Kisah Hasniah, Difabel Rungu yang Mahir Memoleskan Tata Rias
Sekilas melihatnya, tidak ada yang menyangka jika Hasniah adalah seorang difabel rungu. Perempuan yang akrab disebut Nia ini, tampil sangat percaya diri dengan polesan makeup berteknik mumpuni serta gaya yang modis. Ya! Tata rias adalah dunia Nia saat ini. Dengan cara inilah, ia menunjukkan kepada dunia bahwa penyandang disabilitas juga bisa berprestasi, berkarya, dan bermanfaat bagi orang lain.
1. Semasa kecil, Hasniah pernah terjatuh dari tempat tidur. Kejadian inilah yang membuatnya menyandang tuna rungu hingga kini
Nia lahir pada 6 Oktober 1980 di Jakarta. Kedua orangtuanya memberikan nama yang sangat singkat tapi indah, yaitu Hasniah. Terlahir dengan normal, Nia kehilangan pendengarannya pada usia dua tahun. Penyebabnya adalah terjatuh dari tempat tidur.
Karena hal inilah, Nia diharuskan belajar bahasa isyarat. Ia juga berjuang membaca gerak bibir orang lain supaya fasih berbicara dengan orang lain. Hal ini tentu tidak mudah. Terlebih, tidak sedikit yang mengejeknya. Untungnya, ia bukan orang yang mudah patah semangat karena cemoohan negatif. Ia sama sekali tidak peduli.
2. Ketertarikan Nia pada bidang makeup, dimulai sejak bangku kelas 2 SMA. Kecintaannya itu semakin kuat tatkala ia mengenal YouTube

Jenjang pendidikan SD hingga SMA, Nia habiskan di SLB Santi Rama, Jakarta Selatan. Menginjak remaja, tepatnya saat di bangku kelas 2 SMA, Nia mulai mengenal makeup. Lantas, ia pun makin tertarik karena ingin terlihat lebih cantik dan percaya diri. Sayang, ilmunya masih terbatas dan belum memungkinkannya berkarier di dunia itu.
Selepas SMA dan bekerja, Nia mulai berani melengkapi koleksi kosmetiknya. Tak hanya itu, ia juga mengikuti kelas makeup yang digelar untuk umum. Menonton tutorial makeup yang ada di YouTube pun, jadi kebiasaannya. Menurutnya, menonton YouTube memberikan manfaat besar bagi penyandang disabilitas sepertinya.
"Teman-teman disabilitas melihat orang yang menawan di YouTube. Ada motivasi untuk bisa seperti mereka dan meningkatkan kepercayaan diri. Dari vlogger di YouTube yang disukai, mereka jadi semacam role model," sebutnya saat ditemui pada acara The Inspirational You di Hong Kong Cafe pada Selasa (3/12).
Bahkan perempuan berusia 39 tahun ini, merasa kepercayaan dirinya melesat bagai roket ketika berdandan. "Ketika kita melihat pantulan diri di cermin, itu mem-boosting rasa percaya diri kita," tandas dia.
3. Rupanya kemahiran Nia dalam memoles kosmetik, menjadi perhatian koleganya. Dari situlah, satu per satu permintaan mendatanginya
Saat ini, Nia bekerja sebagai penjahit di sebuah perusahaan garmen. Hobinya merias diri, resmi menjadi pekerjaan keduanya setelah teman dekat mengamati dan menyukai aplikasi makeup di wajah Nia. Harus diakui, teknik dan hasil akhir riasan Nia memang sudah sangat mahir. Ia bahkan bisa menyulap wajahnya sendiri menjadi glowing.
"Biasanya, karena rekan dekat melihat makeup saya. Kok tertarik? Mau, dong! Tolong dandanin aku, dong!" kisahnya sambil menirukan suara teman-temannya.
Sejak permintaan teman dekatnya itu, Nia beberapa kali dipercaya merias wajah orang lain. Selama itu pula, tidak dimungkiri jika masalah komunikasi terjadi antara dirinya dan kliennya. "Biasanya kalau ada hambatan komunikasi, bisa diatasi dengan bicara pelan-pelan," tuturnya sembari tersenyum.
Saat ditanya apakah keahlian berdandannya yang kini adalah talenta, keturunan, atau hasil belajar, ia menyebut karena otodidak belajar. "Otodidak belajar. Ini karena kemauan sendiri lewat belajar sendiri. Mungkin saja, ada bakat. Tapi, ini diasah," tegas perempuan dengan rambut berpotongan bob tersebut.
4. Bagi Nia, keterbatasan bukanlah alasan untuk tidak mandiri atau merasa terhambat. Hal ini juga ia amini sebagai motto hidupnya
Anak terakhir dari empat bersaudara ini, dikenal akan sikapnya yang mandiri. Motto hidupnya adalah menjadi wanita independen yang tidak perlu bergantung pada siapa pun. Jelas sudah kalau ia tidak mau keterbatasannya selalu menjadi alasan penghambat mimpinya untuk berkarier di dunia makeup.
Saat ini, Nia juga tergabung sebagai anggota dalam Komunitas Cahaya Disabilitas. Organisasi yang diketuai oleh Yeti Septiani ini, diketahui kerapkali mengikuti beragam pelatihan. Mulai dari Bahasa Inggris, olahraga, crafting, dan lainnya.
5. Bulan Juni lalu, ia mendapat gelar Best Makeup dalam acara CSR Y.O.U Cosmetic. Prestasi tersebut semakin mendorongnya jadi makeup artist ternama
"Setelah terpilih menjadi salah satu pemenang Best Makeup di acara CSR Y.O.U bulan Juni lalu, saya merasa semakin terdorong untuk mengejar mimpi saya sebagai makeup artist ternama," tutur Nia penuh semangat. Ia pun tidak mau merasa rendah diri lantaran menjadi difabel rungu.
"Meskipun saya memiliki keterbatasan dalam mendengar, saya tidak putus asa dan tetap percaya diri dalam merias wajah diri sendiri maupun orang lain. Saya sangat senang dipercaya sebagai makeup artist untuk acara Y.O.U. Tentunya, dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman, saya yakin dapat mewujudkan mimpi tersebut," sebutnya.
6. Bagi perempuan ini, makeup tidak hanya menjadikannya percaya diri. Ia pun dapat bermanfaat bagi orang lain
Keahlian Nia dalam memulas aneka tata rias, rupanya bukan sekadar untuk hobi dan kepuasan diri saja. Lebih dari itu, ia menunjukkan jika dirinya adalah perempuan hebat yang berdaya dan bermanfaat untuk sesama.
"Makeup yang saya gunakan, bisa diperlihatkan untuk suami saya, mempercantik diri, dan mempercantik orang lain juga," tutup penyuka kosmetik berupa liptint dan maskara tersebut.
Itulah kisah Hasniah, difabel rungu yang mahir memoleskan tata rias. Yuk, kita doakan agar karier Nia semakin meningkat bak Tasya Farasya dan makeup artist lainnya!