Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita memegang uang kertas
ilustrasi wanita memegang uang kertas (pexels.com/Karola G)

Intinya sih...

  • Biaya hidup naik dan tuntutan sosial ikut membesar, membuat perempuan memprioritaskan keamanan ekonomi.

  • Pengalaman keluarga yang pernah mengalami krisis ekonomi membentuk cara pandang perempuan terhadap masa depan.

  • Karier menjadi sumber rasa aman yang lebih jelas daripada hubungan, membuat perempuan memprioritaskan pertumbuhan karier.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak perempuan masa kini merasa hidup semakin menuntut kestabilan finansial yang tidak bisa ditawar. Biaya hidup naik, tekanan sosial meningkat, dan semuanya membuat rasa aman menjadi kebutuhan utama. Situasi ini akhirnya menggeser cara pandang mereka terhadap prioritas hidup.

Perubahan nilai ini tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari pengalaman pribadi dan realita sosial yang terus berkembang. Banyak perempuan merasa keputusan finansial lebih menentukan arah hidup daripada status hubungan. Untuk memahami pergeseran ini, ada beberapa alasan yang membuat perempuan lebih takut miskin daripada tidak punya pasangan.


1. Biaya hidup naik dan tuntutan sosial ikut membesar

ilustrasi wanita sedang berbelanja bahan makanan (pexels.com/Helena Lopes)

Banyak perempuan menyadari bahwa kebutuhan dasar kini tidak lagi sederhana. Mereka harus memikirkan perawatan diri, kesehatan mental, hingga tuntutan penampilan untuk pekerjaannya. Kondisi ini menambah tekanan agar stabil secara finansial.

Kenyataan bahwa hidup semakin mahal membuat perempuan memprioritaskan keamanan ekonomi. Mereka merasa memiliki pasangan tidak serta merta mengurangi beban biaya hidup. Mereka akhirnya memilih fokus pada kemampuan diri untuk bertahan dan berkembang.


2. Pengalaman keluarga yang pernah mengalami krisis ekonomi

ilustrasi pasangan melihat tagihan mereka (pexels.com/Mikhail Nilov)

Banyak perempuan tumbuh dengan melihat orang terdekatnya berjuang keras karena tidak mandiri secara ekonomi. Mereka menyaksikan bagaimana sulitnya seorang perempuan yang harus tetap bertahan dalam kondisi yang tidak ideal. Pengalaman ini melekat kuat dan membentuk cara mereka memandang masa depan.

Pengalaman generasi sebelumnya memberi pelajaran yang tidak bisa diabaikan. Mereka belajar bahwa ketergantungan finansial dapat berujung pada situasi sulit. Mereka akhirnya bertekad untuk tidak mengulang siklus yang sama.


3. Karier menjadi sumber rasa aman yang lebih jelas

ilustrasi wanita menggunakan laptop (pexels.com/Mikhail Nilov)

Banyak perempuan merasakan bahwa karier memberi mereka kendali atas hidup. Mereka tahu bahwa kerja keras menghasilkan sesuatu yang pasti dan dapat dihitung. Rasa aman ini membuat karier terasa jauh lebih stabil dibanding hubungan yang sifatnya lebih rumit.

Kesempatan berkembang di dunia kerja memberi perempuan ruang untuk membangun identitas yang mandiri. Mereka merasa percaya diri saat memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Mereka akhirnya memprioritaskan pertumbuhan karier sebelum memikirkan ikatan jangka panjang.


4. Takut menjadi tanggungan atau justru ikut menanggung pasangan

ilustrasi pasangan berbicara (pexels.com/Mikhail Nilov)

Banyak perempuan tidak ingin merasa menjadi beban dalam hubungan. Mereka juga takut bertemu dengan pasangan yang justru menumpang pada usaha mereka. Situasi seperti ini menimbulkan kekhawatiran yang sulit diabaikan.

Ketakutan ini membuat perempuan lebih memilih memastikan dirinya aman lebih dulu. Mereka ingin memasuki hubungan dengan posisi yang seimbang dan tidak timpang. Mereka akhirnya menjadikan kemandirian finansial sebagai syarat utama sebelum berhubungan.


5. Realita perceraian yang tidak lagi dapat dianggap jauh

ilustrasi pasangan setelah bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Banyak perempuan melihat perceraian sebagai hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. Mereka tahu bahwa pernikahan tidak selalu berjalan mulus. Mereka juga mengetahui bahwa perceraian dapat berdampak besar pada kondisi finansial.

Kenyataan ini membuat perempuan lebih berhati hati dalam mengambil keputusan besar. Mereka ingin memiliki pondasi ekonomi yang kuat agar tidak kehilangan kendali atas hidup. Mereka akhirnya menempatkan kesiapan finansial sebagai prioritas utama.


6. Kebebasan hidup lebih mudah dicapai ketika finansial stabil

ilustrasi wanita bersandar di samping kendaraan (pexels.com/Suasana Atlantik)

Banyak perempuan menginginkan hidup yang fleksibel dan bebas mengambil keputusan. Mereka tahu bahwa uang memberi mereka kemampuan untuk memilih tempat tinggal, pekerjaan, hingga gaya hidup. Stabilitas finansial membuka peluang untuk hidup lebih nyaman.

Perempuan ingin menikmati hidup tanpa harus khawatir soal kekurangan. Mereka merasa lebih tenang ketika tidak tergantung pada siapa pun. Mereka akhirnya melihat kemandirian sebagai kunci kebebasan.


7. Tren financial independence first semakin kuat di kalangan perempuan

ilustrasi wanita mandiri tersenyum (pexels.com/Gustavo Fring)

Banyak perempuan terinspirasi oleh konten dan diskusi tentang pentingnya kemandirian. Mereka mendengar banyak cerita tentang perempuan yang sukses membangun hidupnya sendiri. Tren ini tumbuh kuat dan memengaruhi cara mereka menyusun prioritas.

Pengaruh lingkungan membuat perempuan semakin yakin bahwa memiliki stabilitas finansial adalah investasi jangka panjang. Mereka memilih membangun fondasi ekonomi sebelum mencari pasangan. Mereka akhirnya merasa bahwa kebahagiaan tidak selalu bergantung pada status hubungan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa perempuan semakin realistis dalam menilai risiko dan kebutuhan hidup. Mereka tidak lagi menempatkan pernikahan sebagai tujuan utama yang harus segera dicapai. Mereka lebih menghargai rasa aman yang datang dari kemampuan mengelola hidup sendiri. Pilihan ini bukan berarti menolak hubungan, tetapi ingin memasuki hubungan tanpa rasa takut terhadap masa depan.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team