Cerita Safira Amalia, Aktivis Sosial yang Peduli Pendidikan

'Pursue Your Dreams,' semua orang bisa mengejar mimpinya

Berbicara soal pendidikan memang gak ada habisnya. Terlebih di zaman modern ini, masih banyak orang yang gak bisa mengenyam pendidikan dengan layak. Selain itu, banyak juga kalangan yang hanya bisa merasakan pendidikan formal. Sedangkan untuk pendidikan non-formalnya belum bisa mereka dapatkan, karena keterbatasan finansial atau yang lainnya.

Hal itulah yang membuat Safira Amalia Nuranisa, seorang Foundation Manager di Sagara Foundation, memiliki motivasi besar untuk membuat pendidikan non-formal dapat dirasakan oleh beberapa pihak yang mengalami keterbatasan finansial. Dalam wawancara langsung bersama IDN Times pada Kamis (26/01/2023) melalui daring, Safira membagikan pengalamannya ketika bergabung dan membangun Sagara Foundation.

1. Berawal dari ketertarikan Safira terhadap kegiatan sosial yang berfokus pada masyarakat

Cerita Safira Amalia, Aktivis Sosial yang Peduli PendidikanSafira Amalia bersama para siswa di Sagara Foundation (dok. Safira Amalia Nuranisa)

Sejak dulu, Safira memiliki ketertarikan yang cukup besar dalam dunia sosial. Karena, dunia sosial memang memiliki fenomena yang sangat beraneka ragam. Kita bisa melihat banyak realitas dan hal baru dalam sebuah kelompok masyarakat. Berangkat dari ketertarikannya ini, Safira pun akhirnya memilih jurusan Sosiologi hingga jenjang S2-nya. Karena menurut Safira, masyarakat dan sosial adalah hal yang sangat menarik untuk dipelajari.

“Masyarakat tuh ternyata luas banget, mulai dari realitas, fenomena, dan yang lainnya. Itulah kenapa, aku tertarik banget di jurusan Sosiologi dan memutuskan ambil jurusan ini sampai jenjang S2. Jadi, aku memang menyukai juga hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat. Karena ternyata masyarakat tuh sangat beragam, fenomenanya gak hanya itu-itu saja, namun sangat bervariasi,” tutur Safira.

Hal itu juga yang akhirnya membuat Safira tertarik untuk lebih mendalami dunia sosial. Mulai dari pendidikan formal, hingga menjadi aktivis sosial di komunitas atau volunteering. Salah satu kegiatan volunteering yang ia ikuti adalah Ruangpeduli by Ruangguru. Kegiatan volunteering itu fokus membantu para pelaku pendidikan. Safira juga menganggap, salah satu fenomena atau isu terbesar dalam ranah sosial adalah terkait pendidikan.

“Saat aku bergabung di volunteer pendidikan (Ruangpeduli), aku melihat banyak orang yang benar-benar memperjuangkan pendidikannya. Banyak juga orang yang akhirnya terpaksa meninggalkan mimpinya dalam pendidikan karena segala keterbatasan,” katanya.

Sehingga, dapat dikatakan, isu pendidikan memang menjadi hal yang masih cukup genting di sosial dan masyarakat. Itu juga yang akhirnya membuat Safira ingin lebih memfokuskan kontribusi dan aktivitasnya dalam ranah pendidikan.

2. Perjalanan Safira untuk menyalurkan ilmunya gak mudah, banyak kekhawatiran dan ketakutan

Cerita Safira Amalia, Aktivis Sosial yang Peduli PendidikanPotret Safira Amalia ketika sudah menyelesaikan studi S2-nya (dok. Safira Amalia Nuranisa)

Tujuan utama Safira melanjutkan studinya hingga S2 tentunya didasari oleh motivasi dari keluarga dan diri sendiri. Namun, tujuannya yang gak kalah penting adalah terkait keinginan Safira untuk membuat ilmunya bermanfaat bagi banyak orang. Terkadang, hal tersebut yang menjadi pressure bagi Safira.

“Kesulitan terbesar tuh sebenarnya lebih ke pendirian dalam diri sendiri. Aku takut pendidikan yang aku dapatkan dan jalankan gak bisa jadi amanah untuk masyarakat. Aku juga khawatir pendidikan yang aku jalankan gak bisa bermanfaat untuk masyarakat luas,” ujar Safira.

Gak bisa dimungkiri, ketakutan memang akan menjadi pengaruh buruk terhadap banyak hal dalam kehidupan ini. Banyak orang yang kadang gak bisa bersikap konsisten, hanya karena rasa takut dalam diri mereka. Hal ini ternyata dirasakan juga oleh Safira ketika sedang menyelesaikan studi S2-nya dan berusaha membuat ilmunya bisa bermanfaat bagi masyarakat. Namun, menurutnya, bersikap konsisten sebenarnya menjadi hal paling krusial untuk diterapkan dalam kehidupan ini.

“Dalam berproses, kita harus bersikap konsisten. Ketika sedang down, aku selalu ingat niat awal aku, kenapa aku memulai hal ini. Lalu, aku juga harus ingat, kalau memang semua hal sebaiknya dilanjutkan sampai akhir, harus fight juga sama yang aku pilih, karena hidup adalah pilihan. Intinya, untuk bersikap konsisten, kita harus selalu ingat niat di awal dan lakukan lah semuanya dengan hati,” tuturnya.

Sikap konsisten yang diterapkan Safira akhirnya bisa berbuah baik. Karena akhirnya Safira berhasil menyelesaikan S2-nya. Saat ini juga ia sedang dalam proses membuat ilmunya bermanfaat bagi banyak orang. Safira juga tengah berkontribusi dan turut membangun Sagara Foundation, yakni yayasan yatim piatu yang berfokus pada pendidikan teknologi.

3. Terbentuknya Sagara Foundation ternyata melewati proses yang cukup panjang

Cerita Safira Amalia, Aktivis Sosial yang Peduli PendidikanSafira Amalia ketika sedang presentasi di Sagara Foundation (dok. Safira Amalia Nuranisa)

Sagara Foundation adalah salah satu jawaban dari keresahan Safira terkait isu pendidikan saat ini. Sagara Foundation berada di bawah naungan perusahaan Sagara Technology. Terbentuknya Sagara Foundation pun merupakan CSR (Corporate Social Responsible) dari Sagara Technology. Safira menyebutkan, perjalanan dan latar belakang Sagara Foundation pun cukup panjang serta banyak prosesnya.

"Secara notaris, terbentuknya pada April 2022. Latar belakangnya karena pandemi Covid-19, kita berpikir bahwa mungkin banyak anak yang kehilangan orangtuanya. Mungkin banyak juga anak-anak yatim piatu yang gak punya kesempatan mengenyam pendidikan, baik formal maupun non-formal. Kita dari Sagara ingin berkontribusi dalam hal itu," tuturnya.

Secara umum, Sagara Foundation ini semacam yayasan bimbingan belajar, namun fokus di ranah teknologi. Misalnya seperti mengajarkan anak-anak terkait codingprogramming, dan sejenisnya. Namun, karena bentuknya memang yayasan, jadi seluruh programnya ini gak dipungut biaya.

"Program utama kami adalah Yatim Piatu Teknologi. Di program ini, kami memberikan kesempatan untuk teman-teman yatim piatu agar bisa memperoleh pendidikan berbasis teknologi. Kita memberikan kelas mingguan gratis secara offline. Jadi, kegiatannya dilaksanakan setiap hari Sabtu di kantor Sagara (Bandung, Summarecon Gedebage). Kita juga memberikan kelas online untuk wawasan tambahan para siswa," jelas Safira.

dm-player

Program Sagara Foundation juga memang dikhususkan untuk anak yatim piatu dan berasal dari keluarga kurang mampu. Target siswanya adalah untuk jenjang SMA/SMK/Sederajat. Sagara Foundation memang mempunyai standar tertentu, sehingga kelasnya ini gak dibuka untuk umum.

Safira dan tim biasanya akan mencari partnership atau mitra berupa sekolah, yayasan, dan semacamnya. Lalu, mereka akan menawarkan program di Sagara Foundation. Setelah itu, sekolah akan mendata dan memberikan siswa-siswa yang memang berhak mendapatkan kesempatan tersebut.

Baca Juga: Anindita Zein, Alumni LPDP yang Berdayakan Ibu lewat 'Lab Belajar Ibu'

4. Sagara Foundation bukan hanya fokus di pendidikan, namun di ranah teknologi

Cerita Safira Amalia, Aktivis Sosial yang Peduli PendidikanSafira Amalia Nuranisa, sebagai Foundation Manager di Sagara Foundation (dok. Safira Amalia Nuranisa)

Sudah banyak yayasan yang berfokus di ranah pendidikan. Namun, belum banyak yayasan yang memfokuskan pendidikannya di bidang teknologi seperti Sagara Foundation. Menurut Safira, pendidikan teknologi menjadi hal genting yang perlu diperhatikan di zaman sekarang.

"Latar belakang Sagara Foundation didasari oleh keyakinan yang kuat bahwa keterampilan teknologi informasi bisa memberikan manfaat dan dampak sosial ekonomi demi meningkatkan kesejahteraan SDM, baik dalam hal edukatif, kreatif, bahkan inovatif. Dari hasil riset, Indonesia butuh sekitar 600.000 digital talent per tahun, namun yang terpenuhinya hanya 100.000-200.000 saja. Melalui Sagara Foundation, kita ingin bisa berkontribusi untuk memenuhi digital talent tersebut," kata Safira.

Safira juga yakin, sebenarnya banyak anak yang memiliki bakat atau kemampuan dalam bidang digital. Namun, karena gak ada wadah untuk mengasahnya, skill mereka jadi kurang berkembang. Itulah mengapa, Sagara Foundation hadir dan fokus di dunia teknologi. Safira, bersama Sagara Foundation, berharap jumlah SDM Indonesia di bidang teknologi akan semakin bertambah setiap tahunnya.

Karena gak bisa dipungkiri, dunia digital menjadi fondasi untuk kehidupan di masa depan. Saat ini juga sudah banyak aspek yang beralih ke dunia digital. Tanpa adanya pendidikan teknologi yang mumpuni, mungkin SDM Indonesia berpotensi ketinggalan zaman. Itulah mengapa, Safira, melalui Sagara Foundation, ingin berkontribusi untuk hal ini. Karena sejalan juga dengan misi hidup Safira yang ingin memanfaatkan ilmunya untuk kepentingan banyak orang.

5. Menurut Safira, semua orang berhak mendapatkan dan mengejar mimpinya sampai tuntas

Cerita Safira Amalia, Aktivis Sosial yang Peduli PendidikanSafira Amalia Nuranisa, sebagai Foundation Manager di Sagara Foundation (dok. Safira Amalia Nuranisa)

Melalui Sagara Foundation, Safira ingin membantu orang-orang untuk menggapai mimpinya. Karena bagi Safira, semua mimpi itu adalah cikal bakal kenyataan, artinya memang gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Semuanya pasti akan terwujud, jika kita gak malas untuk mewujudkannya.

"Di Sagara Foundation, kami mempunyai tagline yaitu Pursue Your Dreams. Artinya, semua orang berhak untuk mempunyai mimpi dan mengejar mimpi itu hingga jadi kenyataan. Itulah mengapa, kami ingin mengajak anak-anak untuk gak lelah dalam menggapai mimpinya sampai terwujud," tegas Safira.

Menurutnya juga, dia termasuk salah satu orang yang beruntung, karena bisa mengejar mimpinya tanpa kendala finansial. Sebagai salah satu orang yang beruntung, Safira akhirnya ingin berkontribusi untuk membantu banyak orang dalam menggapai mimpinya. Langkah awalnya adalah melalui Sagara Foundation ini.

"Saat ini aku sedang ikut membangun Sagara Foundation, yang memang  langsung berhubungan dengan masyarakat. Ini juga yang bikin aku berpikir bahwa, dengan aku punya pendidikan tinggi, itu juga bisa bermanfaat untuk orang lain. Dengan aku bergabung di sini, semoga apa yang aku pelajari dan sampaikan, hal-hal baik serta positifnya, bisa terealisasikan dengan baik bersama Sagara Foundation," kata Safira.

6. Mimpi bukan hanya sekadar 'mimpi,' semua pasti terwujud dengan niat dan keinginan

Cerita Safira Amalia, Aktivis Sosial yang Peduli PendidikanSafira Amalia ketika sedang presentasi di Sagara Foundation (dok. Safira Amalia Nuranisa)

Berbicara soal mimpi, hal ini menjadi yang paling di-highlight oleh Safira. Sejalan juga dengan tagline Sagara Foundation, Pursue Your Dreams. Safira juga selalu menanamkan value kepada tim dan anak-anak di yayasan di Sagara Foundation, bahwa semua mimpi pasti akan terwujud.

"Aku selalu menanamkan bahwa gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Sesuatu yang kita mimpikan, mungkin menurut kita itu hanya mimpi, tetapi ternyata hal itu berpotensi besar akan terwujud. Namun, kita memang gak akan pernah tahu waktunya kapan. Jadi, terus yakin dan percaya bahwa apapun yang kita inginkan dan harapkan, pasti akan terjadi. Ingat juga, jalan setiap orang pasti akan berbeda," tutur Safira.

Sejalan dengan yang dikatakan oleh Safira, mimpi memang bukan hanya sekadar 'mimpi.' Jika disertai keyakinan, niat, dan usaha, maka mimpi akan terwujud. Soal waktu, itu gak pernah menjadi urusan kita, namun akan menjadi rencana Tuhan. Sehingga, seperti yang ditegaskan oleh Safira, jangan pernah takut bermimpi. Jangan pernah menyerah juga tentang apapun yang kita impikan, terus berjuang dan percaya bahwa semuanya akan berakhir baik.

Itu dia hasil wawancara IDN Times dengan Safira Amalia Nuranisa. Semangat dan afirmasi positif yang diberikan Safira bisa menjadi insight bagi kita agar gak takut bermimpi serta mengejar mimpi. Safira juga mengajarkan kita agar menjadi pribadi yang lebih bermanfaat untuk masyarakat luas. Lalu, jangan malas juga untuk berkontribusi demi kepentingan banyak orang.

Baca Juga: Cerita Seru Liviany Claudia Hadapi Quarter Life Crisis, Butuh Proses!

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya