Berkarya di Tengah Pandemik Melalui Perkembangan Tren Fashion Muslim

#IDNTimesLife Pandemik bukan alasan untuk berhenti berkarya

Hingga saat ini, kondisi pandemik belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan berakhir. Selama pandemik pengusaha mau gak mau dituntut harus bisa terbiasa dengan kondisi saat ini, termasuk para pengusaha yang berada di industri fashion muslim.

Yang sama-sama kita tahu, perkembangan fashion muslim gak berhenti begitu saja karena pandemik. Maka dari itu, melalui Press Conference Muffest Yogyakarta, Rabu (31/03/2021), mengajak para pegiat bisnis fashion muslim dan masyarakat untuk tetap bertahan di kondisi ini. Bagaimana caranya? Yuk, simak pemaparannya di bawah ini.

1. Menjadikan kondisi pandemik sebagai tantangan dalam membuat karya yang lebih baik

Berkarya di Tengah Pandemik Melalui Perkembangan Tren Fashion Muslimunsplash.com/bbh_singapore

Meskipun pandemik mengharuskan kita untuk tetap berada di rumah, bukan berarti kreativitas yang kita lakukan sebelum pandemik terhenti. Justru sebaliknya, kita harus merasa tertantang untuk terus berinovasi dan mengembangkan ide-ide baru agar dapat bertahan di kondisi ini.

Nurul Fajriyati, selaku Demand Creation Officer Wardah mengingatkan ke seluruh masyarakat terutama generasi muda,

"Pandemik bukanlah sesuatu hal yang membatasi kita dalam berkarya. Jadi teruslah berkarya, jadikan ini sebagai sebuah tantangan untuk kita bisa berkarya lebih baik lagi," ujarnya.

2. Mengikuti pelatihan kejuruan tentang fashion apparel

Berkarya di Tengah Pandemik Melalui Perkembangan Tren Fashion MuslimPexels.com/Gustavo Fring

Jika kamu tertarik untuk menjadi bagian dalam perkembangan industri fashion, terutama fashion muslim, sudah banyak sekali cara yang bisa kamu lakukan. Salah satunya adalah mengikuti kelas kejuruan fashion yang diadakan oleh Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang dan Kediri.

Dodi Suhardiyono, selaku Koordinator Bidang Penyelenggaraan Pelatihan BBPLK Semarang, menegaskan,

"Saya mengimbau untuk masyarakat umum untuk bisa, yang mempunyai motivasi atau mempunyai keahlian di bidang design bisa mendaftarkan diri di BBPLK Semarang dan ini tidak dipungut biaya, semua dibiayai oleh APBN,"

BBPLK sendiri adalah salah satu wadah untuk melatih suatu keahlian tertentu yang berada di bawah naungan Kementerian Ketenagakerjaan. Di dalam BBPLK nantinya akan ada program-program yang cukup beragam di antara lain, mendesain dan menjahit, hingga berkolaborasi dengan penenun-penenun lokal. 

3. Mendukung pemerintah dalam gerakan Cintai Produk lokal

dm-player
Berkarya di Tengah Pandemik Melalui Perkembangan Tren Fashion MuslimDoc. Muslim Fashion Festival

Untuk menstabilkan perekonomian nasional dan memajukan kesejahteraan rakyat, serta pelaku bisnis dalam industri fashion muslim, ada hal sederhana yang dapat dilakukan masyarakat. Hal tersebut adalah membeli busana muslim yang didesain oleh desainer lokal.

Sekjen Indonesian Fashion Chamber (IFC), Lia Mustafa, mengatakan, "Kita harus memberikan kesempatan berkarya dan mengadakan pameran, serta mengajak pelaku dan konsumen untuk lebih mempunyai tanggung jawab melalui konsep sustainable, menggaungkan kembali gerakan cinta produk Indonesia,"

Terlebih saat ini, fashion dari brand-brand lokal sudah mengalami perubahan. Mulai dari segi bahan hingga mode yang membuat para calon konsumen gak ragu lagi untuk membeli produk-produk buatan lokal.

Baca Juga: Mengenal Konsep Sustainable dalam Perkembangan Fashion Muslim

4. Mengajak warga lokal untuk berkolaborasi dalam produksi fashion muslim

Berkarya di Tengah Pandemik Melalui Perkembangan Tren Fashion Muslimunsplash.com/mahmur

Untuk mendukung gerakan Cinta Produk Lokal, BLK mengajak para siswanya untuk berkolaborasi dengan penenun dan pembatik yang berasal dari masyarakat Kendari dan Yogyakarta. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan akan menghasilkan produk yang lebih apik lagi dan tentunya memiliki nilai jual yang lebih tinggi. 

La Ode Haji Polondu, selaku Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari, mengatakan, "Nantinya mengenalkan pula bahwa tenunan-tenunan khas Sulawesi Tenggara, baik dari masyarakat Kendari, Butonmuna, dan berbagai kabupaten lainnya itu ketika diolah, didesain oleh siswa kami itu jauh lebih menarik dan insya Allah harga jualnya lebih tinggi lagi."

5. Menghadirkan ruang kreasi untuk menjadi penggerak dalam industri fashion

Berkarya di Tengah Pandemik Melalui Perkembangan Tren Fashion MuslimDoc. Muslim Fashion Festival

Tentunya untuk mewujudkan hal ini, sangat diperlukan ruang kreasi yang dimana berfungsi sebagai suatu wadah untuk dapat memasarkan produk fashion muslim yang telah dibuat dengan sedemikian rupa untuk menarik hati masyarakat.

"Kami berharap MUFFEST bisa terus berlanjut menjadi calender of event untuk kegiatan Ekonomi Kreatif, baik di Indonesia, Yogyakarta, dan Sleman, dan menjadi trendsetter fashion muslim global. Semoga MUFFEST dapat menjadi ruang kreasi penggerak mode untuk terus menciptakan dan mengembangkan produk fashion yang tidak kalah dari segi mode maupun kualitas dengan produk bermerek dari luar negeri," tutup Hj. Kustini Sri Purnomo.

Baca Juga: Virtual Launching MUFFEST 2021, Pagelaran Busana Muslim Indonesia

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya