Plan International Rilis Riset Potret Pemimpin Perempuan dalam Media 

Riset tersebut turut melibatkan Geena Davis Institute

Plan International dan Geena Davis Institute on Gender in Media (GDIGM) melakukan riset soal perempuan dalam industri film dan iklan. Hasil riset tersebut terangkum dalam laporan berjudul Rewrite Her Story. Melibatkan opini yang berasal dari 10.000 anak perempuan di berbagai negara yang menyaksikan film dan iklan, riset ini memunculkan beberapa hasil yang mencengangkan.

Namun, bukan sekadar mencengangkan saja. Seharusnya ini menjadi perenungan semua pihak. Bahwa potret perempuan dan pemimpin perempuan yang sering ditampilkan, sangat berpengaruh pada anak perempuan dalam menilai diri dan melihat bagaimana kepemimpinan yang sesungguhnya. Berikut selengkapnya!

1. Meskipun perempuan dapat mencapai posisi kepemimpinan, sayangnya sosoknya masih digambarkan sebagai obyek seksual dalam film

Plan International Rilis Riset Potret Pemimpin Perempuan dalam Media Photo by Francois Duhamel - © 2014 Warner Bros. Entertainment Inc. and Ratpac-Dune Entertainment LLC. All Rights Reserved.

Riset tersebut menyebutkan jika tokoh pemimpin perempuan dalam film, empat kali lebih sering digambarkan berpakaian terbuka dibanding laki-laki. Persentase yang didapat adalah 30 banding 7 persen. Di samping itu, pemimpin perempuan digambarkan lebih sering tampil beradegan separuh telanjang dibanding laki-laki. Perbandingannya adalah 15 banding 8 persen.

Perbandingan yang serupa, juga terjadi pada adegan bugil. 2 persen tokoh perempuan dalam film, digambarkan beradegan bugil. Sementara laki-lakinya hanya 0,5 persen saja. Bagaimana soal pelecehan seksual? Pemimpin perempuan digambarkan 5 persen mendapatkan pelecehan, ketika laki-lakinya hanya 1 persen.

2. Ketidakadilan lainnya adalah ketika perempuan digambarkan lebih efektif menjadi pemimpin dalam ranah domestik

Plan International Rilis Riset Potret Pemimpin Perempuan dalam Media Photo by Francois Duhamel - © 2014 Warner Bros. Entertainment Inc. and Ratpac-Dune Entertainment LLC. All Rights Reserved.

Berbicara peran kepemimpinan secara umum, rasio pemimpin dalam film masih didominasi oleh laki-laki. Pria meraih persentase sebanyak 42 persen, sementara perempuan hanya 27 persen saja. Tak cuma itu, jumlah pemain, frekuensi kemunculan, dan porsi bicara aktor dua kali lebih banyak daripada aktris.

Sekalinya perempuan menjadi pemimpin dalam sebuah lakon, perannya akan dianggap lebih efektif dalam ruang lingkup keluarga dan komunitas. Di posisi kepemimpinan ini, perempuan mendapat angka 81 persen dan laki-laki 62 persen.

Sebaliknya, laki-laki akan lebih efektif menjadi pemimpin di tingkat nasional daripada perempuan. Ketika persentase perempuan hanya 44 persen, laki-laki malah menjangkau 57 persen. Dari sini, tampak sekali jika peran domestik perempuan digambarkan lebih kuat ketimbang peran laki-laki di ruang publik.

3. Bagaimana dengan representasi perempuan dalam dunia iklan? Salah satu jawabannya adalah kepemimpinan hanya untuk laki-laki

Plan International Rilis Riset Potret Pemimpin Perempuan dalam Media Photo by Francois Duhamel - © 2014 Warner Bros. Entertainment Inc. and Ratpac-Dune Entertainment LLC. All Rights Reserved.
dm-player

Ada lima kesimpulan yang didapatkan dari riset ini pada iklan. Pertama, tubuh perempuan digunakan untuk mempromosikan produk. Kedua, anak perempuan harus cantik. Ketiga, laki-laki terkesan lebih cerdas daripada perempuan. Keempat, perempuan ditempatkan di dapur. Terakhir, kepemimpinan hanya ditujukan untuk laki-laki.

Hasil temuan tadi didapat dari sekelompok anak perempuan di lima negara, yang membahas 108 iklan. Ironis, bukan?

Baca Juga: Plan Indonesia Peduli Kesetaraan Gender Sejak Masa Kanak-Kanak

4. Berdasarkan hasil riset tersebut, Dini Widiastuti menyatakan representasi positif perempuan di media tengah defisit

Plan International Rilis Riset Potret Pemimpin Perempuan dalam Media instagram.com/planindonesia

Tidak mau ketinggalan, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, Dini Widiastuti menyatakan efek defisit tersebut terhadap anak perempuan. “Defisit representasi positif perempuan di media dapat berdampak pada gambar diri anak perempuan," katanya.

Masih menurutnya, kita masih bisa mendapatkan solusinya jika berbagai pelaku media mau bekerja sama. "Media massa, pengiklan, dan praktisi perfilman bisa bekerja sama mengurangi defisit ini dan membuka ruang lebih luas untuk narasi positif tentang perempuan dan perempuan pemimpin," lanjutnya.

Dini yakin jika ada lebih banyak profil perempuan sebagai pemimpin di media, lebih mudah bagi anak perempuan untuk membayangkan dirinya menjadi pemimpin. Bayangan negatif dalam riset tadi pun, tak lagi jadi halangan anak perempuan untuk berkarya.

5. Senada dengan Dini, aktris Geena Davis pun tegas mengatakan jika anak perempuan perlu melihat karakter positif di media sebagai teladan

Plan International Rilis Riset Potret Pemimpin Perempuan dalam Media instagram.com/gdigm

Aktris Hollywood, Geena Davis, menegaskan, “Film dan media berpengaruh hebat pada cara pandang anak perempuan terhadap dirinya sendiri dan cara dunia melihat mereka. Anak perempuan perlu melihat diri dan karakter mereka tercermin di layar."

"Karakter positif dan otentik dapat menginspirasi mereka untuk berkembang. Pembuat konten di industri media dan hiburan berkesempatan mempengaruhi aspirasi anak perempuan dengan cara menghentikan stereotipe gender yang merusak," tutup Gina.

Itu dia potret pemimpin perempuan dalam media berdasarkan hasil riset Plan International dan Geena Davis Institute on Gender in Media (GDIGM). Bagaimana denganmu? Siap membantukah?

Baca Juga: Kapsul Waktu Perempuan Nusantara, Sebuah Perjuangan Kesetaraan Gender 

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya