Beberapa waktu lalu, salah satu media di bawah naungan IDN Media, Popbela.com berkesempatan mengunjungi Jeans Innovation Center (JIC) yang berpusat di Los Angeles. Dalam momen tersebut, proses dan teknologi yang dikenakan brand di bawah naungan Fast Retailing (UNIQLO dan J Brand) dapat diamati secara langsung.
Tak disangka, ternyata proses pembuatan jeans di sana sangat kekinian namun juga sangat ramah lingkungan. Seperti apa ya teknologi dan inovasinya?
Sistem ini menggantikan pembuatan jeans secara manual yang masih menggunakan bahan kimia. Sistem ini dapat membuat pola dan aksen vintage yang otentik. Bahkan, efek ripped jeans pun bisa diprogram dengan sangat presisi. Bandingkan dengan proses manual yang hanya menghasilkan 10 jeans per jam! Keren banget, kan?
Dengan menggunakan sistem Nano Bubble, JIC telah menggantikan proses pencucian jeans secara tradisional. Setelah melewati engraving, jeans akan dimasukkan ke dalam lemari dan dicuci "uap". Pemakaian air pun bisa diminimalisir hingga 99 persen!
Ozon adalah lapisan pelindung bumi dari radiasi. Namun, ozon juga dapat menjadi cara pengoksidasi alami jeans. Dengan adanya sistem pencucian ozon yang khusus, proses bleaching jeans menjadi semakin ramah lingkungan. Tidak ada polusi dan tanpa membuang-buang air. Inovasi inilah yang memperkuat bahan dan mempertahankan warna jeans.
Dengan menggunakan eco-stone, JIC dapat mengurangi kerusakan lingkungan akibat penambangan luas batu apung. Sebab, batu apung yang sesungguhnya hanya bisa digunakan hingga kira-kira dua kali pemakaian, selanjutnya jadi limbah. Eco-stone bisa dipakai berulang-ulang tanpa residu limbah
Ya! Sistem daur ulang air akan jadi perhatian Fast Retailing pada tahun 2020 nanti. Pemakaian air akan diupayakan terus berkelanjutan sebagai bentuk penghematan. Misalnya, air kotor dari mesin cuci akan didaur ulang jadi air bersih dan bisa dipakai lagi. Kelak, sistem ini bakal berlaku di semua pabrik Fast Retailing di dunia.
Itulah lima inovasi Jeans Innovation Center yang kekinian plus ramah lingkungan. Menarik banget, ya? Semoga semua industri fashion bisa segera mengadaptasi hal tersebut, termasuk Indonesia.