5 Future Skill untuk Menunjang Pekerjaan di 2024, Praktikkan!

Kamu tidak perlu bekerja di bidang kecerdasan buatan (AI) untuk berharap bisa bertemu AI di tempat kerjamu. Perangkat lunak seperti hiper-otomatisasi dan intelijen bisnis, keduanya merupakan contoh otomatisasi proses yang ditingkatkan oleh perusahaan kecerdasan buatan, secara rutin masuk dalam daftar tren teknologi bisnis teratas.

Teknologi-teknologi ini diterapkan di seluruh perusahaan yang bertransformasi secara digital, yang kini mencakup sekitar 70 persen bisnis. Dilansir Go Skills, Sydney Pascarella selaku penulis menjelaskan, bahwa mengembangkan keterampilan kecerdasan pasti akan bermanfaat bagi perusahaan mana pun.

Langkah pertama untuk memahami kecerdasan buatan adalah mempelajari cara pengembangannya. Ini adalah kunci untuk mempelajari cara memanipulasi dan menginformasikan kecerdasan buatan. Setelah kamu memiliki keterampilan pengembangan yang diperlukan, kamu akan memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan mempelajari keterampilan AI.

Coding dengan cepat menjadi salah satu keterampilan yang paling banyak dicari orang untuk dipelajari. Bahasa komputasi memiliki berbagai tujuan dan dapat diterapkan pada hampir semua pekerjaan. Pada titik ini, pengkodean telah menjadi begitu dominan di berbagai industri sehingga para ahli berpendapat bahwa pengkodean akan segera menjadi keterampilan dasar dalam hidup.

"Jika kamu ingin belajar coding, mulailah dengan melihat berbagai jenis bahasa komputer dan pertimbangkan seberapa relevan bahasa tersebut dengan kariermu. Sering kali, orang memulai dengan bahasa yang paling mudah dipelajari seperti HTML atau JavaScript. Setelah mempelajari bahasa dasar, kamu dapat beralih ke bahasa yang lebih populer dan banyak digunakan seperti Python," jelas Pascarella.

Memiliki keterampilan desain UX menunjukkan kepada pemberi kerja bahwa kamu berinvestasi dalam memastikan pengguna mendapatkan pengalaman yang baik.  Perusahaan menghargai keterampilan dan pola pikir ini karena terbukti dapat diterapkan secara menyeluruh.

"Kamu bisa memulai dengan mengikuti kursus yang mengajarkanmu tentang desain dan cara menggunakan alat desain yang penting. Untuk mempertajam keterampilan UX sepenuhnya, kamu harus melakukan riset terhadap pengguna yang kamu targetkan, sehingga kamu memahami apa yang mereka inginkan," terang Pascarella.

Pengusaha akan terus mencari karyawan yang mampu berpikir analitis untuk mencari solusi permasalahan. Oleh karenanya, berpikir analitis dapat membantumu mengategorikan informasi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk menafsirkan data dengan lebih baik dan membuat kesimpulan yang akurat. Kamu menggunakan pemikiran analitis untuk mendeteksi pola, bertukar pikiran, menafsirkan data, mengintegrasikan informasi baru, dan membuat keputusan berdasarkan berbagai faktor dan pilihan.

Dilansir Indeed, Jamie Birt, seorang career coach, menjelaskan, "Banyak karier yang mengandalkan keterampilan ini untuk meneliti, memecahkan masalah, dan memprediksi tren. Salah satu cara untuk membantu mengembangkan keterampilan berpikir analitis adalah dengan lebih jeli terhadap lingkungan sekitar dan berusaha memahami cara kerja".

Pembelajaran aktif adalah strategi pendidikan yang menggunakan aktivitas untuk sepenuhnya terlibat dalam materi yang kamu coba pelajari. Menjadi pembelajar yang aktif dapat membantu kamu mengembangkan keterampilan dan mempelajari cara melakukan tugas pekerjaan dengan cepat. Hal ini berharga bagi pemberi kerja karena ini berarti kamu mudah beradaptasi sehingga lebih mudah untuk melatihmu.

"Kamu dapat mengembangkan keterampilan belajar aktif dengan membenamkan diri dalam topik melalui diskusi, skenario permainan peran, dan pemecahan masalah untuk memperoleh pemahaman materi yang lengkap," ungkap Birt.

Dengan mempelajari kemampuan di atas, kamu akan lebih siap lagi dalam mengembangkan kariermu di tahun 2024 mendatang. Memang terdengar susah dan rumit, namun dengan kerja keras dan latihan sungguh-sungguh tidak ada yang tidak mungkin.