Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Praktis Memulai Sustainable Living, Peduli Lingkungan

Ilustrasi memulai sustainable living(Pexel.com/cottonbro studio)

Sustainable living atau gaya hidup berkelanjutan adalah cara hidup yang berfokus pada meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam menghadapi isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, kita harus mulai mengambil langkah nyata. Berikut adalah lima tips praktis yang bisa kamu terapkan untuk mendukung bumi kita tercinta.

1. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai

Ilustrasi memulai sustainable living(Pexel.com/Mikhail Nilov)

Plastik sekali pakai adalah salah satu penyumbang utama polusi lingkungan. Mulailah mengganti plastik dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti membawa tas kain saat berbelanja, menggunakan botol minum stainless steel, atau membawa kotak makan sendiri. Langkah sederhana ini tidak hanya membantu mengurangi limbah plastik, tetapi juga mendukung kebiasaan hidup yang lebih sadar.

Selain itu, kamu bisa ikut berpartisipasi dalam kampanye pengelolaan limbah plastik di lingkungan sekitar. Dengan edukasi dan kolaborasi, kita dapat mendorong lebih banyak orang untuk mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai.

2. Pilah sampah dan mulai daur ulang

Ilustrasi memulai sustainable living(Pexel.com/Julia M Cameron)

Membiasakan diri memisahkan sampah organik dan non-organik adalah langkah penting dalam memulai sustainable living. Kamu bisa memanfaatkan sampah organik menjadi kompos untuk tanaman di rumah. Sementara itu, sampah anorganik seperti kertas, plastik, dan logam dapat didaur ulang atau dijual ke bank sampah.

Dengan memilah sampah, kita membantu mengurangi jumlah limbah yang berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Langkah ini sederhana, tetapi memberikan dampak besar terhadap pengelolaan lingkungan.

3. Hemat energi di rumah

Ilustrasi memulai sustainable living(Pexel.com/Kindel Media)

Langkah kecil seperti mematikan lampu saat tidak digunakan atau mencabut alat elektronik dari stopkontak dapat menghemat energi. Selain itu, beralih ke penggunaan lampu LED yang lebih efisien atau memanfaatkan energi terbarukan, seperti panel surya, adalah pilihan yang bijak.

Kebiasaan hemat energi tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga menghemat pengeluaran rumah tangga. Semakin banyak orang yang berhemat energi, semakin besar kontribusi kita dalam melindungi bumi dari pemanasan global.

4. Konsumsi produk lokal dan musiman

Ilustrasi memulai sustainable living(Pexel.com/Gustavo Fring)

Membeli produk lokal dan musiman tidak hanya mendukung petani lokal, tetapi juga membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari transportasi jarak jauh. Pilihlah sayur, buah, atau bahan makanan yang ditanam di daerah sekitar, karena umumnya lebih segar dan ramah lingkungan.

Selain itu, kurangi konsumsi makanan olahan yang sering kali menghasilkan lebih banyak limbah. Dengan memilih produk segar dan lokal, kita turut mendukung ketahanan pangan sekaligus menjaga keberlanjutan alam.

5. Kurangi fast fashion, pilih pakaian berkualitas

Memulai sustainable living(Pexel.com/Timur Weber)

Industri fast fashion adalah salah satu penyumbang terbesar polusi tekstil dan limbah kimia. Kamu bisa memulai beralih ke pakaian berkualitas yang tahan lama, membeli pakaian preloved, atau bahkan mendukung merek yang menerapkan prinsip keberlanjutan.

Mengurangi pembelian pakaian yang tidak perlu juga akan membantu mengurangi limbah tekstil. Selain itu, kamu bisa mencoba memperbaiki pakaian yang rusak alih-alih langsung membuangnya. Dengan langkah ini, kita turut menjaga lingkungan sekaligus menghemat pengeluaran.

Sustainable living adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap lingkungan dan generasi mendatang. Langkah-langkah kecil yang konsisten, seperti mengurangi plastik, memilah sampah, hemat energi, memilih produk lokal, dan menghindari fast fashion, dapat membawa perubahan besar bagi bumi. Mulailah dari hal-hal sederhana, karena setiap tindakan yang kita lakukan adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Afifah
EditorAfifah
Follow Us