Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tren Sustainable Fashion yang Akan Marak Di Tahun 2025

ilustrasi peragaan busana (pixabay.com/pexels)

Industri mode terus berkembang ke arah yang lebih baik dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan penggunaan pakaian yang ramah lingkungan. Konsumen juga semakin peka akan transparansi sebuah perusahaan dalam memproduksi pakaian. Tren mode sustainability akan terus meningkat dan bahkan marak di tahun 2025.

Sustainable fashion sangat penting bagi keberlanjutan planet yang lestari. Mulai dari mengurangi jejak karbon, mengurangi limbah tekstil, hingga perlindungan pada hewan yang sering diambil bulunya. Yuk, ketahui apa saja tren sustainable fashion yang akan ramai di tahun 2025.

1.Garmen dengan material berkelanjutan

ilustrasi pakaian (pexels.com/cottonbro)

Kain dari material berkelanjutan adalah inovasi yang menarik sekaligus berdampak positif bagi industri tekstil. Dengan adanya kain ramah lingkungan, tentunya sampah dari limbah tekstil dapat berkurang secara signifikan.

Umumnya, material berkelanjutan memiliki ciri biodegradable atau mudah terurai. Contohnya kain tencel yang terbuat dari serat kayu eukaliptus dan dibuat dengan proses ramah lingkungan. Ada juga CELYSTM yang terbuat dari bahan-bahan compostable. CELYSTM merupakan brand poliester ramah lingkungan pertama di dunia, alternatif dari benang poliester yang umumnya terbuat dari serat mikroplastik.

Gak hanya berasal dari material ramah lingkungan, garmen atau pakaian yang sustainable juga berasal dari pertanian yang sustainable. Contohnya kain katun organik yang berasal dari pertanian kapas, yang diolah tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Jadi sebagai konsumen, kita perlu mengetahui rantai produksi garmen dari pakaian yang akan kita beli.

2.Pakaian netral gender

ilustrasi pakaian denim (pexels.com/cottonbro)

Tren pakaian netral gender masih akan populer di tahun 2025 mendatang. Pakaian netral gender dinilai lebih inklusif karena tidak membatasi gender tertentu untuk memilih pakaian. Hal ini juga menepis stereotip gender dalam mengenakan pakaian.

Pakaian netral gender memakai potongan dan desain yang lebih sederhana. Detail desain yang dipakai juga mengurangi khas dari masing-masing gender, baik maskulin maupun feminin. Warna-warna yang dipakai juga cenderung netral.

Bagi lingkungan, pakaian netral gender berdampak positif dalam meminimalisir limbah tekstil. Karena pakaian netral gender dapat dipakai oleh siapa saja dan mengurangi produksi pakaian spesifik gender tertentu.

3.Thrifting dan pakaian daur ulang

ilustrasi memilah pakaian (pexels.com/cottonbro)

Sejak beberapa tahun, tren thrifting atau pakaian secondhand masih banyak digandrungi hingga kini. Tren membeli pakaian bekas masuk kategori sustainable fashion, karena membantu mengurangi pakaian bekas yang masih layak pakai terbuang sia-sia.

Secara ekonomi, thrifting atau belanja secondhand juga menghemat pengeluaran. Harga dari pakaian-pakaian bekas juga lebih terjangkau dan lebih rendah dari harga pakaian baru.

Selain thrifting, ada juga pakaian daur ulang yang terbuat dari pakaian-pakaian bekas yang dibersihkan. Kemudian pakaian tersebut akan dipintal kembali menjadi benang dan kain baru. Beberapa jenama pakaian, baik lokal maupun internasional sudah banyak mendaur ulang pakaian. Misalnya H&M, Adidas, Nike, Levi’s, dan lain-lain.

4.Digital fashion

ilustrasi model berpose (pexels.com/daniel-herrera-flores)

Meskipun tergolong baru, kehadiran digital fashion akan semakin marak di tahun 2025. Digital fashion atau pakaian digital memanfaatkan software untuk menghasilkan desain pakaian yang diinginkan. Wujud dari pakaian digital sendiri bukan berbentuk fisik, melainkan digital.

Pakaian digital dinilai ramah lingkungan karena dalam proses produksinya tidak membutuhkan bahan baku seperti tekstil. Hal ini tentu mengurangi limbah dari produksi tekstil yang menyumbang jejak karbon dan gas rumah kaca.

Banyak jenis digital fashion yang dapat kamu temukan. Mulai dari virtual clothing yang biasanya muncul pada dunia game, avatar, dan media sosial. Ada juga NFT (Non-Fungible Tokens) fashion yang memungkinkan seorang memiliki sebuah desain pakaian yang unik dan tidak dapat dimiliki oleh orang lain.

5.Minimalist fashion

ilustrasi pakaian (pexels.com/arina-krasnikova)

Tren tahun baru 2025 dengan gaya hidup minimalis masih berkaitan dengan gaya hidup sustainable. Kedua gaya hidup ini menekankan pada pengurangan konsumsi berlebih dan kesederhanaan. Hal ini dapat diterapkan juga pada minimalist fashion yang sebisa mungkin mengurangi limbah, dan menggunakan pakaian yang berkualitas.

Minimalist fashion cenderung memakai warna-warna netral, bergaris, dengan desain busana sepanjang masa. Sehingga pakaian dapat terus digunakan tanpa lekang oleh waktu. Minimalist fashion juga mengutamakan kepraktisan dari pakaian agar nyaman dipakai dan cocok dipadukan dengan berbagai model pakaian.

Sustainable fashion bukan hanya tren mode pakaian, tetapi juga sebagai langkah solutif untuk keberlanjutan lingkungan hidup. Dengan menerapkan gaya berpakaian yang lestari, kita sudah berkontribusi mengurangi dampak negatif dari rantai industri tekstil yang cenderung mencemari lingkungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us