Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Langkah agar Kamu Tetap Bahagia Tanpa Terjebak Hustle, Coba Deh!

ilustrasi bahagia (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi bahagia (pexels.com/Mikhail Nilov)

Di zaman sekarang, hidup terasa begitu cepat, ya. Setiap hari rasanya penuh dengan tuntutan, target, dan to-do list yang tidak ada habisnya. Mulai dari pekerjaan, kuliah, hobi, hingga sosial media yang terus-menerus menumpuk pressure untuk lebih produktif, nih. Hal ini membuatmu malah terjebak dalam rutinitas hustle yang tidak sehat dan tidak memberi ruang untuk berhenti sejenak.

Bro, apakah ini berarti kamu harus terus berlari tanpa henti? Tentu saja tidak, ya. Bahagia itu bukan soal kejar-kejaran dengan waktu atau mencapai segala hal secara instan. Justru, kebahagiaan sejati datang ketika kamu bisa mengatur hidup tanpa merasa terbebani oleh hustle yang tak ada habisnya.

So, bagaimana caranya agar kamu tetap bahagia, tetapi tanpa harus terjebak dalam kebiasaan hustle culture yang toxic? Coba lakukan enam langkah berikut dan rasakan perubahannya!

1. Tentukan prioritas, jangan semua harus terpenuhi sekarang juga

ilustrasi menetapkan prioritas (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi menetapkan prioritas (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Masih banyak nih, orang-orang yang terjebak dalam pola pikir yang mengatakan bahwa mereka harus melakukan segalanya sekarang juga. Padahal, kenyataannya, kita semua punya batasan waktu dan energi. Salah satu cara untuk tetap bahagia tanpa terjebak hustle adalah dengan menetapkan prioritas yang jelas, ya.

Cobalah untuk menilai mana yang benar-benar penting dan mendesak, lalu fokuskan energimu untuk itu. Contohnya, nih, kalau sedang ada deadline pekerjaan yang mendesak, alihkan perhatian dari hal santai atau hobi sementara waktu.

Yakinlah bahwa tidak ada yang perlu dikejar dengan terburu-buru. Artinya, bukan soal seberapa cepat kamu mencapai tujuan, tetapi seberapa efektif kamu menyelesaikan apa yang ada di tanganmu saat ini, nih.

2. Istirahat itu bukan kemewahan, melainkan kebutuhan

ilustrasi beristirahat (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi beristirahat (pexels.com/Kindel Media)

Nyatanya, banyak yang merasa harus terus bekerja keras untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, padahal tubuh dan pikiran juga perlu waktu untuk istirahat. Untukmu, jangan terjebak dalam mindset yang menganggap bahwa istirahat adalah pemborosan waktu, ya. Justru, dengan memberikan waktu untuk diri sendiri, kamu bisa memulihkan energi, meningkatkan kreativitas, dan menjaga kesehatan mentalmu, kok.

So, atur jadwal istirahat yang konsisten, baik itu tidur cukup setiap malam atau mengambil waktu di tengah hari untuk sekadar rehat sejenak. Percayalah, kamu akan merasa lebih segar dan produktif ketika sudah memberi ruang bagi dirimu untuk beristirahat.

3. Fokus pada kualitas, bukan kuantitas

ilustrasi karyawan yang bahagia (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi karyawan yang bahagia (pexels.com/Yan Krukau)

Hustle culture sering kali menekankan pentingnya produktivitas maksimal, yang sering kali membuatmu merasa tak cukup melakukan apa-apa kalau belum mencapai segala hal dalam sehari.

Padahal, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas, lho. Kamu mungkin bisa menyelesaikan banyak tugas dalam sehari, tetapi apakah semuanya dilakukan dengan sepenuh hati dan fokus yang tepat, nih? Kalau tidak, hasilnya pasti tidak akan maksimal.

Nah, daripada mengejar banyak hal sekaligus, lebih baik fokus pada satu atau dua tugas utama yang bisa dilakukan dengan penuh perhatian. Hasilnya pasti lebih baik dan kamu pun bisa merasa puas dengan apa yang telah dicapai tanpa harus terbebani.

4. Jangan lupa luangkan waktu untuk hobi

ilustrasi karyawan yang bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi karyawan yang bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hobi bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk melepaskan diri dari rutinitas dan menemukan kebahagiaan sejati. Namun, bisa saja kamu melupakan hal ini karena terlalu sibuk dengan pekerjaan atau tugas lainnya.

Makanya, fokus untuk meluangkan waktu untuk hobi yang kamu nikmati, meskipun hanya sejenak. Bisa, nih, dengan membaca buku, menulis, berkebun, atau bahkan sekadar berjalan-jalan santai.

Dengan melakukan sesuatu yang kamu sukai, kamu tidak hanya meredakan stres, tetapi juga memberi ruang bagi kreativitasmu untuk berkembang. Yang pasti, jangan biarkan hobi menjadi hal yang kamu abaikan demi mengejar target yang belum tentu akan membuatmu lebih bahagia, ya!

5. Belajar mengatakan tidak pada hal yang tidak perlu

ilustrasi menolak ajakan teman (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Salah satu ciri dari hustle culture adalah rasa takut untuk mengatakan “tidak” pada permintaan atau undangan dari orang lain. Kamu merasa harus selalu memenuhi ekspektasi orang lain.

Padahal, mengatakan “tidak” bukan berarti kamu tidak peduli, kok. Sebaliknya, ini adalah cara untuk menjaga energi dan fokus pada hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraanmu.

Jadi, coba deh untuk melatih diri untuk mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak sesuai dengan prioritas atau tidak memberikan dampak positif dalam hidupmu. Dengan demikian, kamu bisa menjaga keseimbangan hidup dan tidak merasa terbebani dengan tuntutan yang tidak perlu.

6. Bangun mindset yang sehat

ilustrasi karyawan yang bahagia (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi karyawan yang bahagia (pexels.com/Mikhail Nilov)

Terakhir, hal yang paling penting untuk tetap bahagia tanpa terjebak dalam hustle adalah membangun mindset yang sehat. Sering kali orang-orang merasa bahwa kebahagiaan akan datang ketika kita mencapai tujuan besar, seperti promosi pekerjaan, lulus kuliah, atau memiliki banyak uang. Namun, kebahagiaan sejati datang ketika kamu bisa menikmati perjalanan hidup, bukan hanya fokus pada tujuan akhir.

So, bangun mindset bahwa kebahagiaan adalah sebuah pilihan, bukan sesuatu yang harus kamu kejar. Nikmati setiap proses, baik itu keberhasilan kecil maupun tantangan yang datang, karena setiap momen adalah bagian dari perjalanan yang berharga, ya.

Pada akhirnya, hidup tak harus selalu berfokus pada pencapaian yang lebih tinggi atau hustle tanpa henti. Kebahagiaan itu datang dari keseimbangan, Bro.

Jangan lupa untuk tetap memberikan ruang bagi diri sendiri untuk bernapas, karena kamu berhak merasa bahagia, bukan hanya ketika sudah mencapai tujuan besar, tetapi juga dalam setiap langkah kecil yang kamu ambil, nih!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
KAZH s
EditorKAZH s
Follow Us