Chemical Exfoliant AHA, BHA, PHA, Mana yang Lebih Cocok Buat Kulitmu?

- AHA cocok untuk kulit kering dan kusam, membantu mengangkat sel kulit mati, noda hitam bekas jerawat, dan melembapkan kulit.
- BHA cocok untuk kulit berminyak dan berjerawat, membersihkan sebum berlebih, komedo, serta memiliki sifat anti-inflamasi.
- PHA cocok untuk kulit sensitif, bekerja lebih lambat dan lembut, memiliki manfaat tambahan sebagai antioksidan dan menjaga kelembapan kulit.
Tak hanya eksfoliasi fisik, eksfoliasi kimia juga jadi pilihan skincare yang banyak digunakan. Beda dengan scrub, chemical exfoliant bekerja dengan bahan aktif yang membantu mengangkat sel kulit mati tanpa harus menggosok kulit terlalu keras. Hasilnya lebih halus, lebih merata, dan minim risiko iritasi kalau dipakai dengan benar.
Dari sekian banyak pilihan, biasanya kamu bakal ketemu dengan istilah AHA, BHA, dan PHA. Ketiganya memang terdengar mirip, tapi sebenarnya punya fungsi dan keunggulan berbeda. Sebelum asal beli produk eksfoliasi, penting banget buat tahu mana yang paling sesuai dengan kondisi kulitmu. Berikut ini perbedaan AHA, BHA, dan PHA yang harus kamu tahu sebelum memutuskan untuk membeli.
1. AHA (Alpha Hydroxy Acid) untuk kulit kering dan kusam

Bahan AHA bekerja di kulit dengan cara melarutkan ikatan sel-sel kulit mati. Sehingga lebih mudah terangkat saat dibilas. Kandungan populer yang masuk kategori AHA adalah glycolic acid dan lactic acid. AHA cocok buat kamu yang punya masalah kulit kusam, noda hitam bekas jerawat, atau tekstur kulit yang terasa kasar.
Karena sifatnya menarik air, AHA juga bisa membantu melembapkan kulit. Sehingga lebih pas untuk kulit kering atau normal. Namun, AHA bikin kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Jadi, kalau pakai produk dengan kandungan AHA, kamu wajib pakai sunscreen, ya!
2. BHA (Beta Hydroxy Acid) untuk kulit berminyak dan berjerawat

Kalau kulitmu sering berminyak, mudah berjerawat, atau pori-porinya terlihat besar, BHA bisa jadi pilihan terbaik. Salicylic acid adalah bahan BHA yang paling terkenal dan banyak digunakan. Bedanya dengan AHA, BHA larut dalam minyak, sehingga bisa menembus lebih dalam ke pori-pori.
BHA bekerja membersihkan sebum berlebih dan kotoran yang menyumbat pori. Efeknya, kulit jadi lebih bersih, jerawat berkurang, dan komedo menumpuk bisa berkurang. BHA juga punya sifat anti-inflamasi, jadi cocok banget buat kamu yang sering mengalami jerawat meradang.
3. PHA (Polyhydroxy Acid) untuk kulit sensitif

PHA bisa dibilang sebagai satu tingkat dibawah AHA. Namun, PHA punya molekul yang lebih besar, sehingga bekerja lebih lambat dan lembut. Kandungan seperti gluconolactone atau lactobionic acid masuk dalam kategori PHA. Karena sifatnya gentle, PHA cocok untuk kulit sensitif, kering, atau yang gampang iritasi kalau pakai AHA atau BHA.
Selain eksfoliasi ringan, PHA juga punya manfaat tambahan sebagai antioksidan dan bisa membantu menjaga kelembapan kulit. Jadi, buat kamu yang baru mulai coba chemical exfoliant, PHA bisa jadi pilihan paling aman sebelum beralih ke AHA atau BHA.
4. Tips aman menggunakan chemical exfoliant

Setelah tahu perbedaannya, hal penting lainnya adalah tau cara pemakaian yang aman. Untuk pemula, coba mulai dengan konsentrasi rendah dan frekuensi 1–2 kali seminggu dulu. Perhatikan reaksi kulitmu, lalu tingkatkan pemakaian secara bertahap kalau dirasa cocok.
Selalu gunakan pelembap setelah eksfoliasi supaya kulit tetap terhidrasi. Satu hal yang paling penting, sunscreen gak boleh dilewatkan. Chemical exfoliant bikin kulit lebih sensitif terhadap sinar UV, jadi perlindungan ekstra itu wajib kalau kamu gak mau hasil eksfoliasi jadi sia-sia.
AHA, BHA, dan PHA memang sama-sama chemical exfoliant, tapi punya fungsi yang berbeda sesuai kebutuhan kulit. Jadi, sebelum memutuskan mau pilih AHA, BHA, atau PHA, kenali dulu kondisi kulitmu, lalu gunakan secara bertahap supaya hasilnya maksimal, ya!