimu menjadi risi atau justru memanfaatkanmu.
Berekspektasi boleh-boleh saja, tetapi jangan sampai membuatmu tidak bisa berpikir secara rasional. Ingat, ini adalah penyumbang kecewa nomor satu dalam hidup. Daripada kamu galau menahun karena ditinggal gebetan yang gak seberapa, ada baiknya kamu lebih bijak menakar ekspektasi terhadap orang lain untuk meminimalkan luka.
5. Kamu kurang menghargai perasaan orang lain
Kemungkinan terakhir kamu di-ghosting gebetan atau pacar adalah karena kamu kurang menghargai perasaannya. Siapa yang mau bertahan kalau terus-terusan dibuat mengejar atau cinta sendirian? Cinta itu hubungan timbal balik, kalau yang berjuang hanya sendiri itu namanya penyiksaan batin.
Sesabar-sabarnya orang pasti akan pergi jika perasaannya terkesan kamu abaikan. Jangan egois dengan hanya meminta dikejar dan dicintai. Kalau kamu terus menjunjung tinggi gengsimu yang ada gebetan atau pacarmu gak ada yang mau bertahan. Memangnya kamu mau gagal terus?
Jadi korban ghosting memang menyakitkan, tetapi jangan lupa melihat ke dalam diri, siapa tahu sikap kitalah yang menyerahkan diri untuk disakiti. Ada baiknya kita hindari bersikap terlalu baik ke lawan jenis, tetapi jangan juga terlalu jutek. Paham posisi dan kepribadian orang yang dekat denganmu.
Walau begitu, semua yang terjadi tak selalu disebabkan oleh kesalahanmu sendiri. Bisa jadi, memang mereka sudah punya niat buruk dari awal. Sebaiknya, tanamkan mindset bahwa orang-orang yang pergi memang tak ditakdirkan untuk bersamamu. Semoga kisah cintamu berikutnya berujung bahagia, ya!
Baca Juga: 5 Cara Menyikapi Ghosting, Membuka Hati untuk yang Lain!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.