Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cowok Itu Harus Jadi Feminis, Kenapa? Ini 11 Alasannya!

Sumber Gambar: nymag.com
Sumber Gambar: nymag.com

Cowok dikenal sebagai makhluk yang tegas, macho, galak dan selalu tangguh. Iya gak bro? Namun, tahukah kalau pandangan tersebut sudah tidak bisa kita patuhi begitu saja lagi? Lantas apa yang harus kita lakukan?

Jadi feminis, atau paling tidak berikan perspektif feminisme dalam jalani hidup bro. Apakah feminis itu menjadikan kita kurang "laki"? Nggak! Lalu buat apa jadi feminis? Ini nih alasannya!

1. Menjadi feminis (atau setidaknya memahaminya) menjadikan kita sebagai manusia yang lebih menghargai perempuan.

Default Image IDN
Default Image IDN

Ya, ketika perspektif kita mengajarkan untuk lebih memandang dari sisi pacar. Kita akan menjadi pribadi yang tidak bertindak sembarangan. Salah satunya adalah tidak menyakiti pacar kita, secara fisik maupun mental.

2. Cowok bisa lebih ekspresif.

Default Image IDN
Default Image IDN

Siapa bilang cowok gak boleh ekspresif? Boleh, bro! Karena pada hakikatnya kita memang diajarkan untuk menahan air mata dan menggantinya dengan emosi tidak jelas. Bisa saja jadi marah-marah, bahkan berbuat yang bukan-bukan. Perlunya channel dari dalam diri untuk menunjukkan kalau kita juga punya perasaan. Kita jadi bisa tersenyum dan tertawa dengan ikhlas, tanpa menahan hal yang tidak menyenangkan dalam diri.

3. Menunjukkan bahwa kita juga membutuhkan teman untuk bercerita.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160317/teman-trulyheart-c06eb01a81897b8490cf52df979c5a15.jpg

Ketimbang kita menahan diri dan membuat kita stres sendiri, kenapa gak langsung bercerita-cerita tentang masalah dan kesedihan yang kita punya ke teman. Sahabat yang mampu memberikan kita ketenangan dan masukan yang positif. Istilahnya, apapun jenis kelamin kita, rasa sedih pasti ada dalam diri kita.

4. Memahami bahwa semua gender itu setara, cowok akan lebih bertanggung jawab.

Default Image IDN
Default Image IDN

Kita juga akan lebih paham tentang kewajiban-kewajiban yang harus kita lakukan. Serta kita belajar menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Kita gak meninggalkan pekerjaan begitu saja. Kita jadi benar-benar mampu membereskan apa yang harus diselesaikan.

5. Kehidupan kita lebih bahagia dan tenang.

Default Image IDN
Default Image IDN

Ketika kita mampu mencari teman yang bisa mendengarkan keluh kesah kita, maka hidup kita akan merasa lebih baik. Terutama ketika kita sudah tuangkan semua kegalauan dan kesusahan yang kita rasakan selama ini. Ada perasaan lega pastinya ketika 'beban' tak terlihat ini akhirnya kamu lepaskan pelan-pelan.

Baca Juga: Demi Harga Dirimu Sebagai Pria, Please Jangan Lakukan 8 Hal Ini Terlalu Sering ke Cewekmu

6. Kita jadi orang yang penyayang.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160317/loving-eharmony-ca0c77cb1ef23999a513ec663ea22063.jpg

Pasti kamu ingin menunjukkan rasa sayangmu kepada kerabat, pacar, atau orangtua 'kan? Itulah kenapa ketika kita sudah memahami diri dalam perspektif feminis, kita akan bisa menunjukkan rasa sayang itu. Bentuk rasa sayang itu banyak, mulai dari memberikan barang kesukaan, pelukan, bahkan ucapan sebelum berangkat kerja atau sekolah.

7. Selain penyayang, kita menjadi pelindung.

Default Image IDN
Default Image IDN

Siapa bilang punya perspektif feminis itu membuat kita gak tangguh? Justru membuat kita semakin ingin melindungi orang-orang yang kita sayang. Kita ingin semakin kuat agar bisa melindungi mereka semua.

8. Menjadi pribadi yang lebih sopan dan tidak sombong.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160322/benedict-cumberbatch-is-a-feminist-and-you-should-be-too-ee14d0b7742474d82405ef5775cd5439.jpg

Ya, kita jadi pribadi yang tenang dan kalem. Tidak menggebu-gebu. Kita jadi tahu batasan akan suatu hal. Kita bersikap sopan dan menyenangkan kepada semua orang. Kemudian, tidak menunjukkan hal-hal yang membuat diri kita terlihat sombong. Kita tidak menunjukkan kekayaan secara berlebihan. Istilahnya, menjadi pribadi yang sederhana.

9. Menjadi kepala keluarga yang baik.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160317/suami-limelifephoto-94ef1c2ae855641b9a8ea73681179065.jpg

Kita belajar bagaimana menjadi seorang pria itu harus memenuhi tanggungjawab dan kewajiban. Kita menjadi kepala keluarga yang mampu berikan yang terbaik untuk keluarga.

10. Kamu akan jadi ayah yang baik.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160317/ayah-sandmanhotelgroup-wordpress-8e187053cc64bdfb1a615c043d94346c.jpg

Selain kepala keluarga, dengan pandangn feminis, kita bukan hanya sebagai pencari uang dan pemberi kehidupan, tapi juga jadi sahabat serta guru pertama anak-anak kita. Kita jadi lebih paham bagaimana membantu istri kita ketika memiliki istri. Kita jadi ayah yang bisa selalu hadir dalam acara-acara penting anak ketika dibutuhkan.

11. Pada akhirnya akan membuat kita menjadi seorang pria yang seutuhnya banyak didambakan wanita bukan?

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160317/good-tribune-com-pk-8acba5432d8f91f3371bcb5ecfa49782.jpg

Kita pengertian, penyayang, pria yang tangguh, tidak sombong, mampu menjadi kepala keluarga, dan ayah yang baik. Bukankah itu yang selalu diidam-idamkan wanita? Menjadi pria seutuhnya yang bisa membuat senang pasangan dan keluarganya.

Nah, sekali lagi, bukan berarti kita harus menghilangkan kemachoan ataupun kekerenan kita. Menambahkan satu perspektif yang akan membuat diri kita lebih baik lagi. Kenapa tidak?

Baca Juga: Kepadamu yang Kelak Akan Menjadi Ayah dari Anak-Anakku

Share
Topics
Editorial Team
Erwanto Khusuma
EditorErwanto Khusuma
Follow Us