Anandia Nurita, Perempuan Harus Diberi Hak untuk Bersuara

#AkuPerempuan

Nama Anandia Nurita barangkali masih asing untuk sebagian orang, kecuali bagi mereka yang bekerja di bidang seni dan film. Perempuan yang kerap disapa Tata ini, merupakan penulis dan produser beberapa film tanah air. Kalau kamu pernah menonton film Terlalu Tampan atau trailer film Eggnoid, ialah perempuan di balik film adaptasi webtoon tersebut.

Saat ditemui di kantor IDN Times Surabaya (23/11), Tata membagikan kisah inspiratifnya sebagai perempuan, produser, sekaligus sebagai penulis yang tengah digeluti sekarang. 

1. Pengalaman menjadi produser di film sebelumnya, membuat Tata belajar untuk lebih menikmati proses

Anandia Nurita, Perempuan Harus Diberi Hak untuk BersuaraAnandia Nurita di Kantor IDN Times Surabaya. 23 November 2019. IDN Times/Theo Kosakoy

Film Eggnoid bukanlah film pertama yang diproduseri oleh Tata. Sebelumnya, Tata pernah menjadi produser dari film Terlalu Tampan dan co-produser dari film Mantan Manten. Namun ketika menjadi produser di film sebelumnya, ia merasa terlalu ambisius hingga melewatkan banyak momen karena tidak menikmati proses pembuatan film.

"Karena dulu, film yang pertama, aku ambisius banget. Banyak hal yang aku lewatkan sehingga gak menikmati proses. Bukan karena prosesnya jelek, tapi karena aku gak membenarkan value tiap momen. Padahal, hasil itu adalah kesimpulan dari proses yang sudah dijalani. Aku jadi lebih menikmati proses tiap detik, tiap menit, tiap ngobrol sama orang setelah itu. Aku tuh kayak sadar penuh dan lebih enjoy," ujar Tata. 

Menjadi seorang produser film perempuan yang mengangkat cerita dari webtoon, masih cukup langka di Indonesia. Namun, Tata punya keberanian itu karena tertarik dengan cerita dalam webtoon.

"Kenapa aku berani jadi produser film yang diangkat dari webtoon? Karena pertama, aku pembaca webtoon dari dulu. Aku jatuh cinta sama ide unik, apalagi dengan penulis lokal. Aku pun relate sama kisah mereka. Aku percaya bahwa ini akan menjadi proyek bagus," tambah Tata.

2. Cara membagi waktu di tengah kesibukan adalah membagi perhatian dan prioritas

Anandia Nurita, Perempuan Harus Diberi Hak untuk BersuaraAnandia Nurita di Kantor IDN Times Surabaya. 23 November 2019. IDN Times/Theo Kosakoy

Sebelumnya, Tata lebih fokus pada produksi film. Sekarang, ia lebih sering mengeksplorasi kemampuannya dalam menulis. Bahkan, ia adalah script writer dari film yang diproduserinya. Misinya adalah ingin mendengarkan keresahan anak muda karena bumi ini bakal digerakkan oleh anak muda. Caranya dengan membuat ruang lewat film.

Di tengah kesibukannya yang padat, Tata punya tips sendiri untuk membagi waktu. Ia berusaha untuk membagi perhatian dan prioritas. 

"Karena aku anaknya personal banget, jadi aku suka lupa sama hal-hal dan gak fokus. Aku lagi belajar untuk fokus karena menurutku, membagi waktu itu gak bisa dilakukan dan yang bisa dilakukan adalah membagi perhatian. Perhatian mengenai hal mana yang lebih bikin aku worth, kayak sesuatu yang penting dan darurat. Aku membuat prioritas dalam diri aku. Misalnya, keluarga dan teman-teman yang support aku. Jadi itu sih, membangun relationship. Kedua, membangun kapasitas profesional diri aku," tambah Tata. 

3. Menurutnya, perempuan hebat adalah sosok yang berani jujur dan mengungkapkan sesuatu dengan benar

Anandia Nurita, Perempuan Harus Diberi Hak untuk BersuaraAnandia Nurita di Kantor IDN Times Surabaya. 23 November 2019. IDN Times/Theo Kosakoy
dm-player

Ketika ditanya tentang definisi perempuan hebat, Tata menjelaskan bahwa perempuan hebat baginya adalah perempuan yang berani jujur dan mengungkapkan sesuatu yang benar.

"Mungkin, itu akan gak nyaman buat orang lain. Culture kita selama bertahun-tahun, menormalisasi bahwa wanita sebaiknya santun dan diam. Santun itu penting, tapi esensinya adalah siapa pun punya hak untuk menyuarakan pendapat, termasuk perempuan. Sebelum kita mau masuk ke profesional atau mungkin jadi ibu rumah tangga, atau jadi apa pun, perempuan harus diberi hak untuk bersuara," tambah Tata.

Saat ditanya siapa perempuan inspiratif bagi Tata, ia mengatakan banyak sekali. Namun untuk saat ini, ia sedang belajar dari Kalis Mardiasih. Kalis adalah penulis buku dan aktivis yang membuat ia belajar jadi perempuan yang berani berpendapat. 

Baca Juga: Kisah Inspiratif Amir Nasution, Seniman Putus Kuliah Demi Hidupi Adik

4. Salah satu cara untuk tetap produktif adalah berusaha terus menghargai diri sendiri

Anandia Nurita, Perempuan Harus Diberi Hak untuk BersuaraAnandia Nurita di Kantor IDN Times Surabaya. 23 November 2019. IDN Times/Theo Kosakoy

Tata membagi beberapa tips untuk tetap produktif. Tata berusaha terus menghargai diri sendiri. Ada satu fase bahwa ia harus melayani orang lain. Namun, ia sadar bahwa punya kewajiban untuk melayani dirinya sendiri. Kemudian it's ok memprioritaskan diri sendiri dulu agar bisa mendukung orang di sekitar. 

Bagi Tata, cara mengatasi mood yang buruk adalah dengan mengobrol dengan orang yang dipercaya atau bertanya tentang saran biar mood bagus lagi. "Kadang kan, orang pengin didengar. Padahal, solusinya ada di diri sendiri. Setelah lega, pasti akan tahu kira-kira harus apa nih," ujarnya lagi.

5. Supaya tetap percaya diri, perempuan harus berani mencoba

Anandia Nurita, Perempuan Harus Diberi Hak untuk BersuaraAnandia Nurita di Kantor IDN Times Surabaya. 23 November 2019. IDN Times/Theo Kosakoy

Bagi Tata, cantik itu bukan sekadar perkara penampilan fisik. Saat ditanya tentang definisi cantik, Tata menjelaskan bahwa cantik adalah tentang kepercayaan diri.

"Muka gini-gini aja, aku kadang ngerasa cantik, kadang gak. Tapi, itu sebenarnya tentang kepercayaan diri ya. Jangan takut nyoba. Kalau kamu nyaman dengan gaya tertentu, lanjutkan! Kalau berubah pikiran, itu gak apa-apa. Jangan takut dibilang ikut-ikutan tren juga. Harus berani jujur! Kadang, masalah wanita ya gak berani buat ngomong gak nyaman. Padahal, itu hak kita terhadap perasaan kita," tambah Tata. 

Ada satu kutipan dari Eleanor Roosevelt yang selalu diingat dan menjadi basis hidup Tata. Kutipan itu adalah no one can make you feel inferior without your consent.

"Gak ada sesuatu yang buat kamu inferior, selain diri kamu sendiri. Itu solusi yang pertama. Yang kedua, mungkin kalau kamu bingung dalam posisi menjadi anak yang baik atau jadi manusia yang baik (kadang kan kita punya konflik peran ya), pilihlah jadi versi terbaik kamu ketika menjadi manusia. Tapi, kalau misalnya ada keputusan yang bertentangan, ya minta maaf dan kamu harus mengakui itu. Jadi, semoga yang mendasari keputusan kita adalah kemanusiaan," ujar dia. 

Itulah beberapa cerita inspiratif dari Tata, perempuan yang berprofesi sebagai produser sekaligus penulis. Semoga cerita yang dibagikannya, dapat menambah luas cara pandang kita terhadap women empowerment.

Baca Juga: Disabilitas Bukan Pembatas, Ini 5 Kisah Inspiratif Angkie Yudistia

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya