5 Alasan Cowok Lebih Suka Bekerja Daripada Jadi Bapak Rumah Tangga 

Ketika seorang cowok menyadari bahwa membangun sebuah keluarga itu gak cukup hanya bermodalkan cinta, mereka biasanya menginginkan dirinya dan pasangan untuk sama-sama mencari nafkah. Hal ini yang menjadi alasan mengapa sebagian dari mereka gak tertarik untuk menjadi bapak rumah tangga.

Meski menjalani peran sebagai bapak rumah tangga juga bisa disambi dengan bekerja lepas, cowok berpikir bahwa penghasilannya gak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, apalagi kalau sudah memiliki momongan. Hal tersebut membuat mereka berpikir seribu kali untuk mengambil peran sebagai bapak rumah tangga.

Keinginan untuk tetap bisa hidup mandiri dan gak mau terus bergantung pada pasangan juga menjadi alasan lain mengapa seorang cowok gak tertarik menjadi bapak rumah tangga. Mereka menyadari bahwa pasangannya belum tentu mampu menemaninya hingga tua nanti. Ada kalanya ia harus pergi menghadap Sang Maha Kuasa untuk selamanya.

Sebagian besar dari mereka kurang begitu percaya dengan adanya fenomena bapak rumah tangga karena ini sama saja dengan membiarkan dirinya bergantung sepenuhnya pada pasangan. Cowok dengan pemikiran seperti ini takut jika nanti pasangan telah tiada, ia bakal kelabakan karena tiba-tiba harus menghidupi dirinya dan anak-anaknya seorang diri.

Alasan lainnya adalah karena mereka merasa harus bisa setara bahkan lebih dalam hal karier dari pasangannya. Daripada menghabiskan waktu hanya untuk mengurus segala macam urusan rumah tangga, bekerja keras dan membangun karier adalah jalur hidup yang menurut mereka lebih baik.

Terlebih, jika mereka berkaca dari karier pasangan yang makin bagus, menjadi bapak rumah tangga sama sekali bukan pilihan. Bagi mereka, kalau dirinya bisa setara dengan pasangan, untuk apa hanya berdiam diri mengurus rumah tangga dan momong anak saja.

Ketika seorang cowok merasa kurang mampu mendidik anak dengan baik, mereka cenderung memilih untuk tidak menjadi bapak rumah tangga dan tetap bekerja seperti cowok pada umumnya. Mereka menyadari bahwa menjadi bapak rumah tangga gak cukup dengan melakukan pekerjaan domestik rumah tangga, seperti mencuci, memasak, atau bersih-bersih rumah.

Bapak rumah tangga juga dituntut harus bisa mengasuh serta mendidik anak dengan cara yang baik dan tepat. Tentu saja, gak semua cowok di dunia ini memiliki kemampuan tersebut. Mereka khawatir kalau sampai salah dalam mengasuh anak, anaklah yang akan menjadi korban hingga menimbulkan konflik rumah tangga. 

Bagi sebagian orang, menjadi seorang bapak rumah tangga itu sebenarnya menyenangkan karena bisa berganti peran dengan pasangan. Namun, sayangnya di zaman modern ini masih banyak yang memandang negatif fenomena tersebut.

Bagi sebagian cowok, menjadi bapak rumah tangga itu masih dianggap melanggar kodratnya sebagai kepala keluarga. Ketika seorang cowok sering mendapatkan penilaian negatif dari lingkungan sekitar, mereka akan cenderung berhenti memilih jalur bekerja di luar rumah pada umumnya.

Cowok dengan pemikiran seperti ini tentunya tidak tahan dengan komentar lingkungan sekitar yang menganggap mereka sebagai cowok tanpa tanggung jawab. Apakah kamu sendiri pernah mengalaminya?

Kalau kamu merasa kurang yakin dengan pilihanmu sebagai seorang bapak rumah tangga, beberapa anggapan dalam artikel ini mungkin ada benarnya sehingga kamu perlu melebarkan sudut pandang lagi. Paling penting adalah terus mengomunikasikannya bersama pasangan agar impian rumah tangga ideal bisa terwujud bahagia, ya!