5 Tips Menjadi Perempuan Bahagia dan Percaya Diri, Buang Rasa Insecure
ilustrasi perempuan (pexels.com/The Lazy Artist Gallery)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perempuan dan rasa insecure yang kerap dialaminya bukanlah takdir. Begitu pula dengan seringnya sebagian perempuan bersedih karena berbagai sebab. Sekalipun perasaan perempuan lebih sensitif daripada pria, hal tersebut dapat diarahkan ke tindakan yang lebih positif dan berguna, kok. Misalnya, membantu orang lain.
Sebaliknya, jika perasaan perempuan yang sensitif mengarahkannya pada sikap minder dan jarang bahagia, ini melumpuhkan mereka. Apakah kamu juga mengalaminya? Mari ubah seringnya kamu bersedih dan rendah diri menjadi bahagia serta percaya diri dengan lima tips berikut ini.
1. Tolak perasaan insecure setelah orang menilai kekuranganmu sebagai perempuan
ilustrasi perempuan (pexels.com/Almighty Shilref)Perempuan masih kerap disorot secara tidak berimbang di masyarakat. Kelebihan atau prestasinya sering ditanggapi dengan dingin, sedangkan sedikit saja kekurangannya langsung dibesar-besarkan. Bahkan, hal-hal yang tak mampu mereka lakukan dengan baik pun langsung dilabeli sebagai kekurangan diri.
Padahal, kalau dipikir-pikir tentu manusia tidak mampu melakukan segalanya. Adanya hal-hal yang tak bisa dikerjakan oleh perempuan, bahkan meski itu dianggap sebagai tugas perempuan, bukanlah suatu aib.
Contoh, perempuan yang tidak jago memasak. Bukanlah pria juga tak semuanya mampu naik turun membetulkan atap yang bocor? Jadi, penilaian kekurangan diri dari orang lain tak selalu perlu kamu pikirkan. Kekurangan diri sejatinya lebih ke sifat, seperti mudah marah, selalu ragu, dan sebagainya.
2. Jangan mengharapkan penerimaan dari semua orang
ilustrasi perempuan (pexels.com/Jeff Denlea)Keinginan perempuan untuk selalu disayangi bisa berubah menjadi perasaan kecewa yang mendalam apabila ia tak diterima oleh sejumlah orang. Kamu mungkin akan bertanya-tanya apa yang bikin dirimu tidak boleh masuk dalam suatu lingkaran pergaulan. Pencarian terus-menerus akan jawaban atas pertanyaan tersebut dapat berujung pada kesukaan menyalahkan diri.
Seakan-akan sudah pasti dirimulah yang memiliki perilaku kurang baik atau hal-hal lain yang membuat orang-orang tak menerimamu dalam lingkar pertemanan mereka. Faktanya, semua kelompok memiliki batasan anggota. Walau tak ada kesepakatan resmi soal ini, kelompok akan membatasi anggotanya dengan karakter serta kesukaan yang semirip mungkin satu sama lain.
Orang-orang di luar itu dipandang bukan bagian dari kelompok sekalipun hubungan baik masih bisa terjalin. Bila anggota kelompok terus membesar, kelompok itu justru bakal hancur dengan sendirinya. Kamu tak perlu sedih apabila tertolak dari suatu kelompok karena hal yang sama juga dialami banyak orang.
Baca Juga: 5 Problematika yang Selalu Dihadapi Seorang Perempuan
3. Hindari mempercantik diri demi orang lain, lebih buat self love saja
Editor’s picks
ilustrasi perempuan (pexels.com/Wilson Vitorino)Apakah kamu berdandan, merawat diri, serta berolahraga cuma buat mencari perhatian lawan jenis atau menyenangkan pasangan? Meski ini sepertinya normal bahkan penting untuk dilakukan, tanpa sadar kamu malah sudah mengabaikan diri sendiri.
Kamu melakukan ketiganya semata-mata buat orang lain, bukan untuk dirimu. Nyaman atau tidaknya suatu upaya mempercantik diri sesuai keinginan lawan jenis tak penting lagi buatmu. Akibatnya, kamu kerap menyiksa diri demi memenuhi ekspektasi sekaligus imajinasi lawan jenis saja.
Kebahagiaan yang kamu rasakan ketika berhasil menenuhi ekspektasi dan imajinasi lawan jenis hanyalah semu. Kamu sebenarnya tidak bahagia bahkan merasa kosong karena meninggalkan kenyamananmu yang sesungguhnya. Tetaplah berdandan, merawat diri, serta berolahraga buat dirimu sendiri sebagai bentuk self love. Ketertarikan orang lain cukup sebagai bonusnya.
4. Percaya bahwa dirimu menarik di mata orang yang mampu melihat sisi-sisi tersebut
ilustrasi perempuan (pexels.com/Alena Shekhovtcova)Cuma karena beberapa orang menyebut kamu bukanlah perempuan yang menarik, jangan langsung percaya. Bukankah menarik atau tidak merupakan hasil penilaian yang subjektif sekali? Kamu tidak menarik bagi mereka, bukan artinya semua orang berpendapat sama.
Orang-orang yang tak tertarik padamu hanya berfokus pada sisi-sisi dirimu yang dianggap kurang. Mereka tidak peduli terhadap hal-hal lain dalam dirimu, sehebat apa pun itu. Atau tahu tentang itu, tetapi menolak mengakuinya karena gengsi semata.
Sementara itu, orang-orang yang mampu melihat sisi-sisi menarik dalam dirimu dan tanpa ragu mengakuinya pasti bakal bersikap menghargai serta penuh apresiasi terhadapmu. Jangan menghabiskan perhatianmu buat orang yang gagal melihat daya tarikmu, ya.
5. Pilih lingkungan yang tepat untuk mendukung perkembanganmu
ilustrasi tiga perempuan (pexels.com/cottonbro)Ada kalanya kamu gak bisa leluasa memilih lingkungan. Misalnya, kamu dibesarkan dalam keluarga yang tidak menganggap anak laki-laki dan perempuan setara. Dalam banyak tahun, kamu harus menghadapi perlakuan orangtua yang pilih kasih.
Namun, segera setelah kamu cukup dewasa, dirimu dapat memutuskan untuk menjauh dari lingkungan tersebut. Bukan dengan memutuskan hubungannu dengan orangtua, melainkan memilih lebih sering berada di lingkungan yang mendukung perkembangan dirimu. Hindari menyerah pada keadaan dengan terus tinggal bersama keluarga yang pandangannya terlalu kolot.
Perempuan yang bahagia serta percaya diri bukanlah bentuk dari penyimpangan. Jadi, tak usah merasa bersalah apabila kamu ingin mengubah dirimu yang selama ini diliputi kesedihan dan gampang insecure. Dengan pancaran kebahagiaan serta kepercayaan diri, perempuan bakal merasa puas dengan kehidupannya.
Baca Juga: 5 Alasan Perempuan Mampu Menjadi Single Mom yang Sukses
Marliana Kuswanti
Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
