Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Negatif Emosional HTS yang Jarang Disadari, Pahami Yuk!

ilustrasi pasangan (pexels.com/Phil Nguyen)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Phil Nguyen)

Hubungan tanpa status (HTS) sering kali dianggap sebagai sesuatu yang ringan dan menyenangkan. Namun, tanpa disadari, hubungan semacam ini bisa menimbulkan dampak emosional yang cukup besar. Banyak orang yang terjebak dalam HTS mengalami perasaan tidak pasti dan kebingungan yang berkepanjangan.

Mereka mungkin merasa dekat, tetapi di saat yang sama, tidak memiliki kejelasan dalam hubungan. Akibatnya, ada banyak konsekuensi emosional yang jarang disadari tetapi bisa berpengaruh besar terhadap kehidupan sehari-hari. Berikut adalah lima dampak negatif emosional dari HTS yang sebaiknya kamu sadari.

1. Ketidakpastian yang melelahkan

ilustrasi bertengkar (freepik.com/Drazen Zigic)
ilustrasi bertengkar (freepik.com/Drazen Zigic)

Ketika kamu berada dalam HTS, kamu tidak memiliki kepastian tentang masa depan hubungan tersebut. Hal ini bisa menimbulkan kecemasan yang terus-menerus, terutama jika salah satu pihak menginginkan kejelasan. Akhirnya, ketidakpastian ini dapat menguras energi dan mengganggu fokus dalam kehidupan sehari-hari.

Rasa tidak pasti juga bisa membuatmu sulit untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan hubungan. Kamu mungkin ragu untuk berkomitmen dengan orang lain karena masih terjebak dalam HTS. Ini bisa menghambat perkembangan emosional dan sosialmu dalam jangka panjang.

Selain itu, ketidakpastian dalam HTS dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang drastis. Kadang, kamu merasa bahagia saat bersama, tetapi merasa sedih atau frustrasi ketika tidak ada kejelasan. Ketidakstabilan ini bisa berdampak negatif pada kesejahteraan emosional secara keseluruhan.

2. Rasa rendah diri yang meningkat

ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)

HTS bisa membuat seseorang merasa tidak cukup baik atau tidak layak untuk mendapatkan hubungan yang jelas. Kamu mungkin merasa kurang dihargai karena tidak mendapatkan komitmen yang seharusnya. Rasa tidak berharga ini bisa berdampak pada kepercayaan diri dan cara kamu melihat diri sendiri.

Ketika seseorang terus-menerus berada dalam hubungan tanpa kejelasan, mereka bisa mulai membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan perasaan bahwa mereka kurang menarik atau tidak cukup penting. Lama-kelamaan, perasaan ini bisa mengikis harga diri dan kepercayaan pada kemampuan sendiri.

Rasa rendah diri yang meningkat juga bisa membuat seseorang sulit untuk menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan. Mereka mungkin terus bertahan dalam HTS meskipun merasa tidak nyaman, hanya karena takut kehilangan seseorang. Pada akhirnya, hal ini hanya akan memperburuk kondisi emosional mereka.

3. Ketergantungan emosional yang merugikan

ilustrasi pelukan (pexels.com/Douglas Lima)
ilustrasi pelukan (pexels.com/Douglas Lima)

Tanpa status yang jelas, seseorang bisa menjadi terlalu bergantung secara emosional pada pasangannya. Kamu mungkin mulai merasa bahwa kebahagiaanmu bergantung pada perhatian dan respons dari orang tersebut. Hal ini bisa membuatmu kesulitan untuk menjalani kehidupan secara mandiri.

Ketergantungan emosional juga bisa membuat seseorang kehilangan jati diri. Mereka mungkin mulai menyesuaikan diri dengan keinginan dan harapan pasangannya tanpa mempertimbangkan perasaan sendiri. Pada akhirnya, mereka bisa merasa kehilangan kontrol atas hidup dan kebahagiaan mereka sendiri.

Selain itu, ketika hubungan ini berakhir, orang yang mengalami ketergantungan emosional bisa merasa sangat hancur. Mereka mungkin sulit untuk bangkit kembali karena sudah terbiasa bergantung pada orang lain untuk kebahagiaan mereka. Proses penyembuhan bisa menjadi lebih sulit dan memakan waktu lebih lama.

4. Kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat

ilustrasi cemas (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi cemas (pexels.com/MART PRODUCTION)

Orang yang terlalu lama terjebak dalam HTS bisa mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang lebih sehat di masa depan. Mereka mungkin menjadi lebih skeptis terhadap komitmen dan takut mengalami pengalaman serupa. Rasa takut ini bisa membuat mereka menghindari hubungan yang lebih serius.

Selain itu, pengalaman buruk dari HTS bisa membentuk pola pikir negatif tentang hubungan. Kamu mungkin merasa bahwa semua hubungan akan berakhir dengan ketidakjelasan dan kekecewaan. Akibatnya, kamu menjadi lebih sulit untuk percaya pada pasangan potensial di masa depan.

Ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang sehat juga bisa disebabkan oleh kebiasaan dari HTS. Kamu mungkin terbiasa dengan dinamika hubungan yang tidak pasti, sehingga sulit untuk menyesuaikan diri dengan hubungan yang stabil. Hal ini bisa menghambat perkembangan emosional dan hubungan asmara yang lebih berkualitas.

5. Trauma emosional yang berkepanjangan

ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)

HTS dapat meninggalkan luka emosional yang tidak disadari. Ketika hubungan ini berakhir, seseorang mungkin mengalami trauma akibat perasaan tertinggal atau tidak dihargai. Perasaan ini bisa bertahan lama dan memengaruhi cara mereka menjalin hubungan di masa depan.

Trauma emosional juga bisa muncul dalam bentuk ketakutan terhadap hubungan baru. Kamu mungkin merasa takut untuk membuka hati lagi karena khawatir mengalami hal yang sama. Ketakutan ini bisa menghambatmu dalam menemukan kebahagiaan dalam hubungan yang lebih sehat.

Selain itu, trauma yang berkepanjangan bisa menyebabkan masalah psikologis yang lebih serius, seperti kecemasan atau depresi. Tanpa penanganan yang tepat, luka emosional ini bisa semakin dalam dan berdampak pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dampak ini dan mencari cara untuk menyembuhkannya.

Menghindari HTS bukan hanya soal mencari hubungan yang lebih jelas, tetapi juga tentang menjaga kesehatan emosional. Ketidakpastian dalam hubungan bisa berdampak buruk jika tidak disadari sejak awal. Oleh karena itu, penting untuk memahami batasan dan mengutamakan kesejahteraan diri sendiri dalam setiap hubungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us