5 Realita Pertemanan saat Dewasa, Circle Mengecil!

Satu hal yang tak pernah berhenti dalam dunia ini ialah perubahan, kamu pasti sadar kalau pribadimu yang sekarang telah berubah dibanding dulu dan begitu pula perubahan dalam hubungan dengan orang sekitar. Semakin dewasa kita maka hubungan yang terjalin dengan orang lain pun berubah, salah satunya hubungan pertemanan.
Dulunya sangat akrab dan sering main bareng, setelah berkarier dan punya kehidupan sendiri perlahan-lahan hal itu berubah. Tak bisa dielakkan karena memang seperti itulah realita pertemanan saat dewasa, dan beberapa di antaranya akan dibahas dengan lebih jelas dalam poin-poin berikut ini.
1. Masing-masing punya kesibukan hidupnya sendiri

Realita pertemanan yang pertama saat dewasa ialah masing-masing bakal punya kesibukan hidup sendiri. Bukan hal yang mengejutkan kalau mereka punya jalan hidupnya sendiri yang berbeda denganmu, karena seperti itulah realita yang bakal terjadi.
Kamu gak bisa memaksa mereka melepaskan jalan hidup mereka supaya sejalan denganmu, sehingga yang bisa kamu lakukan hanyalah memahami mereka selayaknya teman. Menerima kenyataan kalau masing-masing sibuk dengan hidupnya dan tidak lagi bebas berkumpul seperti dulu.
2. Banyaknya tanggung jawab bikin gak bisa sesuka hati untuk berkumpul

Semakin dewasa maka semakin banyak punya tanggung jawab yang kita tanggung, dirimu dan teman-temanmu sejatinya mengalami hal yang sama. Sehingga wajar jika ketika dewasa sudah tidak bisa kumpul bareng sesuka hati lagi.
Inilah realita pertemanan ketika tumbuh dewasa, yang dulunya bisa kumpul kapan saja, sekarang walaupun sudah membuat jadwal bertemu sekalipun belum tentu bisa berkumpul. Realita pahit dalam pertemanan orang dewasa yang cuma bisa diterima dengan lapang dada.
3. Circle pertemanan mengecil dengan sendirinya

Bukan suatu hal yang baru bahwa seiring dengan bertambah dewasanya kita maka lingkaran pertemanan pun juga akan mengecil. Kenalan mungkin ada di mana-mana, tapi teman dekat bisa dihitung pakai jari.
Bukan karena sombong atau mendiskriminasi orang tertentu, namun kualitas lebih diutamakan dibanding kuantitas dalam pertemanan saat kita dewasa. Jadi biarlah teman dekat sedikit asalkan bisa saling support dan membantu ketika kesulitan.
4. Memanfaatkan satu sama lain ketika butuh

Realita lainnya dalam pertemanan saat dewasa ialah adanya unsur saling memanfaatkan ketika butuh. Sebagian orang mungkin tidak suka ini, tapi mau diterima atau tidak memang begitulah cara berteman orang dewasa.
Jika dipandang dari sisi positifnya, antara satu sama lain saling membantu jika dibutuhkan dan ada yang sedang kesulitan. Dan, biasanya berhubungan dengan profesi, entah itu dokter, pengacara, editor, ilustrator, desainer, atau hal-hal lainnya yang sering kali menggunakan koneksi teman jika butuh.
5. Teman bukan lagi prioritas utama dalam hidup

Realita terakhir yang harus diakui walaupun pahit ialah pertemanan yang bukan lagi prioritas utama dalam hidup ketika sudah dewasa. Yang mana masing-masing akan lebih memprioritaskan hidupnya sendiri dibanding teman.
Memang menyedihkan dan menyesakkan hati, tapi masing-masing dari kita memang harus bisa menempatkan prioritas hidup dengan bijak. Dan keluarga, pekerjaan, serta kebahagiaan diri sendiri harus lebih diutamakan dibanding teman. Karena mereka pun juga begitu dan berkembang di hidupnya sendiri.
Itulah tadi realita yang mau tak mau harus dipahami dalam pertemanan ketika kita dewasa. Bahwa yang dulunya dekat bisa jadi jarang bertemu, dan prioritas yang telah berubah sesuai jalan hidup masing-masing.