Alasan Tidak Boleh Memencet Jerawat di Hidung, Berbahaya!

Memencet jerawat mungkin terasa seperti solusi instan untuk mengatasi benjolan yang mengganggu di wajah. Namun, ketika jerawat muncul di area hidung, tindakan ini justru bisa berisiko tinggi dan berakibat lebih serius dari yang dibayangkan.
Meski terdengar sepele, ada alasan kuat mengapa para ahli kulit sangat menyarankan untuk menahan diri dan tidak memencet jerawat di bagian ini. Melalui artikel ini, kamu akan memahami betapa pentingnya menjaga area hidung tetap aman dari kebiasaan ini. Yuk, ketahui alasan tidak boleh memencet jerawat di hidung berikut ini!
1. Risiko infeksi serius

Memencet jerawat di bagian tubuh mana pun sebenarnya bukanlah tindakan yang disarankan karena bisa memperparah kondisi kulit. Namun, jika jerawat muncul di area hidung, risikonya jauh lebih serius. Menurut Dr. Mamina Turegano, dokter kulit bersertifikat dari Sanova Dermatology, area dari pangkal hidung hingga ke sudut mulut bahkan dijuluki sebagai “segitiga kematian”.
"Coba bayangkan bentuk segitiga dengan satu titik di bagian atas hidung dan dua titik lainnya di sudut mulut. Nah, area wajah yang berada di dalam segitiga itu disebut sebagai zona berbahaya," kata Dr. Kiyanna Williams, dokter kulit bersertifikat dari Cleveland Clinic, dilansir SELF.
Dr. Williams menjelaskan bahwa area “segitiga kematian” tergolong khusus karena dipenuhi pembuluh darah yang langsung terhubung ke otak. Memencet jerawat di area ini bisa membuka jalan bagi bakteri untuk masuk ke aliran darah. Jika infeksi menyebar ke otak, akibatnya bisa sangat fatal, termasuk trombosis sinus kavernosus dan meningitis.
Infeksi di bagian ini sulit diobati dan bisa berkembang dengan sangat cepat. Risiko ini bertambah besar jika jerawat dipencet dengan tangan atau alat yang tidak steril. Maka dari itu, dokter kulit sangat menyarankan untuk tidak mengutak-atik jerawat di area ini.
2. Dapat mengganggu penglihatan

Jerawat di hidung yang dipencet secara sembarangan juga bisa menyebabkan bakteri masuk ke pembuluh darah yang terhubung ke mata. Area ini terhubung langsung dengan cavernous sinus, yakni kumpulan pembuluh darah besar di bawah otak dan di belakang mata yang dilalui arteri penting seperti arteri karotis interna.
“Di bagian tengah wajah, risikonya lebih tinggi karena darah dari area ini mengalir ke kumpulan pembuluh darah besar yang disebut cavernous sinus, yang terhubung langsung ke otak,” kata Dr. Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis di Departemen Dermatologi Mount Sinai, New York, dilansir Huffpost. “Secara teori, bakteri yang masuk ke aliran darah bisa menyebar ke otak dan menyebabkan infeksi berat yang sistemik,” tambahnya.
Jika jerawat dipencet secara sembarangan, terutama dengan tangan kotor, bakteri bisa masuk ke aliran darah dan menyebar ke otak melalui jalur ini. Infeksi yang mencapai cavernous sinus dapat menyebabkan penggumpalan darah atau trombosis, yang berdampak langsung pada saraf optik.
Akibatnya, seseorang bisa mengalami gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda, kehilangan penglihatan, kelopak mata turun, atau kesulitan menggerakkan bola mata. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi ini bahkan bisa mengancam jiwa dan memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi.
3. Memicu jerawat baru

Ketika kamu menekan jerawat, bakteri, minyak, dan kotoran dari tanganmu dapat masuk lebih dalam ke pori-pori atau menyebar ke area sekitarnya. Ini menciptakan lingkungan yang sempurna bagi bakteri penyebab jerawat untuk berkembang biak, sehingga peradangan tidak hanya bertambah parah, tetapi juga bisa menyebar dan memunculkan jerawat baru di dekatnya.
Selain itu, tekanan yang diberikan saat memencet jerawat dapat menyebabkan kulit mengalami luka mikro yang tidak terlihat mata, namun cukup untuk membuat lapisan pelindung kulit terganggu. Saat penghalang alami kulit rusak, kulit menjadi lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi baru, yang pada akhirnya memperburuk kondisi jerawat.
4. Meningkatkan risiko luka dan bekas jerawat

Tekanan berlebihan saat memencet jerawat bisa merusak jaringan kulit dan menyebabkan luka terbuka. Bekas luka seperti flek hitam atau bopeng sering kali muncul akibat kebiasaan ini. Bekas semacam ini biasanya bisa bertahan lama dan sulit dihilangkan.
Dr. Alok Vij, dokter spesialis kulit, dilansir Cleveland Clinic, menyarankan agar kamu sebaiknya tidak memencet jerawat sama sekali. Menurutnya, kebiasaan ini bisa memicu berbagai masalah kulit, seperti peradangan, penggelapan warna kulit setelah jerawat (hiperpigmentasi), munculnya bekas luka, dan yang paling berbahaya yaitu terjadinya infeksi.
Jerawat sebenarnya bisa hilang dalam beberapa hari, akan tetapi bekasnya bisa bertahan hingga berbulan-bulan atau lebih. Hal ini tentunya memengaruhi penampilan dan rasa percaya diri seseorang. Maka dari itu, lebih baik kamu menghindari memencet jerawat daripada menyesal kemudian.
5. Tidak menyelesaikan masalah kulit secara permanen

Memencet jerawat hanya mengatasi gejala sementara dan bukan penyebab utama seperti pori tersumbat atau ketidakseimbangan hormon. Karena itu, jerawat mudah muncul kembali bahkan di tempat yang sama. Tindakan ini hanya memberikan efek jangka pendek dan memperburuk kondisi kulit.
Perawatan kulit yang konsisten dan tepat jauh lebih efektif dibandingkan tindakan impulsif seperti memencet. Dengan menjaga kebersihan wajah dan menggunakan produk yang sesuai, jerawat bisa dicegah secara menyeluruh. Konsultasi dengan dokter kulit juga penting untuk penanganan yang lebih tepat dan aman.
Alih-alih mengatasi masalah, memencet jerawat di hidung justru dapat menyebabkan infeksi, luka, dan bekas jerawat. Untuk itu, lebih baik biarkan jerawat sembuh dengan sendirinya atau konsultasikan dengan dokter kulit agar kulitmu tetap sehat dan terlindungi.