Cara Tepat Menggunakan Face Mist Menurut Dokter Kulit, Sudah Tahu?

Dilansir Real Simple, seorang dokter kulit bersertifikat di New York City, Rachel Nazarian, MD, mendefinisikan face mist sebagai produk perawatan kulit berbentuk spray yang memiliki fungsi utama menghidrasi kulit. Berbahan dasar air, produk ini kerap dianggap sebagai toner spray yang bisa melembapkan wajah dalam waktu singkat.

Meskipun bukan bagian dari basic skincare routine, tapi face mist bisa berperan mengembalikan kesegaran kulit dan meningkatkan penyerapan produk-produk skincare lain. Produk ini juga cocok jadi alternatif pilihan buat kamu yang membutuhkan hidrasi cepat saat bepergian.

Selain menawarkan fungsi utama sebagai pelembap wajah praktis, face mist juga bisa mencerahkan dan memberi efek calming, tergantung pada bahan-bahan yang ada di dalamnya. Menurut David Lortscher, dokter kulit bersertifikat dan CEO Curology, dikutip Skincare, face mist mempunyai keunggulan yang membedakannya dari skincare lain, yakni aplikator spray yang bisa menyebarkan produk dalam bentuk kabut lembut.

“Kenyamanan dan kemudahan dari segi pengaplikasian membuat produk ini lebih unggul dibandingkan produk lain. Apalagi, banyak perempuan yang enggan mengoleskan pelembap di atas makeup ketika kulit mereka mulai terasa kering. Akan tetapi, dengan hadirnya face mist, mereka tetap bisa melembapkan kulit tanpa khawatir makeup jadi rusak,” terang Dr. Lortscher.

Terkait apakah face mist bisa membuat kulit jadi kering, Dr. Lortscher mengingatkan, bahwa kandungan face mist didominasi oleh air. Jadi, ketika disemprotkan ke wajah tanpa diberi tambahan pelembap lagi, produk ini akan menarik kelembapan dari kulit dan menguap begitu saja.

“Semakin kering udara, semakin cepat pula proses penguapan terjadi. Karenanya, menyemprotkan face mist tanpa diberi kelembapan dari produk lain bisa membuat kulit terasa kencang, kering, dan dehidrasi,” ujarnya.

Walaupun begitu, Dr. Nazarian mencatat, efek samping face mist sangat minim, kecuali jika produk ini mengandung bahan-bahan eksfoliator, seperti retinol dan glycolic acid. Sebab, bahan-bahan ini tidak hanya memberi efek yang lebih kuat, tapi juga berpotensi menyebabkan iritasi.

Kabar baiknya, face mist adalah produk yang dapat digunakan untuk semua jenis kulit. Namun, kamu juga perlu memperhatikan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Misal, face mist dengan kandungan hyaluronic acid dan vitamin B3 lebih cocok untuk kulit kering atau sensitif karena fokusnya melembapkan.

Face mist dengan bahan pencerah, seperti niacinamide dan vitamin C, berfungsi mengatasi kulit kusam dan hiperpigmentasi akibat sering terpapar sinar UV matahari. Sedangkan, face mist yang diperkaya salicylic acid cocok buat kulit berminyak, berjerawat, dan kombinasi karena dapat mengontrol produksi minyak berlebih.

Dr. Nazarian menyebut, terdapat dua cara pemakaian face mist yang bisa diterapkan agar kamu memperoleh manfaat yang optimal. Pertama, jika kamu termasuk tipe kulit normal, kering, atau sensitif, disarankan menggunakan face mist yang menghidrasi atau anti-inflamasi setelah mencuci wajah dan sebelum mengaplikasikan produk skincare lain. Sedangkan, bagi pemilik kulit oily, acne prone, dan kombinasi, sebaiknya gunakan face mist yang mengandung antioksidan kapan pun, bahkan di tahap akhir rutinitas perawatan kulit.  

Mamina Turegano, MD, dokter kulit bersertifikat, dikutip Real Simple, setuju bahwa cara dan waktu penggunaan face mist berbeda bisa mendatangkan efek yang berbeda pula. Sebagai contoh, saat kamu mmenyemprotkan face mist sebelum produk skincare routine, produk ini akan membantu kulit menyerap produk skincare berikutnya, sehingga seluruh rutinitas jadi lebih efektif. Dengan kata lain, ketika ingin menggunakan face mist, pastikan bahwa wajah kamu telah diberi pelembap terlebih dahulu.  

Face mist memang dapat memberi kelembapan instan pada kulit. Namun seperti halnya produk skincare lain, pemakaian face mist yang tepat bisa memberikan hasil yang maksimal pada kulitmu. Semoga membantu, ya.