6 Taktik Manipulasi Orang Narsistik, Love Bombing sampai Ghosting

Kenapa, sih, harus jadi orang yang manipulatif?

Pernahkah kamu merasa selalu terpojok dalam berbagai situasi di dalam hubungan? Seperti merasa dipermainkan, tidak diprioritaskan, tarik-ulur tanpa ujung, merasa bersalah padahal tidak melakukan kesalahan, tetapi berakhir kembali ke pelukan pasangan. Sampai akhirnya kamu menyadari ada yang salah, tetapi tidak cukup tahu apa sebenarnya yang salah.

Segala kebimbangan dan frustrasi yang kamu alami bisa jadi adalah dampak manipulasi emosional yang entah sengaja atau tidak, dilakukan pasanganmu. 

Bahkan ketika membaca ini, kamu mungkin masih menyangkal apa yang sedang dibicarakan. Tidak masalah bila demikian, karena kita akan mencari tahu apa saja taktik manipulatif yang digunakan orang narsistik untuk mengendalikan suatu hubungan, dan mengapa tipe kepribadian narsistik terbiasa memanipulasi orang. 

Taktik manipulasi paling umum yang digunakan oleh orang narsistik

Bagi orang yang memiliki gangguan kepribadian narsisistik, sebuah hubungan sering diartikan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, dibanding kebutuhan satu sama lain. Misalnya butuh untuk terus dikagumi dan merasa kuat. 

Mereka juga mungkin merasakan dorongan untuk mengendalikan dan mempertahankan kendali dengan cara apa pun. Namun, jika kebutuhan untuk divalidasi itu tidak terpenuhi, orang narsistik bisa bersikap sangat berkebalikan. 

Ingatlah, itu bukan pilihan pribadi yang mereka buat. Melainkan karakteristik dari kondisi yang mereka jalani. Meski tidak semua orang yang memainkan trik manipulasi adalah orang narsistik, tapi terdapat perbedaan yang menjadi ciri khas.

Untuk orang dengan gangguan narsistik, perilaku manipulatif bukanlah tindakan yang jarang atau situasional. Namun, sudah menjadi tabiat yang berfungsi sepanjang waktu dalam hubungan. Berikut beberapa taktik manipulasi paling umum yang dilakukan orang narsistik.

1. Love bombing

6 Taktik Manipulasi Orang Narsistik, Love Bombing sampai Ghostingilustrasi sikap love bombing (pexels.com/cottonbro studio)

Love bombing bisa terjadi dalam banyak hal, tetapi biasanya berbentuk sikap memaksakan segala sesuatu dalam waktu yang terlalu cepat. Misalnya saat seseorang memujimu berlebihan dengan mengatakan, "Aku belum pernah bertemu orang yang mengagumkan sepertimu sebelumnya", saat dia hampir tidak mengenalmu sama sekali.

Love bombing juga bisa berbentuk menghujani kamu dengan afeksi, seperti membelikan hadiah mahal atau mengajak makan malam mewah pada awal perkenalan. Walaupun bagi beberapa orang itu adalah perilaku yang wajar, tetapi jika itu terjadi terlalu dini, maka patut dipertanyakan.

Bagi orang yang diperlakukan dengan sangat baik, itu akan terasa seperti sanjungan karena kamu mungkin menganggap itu romantis. Namun, di suatu titik ketika periode love bombing berakhir, dia bisa jadi pribadi yang berbeda.

Singkatnya, love bombing adalah saat seseorang mengejar perhatian dan ketergantungan kamu. Setelah tujuan itu tercapai dan kamu terikat dalam hubungan, dia kemungkinan besar akan kehilangan minat dan memanfaatkan perasaan kamu.

Contoh seseorang melakukan love bombing dengan kombinasi perilaku:

  • Memberikan perhatian yang hampir obsesif dan tidak menerima penolakan.
  • Membuatmu merasa bersalah karena tidak memiliki perasaaan yang sama.
  • Merencanakan seluruh aspek hidup kamu berdasarkan impiannya.
  • Berulangkali membuat rencana atau melakukan sesuatu untuk kalian tanpa menanyakan pendapat kamu lebih dulu. 
  • Menuntut perhatian dan kasih sayang lebih sebagai balasan yang harus kamu berikan.
  • Mengungkapkan cinta atau mengeklaim kamu sebagai belahan jiwa setelah mengenal dalam waktu sangat singkat.
  • Menjadi kesal saat jamy meminta ruang sendiri atau punya rencana tanpa dia. 

Lalu mengapa love bombing bisa terjadi? Dilansir Psych Central, orang dengan kepribadian narsistik mungkin mengalami kesulitan membentuk ikatan hubungan yang sehat. Itu bukan berarti ia tidak menikmati menjalin romansa, tetapi begitu kegembiraan hilang dan telah mengikatmu, biasanya dia memutuskan untuk pergi.

Faktor kemungkinan yang membuat dia tertarik menjalin hubungan adalah haus akan perhatian dan merasa unggul. Namun, begitu rasa penasaran atau kebutuhan terpenuhi, dia cenderung tidak tertarik lagi.

2. Gaslighting

6 Taktik Manipulasi Orang Narsistik, Love Bombing sampai Ghostingilustrasi tindakan gaslighting (pexels.com/RODNAE Product)

Istilah "gaslighting" berasal dari film berjudul "Gaslight", yang mana sang suami mencoba membuat istrinya kehilangan akal sehat.

Gaslighting adalah bentuk manipulasi emosional yang bertujuan untuk membingungkan seseorang. Dampaknya, ini bisa membuat kamu meragukan pikiran, emosi, atau bahkan kenyataanmu sendiri. 

Gaslighting yang dilakukan orang narsistik biasanya merupakan teknik jangka panjang dan bertahap. Secara perlahan, manipulasi itu bertujuan untuk membuat kamu di bawah kontrol dan menjadi bergantung padanya.

Contoh gaslighting adalah, misalnya kamu meminta pasangan membeli buah dalam perjalanannya pulang dari kantor.  Lalu ketika sampai rumah dan kamu menanyakan mana buah yang kamu minta, dia akan mengatakan bahwa kamu tidak pernah membuat permintaan itu.

Alih-alih mengakui kalau dia lupa, dia mungkin menuduh kamu yang lupa dan kamu hanya membayangkannya. Tidak memvalidasi perasaan dan menuding bahwa kamu terlalu sensitif juga bisa menjadi bentuk gaslighting.

Pada suatu titik, karena terlalu sering di-gaslight, kamu akan mulai meragukan diri sendiri. Bila terlalu sering merasa tidak yakin akibat gaslighting, itu bisa merusak harga diri dan kesehatan mental.

3. Triangulasi

6 Taktik Manipulasi Orang Narsistik, Love Bombing sampai Ghostingilustrasi ciri orang yang selalu ingin menyenangkan orang lain (pexels.com/Darlene Alderson)

Triangulasi adalah pelibatan orang ketiga dalam suatu komunikasi. Orang narsistik bisa memanfaatkan orang lain untuk membenarkan tindakannya agar mempertahankan kontrol dalam hubungan. 

Bentuk lain dari triangulasi yang cukup umum adalah dengan berusaha membuatmu cemburu dan merasa harus bersaing untuk mendapatkan perhatian orang narsistik. Namun, pada kesempatan lain triangulasi bertujuan untuk taktik memisahkan dan menaklukkan. 

Contohnya, seorang sahabat mendatangimu dengan mengatakan bahwa teman barumu diam-diam membencimu. Sahabat itu bilang kalau dia membelamu dan tidak mengerti kenapa teman baru tadi membicarakanmu di belakang. Sementara faktanya, sahabat itu juga menemui temanmu dan mengatakan hal yang sama. 

Atau yang lebih buruk, orang narsistik bisa melibatkanmu dalam masalah mereka. Misalnya, meminta kamu untuk membela mereka di depan umum dan membuatmu merasa bersalah jika tidak melakukannya. 

Baca Juga: 5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Diwaspadai

4. Playing victim

6 Taktik Manipulasi Orang Narsistik, Love Bombing sampai Ghostingilustrasi rekan kerja playing victim (pexels.com/Yan Krukov)

Orang dengan tipe kepribadian narsistik sering mengalami emosi secara lebih intens, atau menjadi sangat reaktif terhadap kritik. Itu karena mereka sulit melakukan refleksi diri dan cenderung membenarkan tindakan mereka saat sesuatu tidak terjadi sesuai keinginan.

Akibatnya, mereka sering menyalahkan orang lain ketika hidup tidak berjalan dengan baik. Misalnya, mereka membenarkan kegagalan mencapai target kerja namun mengeluhkan saat kamu datang terlambat kerja. Padahal, kamu terlambat datang karena lembur semalam. 

Taktik manipulasi itulah yang disebut sebagai playing victim, yaitu pura-pura menjadi yang paling tersakiti dengan membenarkan sesuatu yang sebenarnya adalah tanggung jawab pribadi. Playing victim dilakukan karena menyalah orang lain atas kekecewaan terasa lebih baik daripada mengevaluasi diri sendiri.

Sementara dalam suatu hubungan romantis, orang yang melakukan playing victim bisa membuat pasangannya kewalahan. Misalnya, saat kamu mengingatkan hal yang dia lupakan, dia bisa menjadi sangat defensif. Lalu membuat berbagai alasan dan berakhir menyalahkanmu untuk menghindari tanggung jawab.

5. Balas dendam

6 Taktik Manipulasi Orang Narsistik, Love Bombing sampai Ghostingilustrasi orang balas dendam (pexels.com/cottonbro studio)

Jika orang narsistik merasa ditolak, dipermalukan, atau diperlakukan tidak adil, itu bisa memicu munculnya rasa malu, terhina, atau marah yang sangat intens. Perasaan-perasaan negatif itu dapat membuat orang narsistik menjadi sangat pendendam.

Kemarahan yang mendalam bisa membuat orang dengan gangguan narsisitik melancarkan kampanye habis-habisan, untuk menghancurkan orang yang dianggap sebagai musuh.

Mereka bahkan mungkin membuat rencana jangka panjang untuk membalas dendam. Taktik balas dendam ini dapat mencakup fitnah, pelecehan, perusakan properti, dan dalam kasus ekstrem bisa berupa kekerasan fisik.

6. Ghosting

6 Taktik Manipulasi Orang Narsistik, Love Bombing sampai Ghostingilustrasi ghosting atau menghilang (pexels.com/Alex Green)

Ghosting terjadi ketika seseorang tiba-tiba berhenti berkomunikasi dengan kamu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Itu bisa dialami dalam hubungan apa pun, tetapi lebih sering pada skenario kencan. 

Pemutusan jalur komunikasi juga bisa melalui pembatasan interaksi media sosial, seperti pemblokiran. Padahal, sebelumnya semua terasa baik-baik saja. Lalu, jika kamu mencoba mencari tahu alasan dengan bertanya, kamu tidak mendapatkan respons. Besar kemungkinannya kamu menjadi korban ghosting.

Tindakan ghosting ini dapat menjadi permainan power yang digunakan oleh orang dengan tipe kepribadian narsistik, yang mana banyak sekali alasan mengapa seseorang bisa memilih untuk "menghilang" dalam sekejap.

Mungkin itu terjadi karena mereka tidak lagi tertarik dan ingin menghindari konflik yang bisa muncul saat memberi tahu kamu secara langsung, atau ingin menarik ulur untuk melihat reaksimu dan seberapa besar kamu peduli.

Mungkin karena mereka tidak lagi tertarik dan ingin menghindari konflik yang bisa muncul saat memberi tahu kamu secara langsung. Atau ingin menarik ulur untuk melihat reaksimu dan seberapa besar kamu peduli.

Sering kali, ghosting dipakai sebagai taktik manipulasi untuk memutuskan hubungan. Dengan pelaku yang merasa bahwa closure dan kontrol hubungan ada padanya, jadi semua terserah dia. 

Bahkan, jika orang narsistik kembali setelah meng-ghosting, itu bukan berarti dia masih menyayangi kamu. Melainkan dia mungkin punya agenda tersembunyi untuk mendapatkan sesuatu dari kamu.

Namun, harap diingat bahwa tidak semua orang yang meng-ghosting memiliki gangguan kepribadian. Karena ini bisa digunakan siapa pun dalam banyak situasi, dan bukan merupakan kondisi kesehatan mental setiap saat.

Orang narsistik biasanya sulit menyadari bagaimana perilaku mereka bisa memengaruhi orang lain meski terlibat dalam berbagai taktik manipulasi. Hal itu bukan karena pilihan pribadi, melainkan bagian dari kondisi kesehatan mental yang kompleks. 

Kalau kamu berhubungan dengan orang yang membuatmu merasa dimanipulasi terus-menerus, pertimbangkan untuk mundur, menetapkan batasan atau bahkan melepaskan. Karena terlepas dari upaya menghentikan tindakan manipulatifnya, itu justru bisa merugikanmu dalam jangka panjang.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 6 Tipe Gangguan Kepribadian Narsistik yang Harus Diwaspadai

Topik:

  • Bella Manoban
  • Bunga Semesta
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya