Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Dampak Hello Effect terhadap Penilaian Orang Saat PDKT, Pahami!

ilustrasi berbicara (pexels.com/William Fortunato)
ilustrasi berbicara (pexels.com/William Fortunato)

Proses pendekatan atau PDKT sering kali dipenuhi berbagai asumsi dan kesan pertama yang bisa menyesatkan. Salah satu faktor yang memengaruhi penilaian awal ini adalah efek psikologis yang dikenal sebagai hello effect. Efek ini membuat seseorang cenderung menilai orang lain secara menyeluruh hanya dari satu karakteristik positif yang menonjol, seperti penampilan fisik.

Sayangnya, persepsi ini bisa menimbulkan bias dan membuat keputusan jadi tidak objektif. Dalam konteks PDKT, hello effect bisa menjadi penghalang dalam mengenal seseorang secara lebih mendalam. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai dampak dari hello effect agar tidak terjebak dalam ilusi kesempurnaan. Berikut tujuh dampaknya yang sering terjadi saat masa pendekatan berlangsung.

1. Menganggap seseorang terlalu sempurna

ilustrasi berbicara (pexels.com/Katerina Holmes)
ilustrasi berbicara (pexels.com/Katerina Holmes)

Saat seseorang memiliki penampilan menarik atau gaya berbicara yang memesona, hello effect membuatmu percaya bahwa semua aspek dirinya juga positif. Kamu jadi cenderung mengabaikan kekurangan atau tanda bahaya kecil yang sebenarnya terlihat. Penilaian seperti ini bisa berujung pada ekspektasi yang tidak realistis.

Hal ini berbahaya karena kamu bisa terlena oleh impresi awal tanpa benar-benar mengenal kepribadian aslinya. Akibatnya, ketika sikapnya tidak sesuai harapan, kamu akan merasa kecewa. Hubungan pun bisa menjadi rapuh sejak awal karena dibangun atas dasar ilusi.

2. Mengabaikan kecocokan nilai dan prinsip

ilustrasi berbicara (pexels.com/pressfoto)
ilustrasi berbicara (pexels.com/pressfoto)

Ketika kamu terpengaruh hello effect, perhatianmu bisa tersedot hanya pada atribut menarik yang dimiliki lawan bicara. Akibatnya, kamu tidak memperhatikan hal-hal penting seperti nilai hidup, prinsip, atau tujuan jangka panjang. Padahal, aspek-aspek tersebut sangat penting dalam menjalin hubungan yang sehat.

Kecocokan nilai seharusnya jadi fondasi utama dalam memilih pasangan. Namun, karena terlalu fokus pada kesan awal, kamu mungkin mengabaikan fakta bahwa prinsip hidup kalian sangat bertolak belakang. Hal ini bisa memicu konflik besar di kemudian hari.

3. Terlalu cepat mengambil keputusan

ilustrasi berbicara (pexels.com/pressfoto)
ilustrasi berbicara (pexels.com/pressfoto)

Efek dari hello effect sering membuat seseorang terburu-buru dalam menjalin hubungan. Karena merasa sudah "klik" dari awal, kamu jadi cepat merasa cocok tanpa menyelami lebih dalam siapa dia sebenarnya. Akibatnya, keputusan penting diambil hanya berdasarkan emosi sesaat.

Kondisi ini sangat rentan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Saat realitas mulai menunjukkan sisi lain dari orang tersebut, kamu mungkin merasa sudah terlalu jauh melangkah. Hubungan pun jadi terasa membebani karena dibangun dengan dasar yang rapuh.

4. Mengabaikan masukan dari orang lain

ilustrasi berbicara (pexels.com/Freepik)
ilustrasi berbicara (pexels.com/Freepik)

Ketika kamu sudah terkena hello effect, masukan atau peringatan dari orang-orang terdekat cenderung kamu anggap tidak valid. Kamu merasa mereka tidak melihat apa yang kamu lihat, karena kamu terlalu yakin dengan penilaian sendiri. Ini membuatmu tertutup dari perspektif lain yang sebenarnya bisa menyelamatkanmu.

Padahal, masukan dari orang lain kerap kali lebih objektif karena mereka tidak terlibat emosi secara langsung. Mereka bisa melihat dengan jernih hal-hal yang mungkin kamu lewatkan. Mengabaikan mereka justru membuatmu semakin rentan terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

5. Rentan dimanipulasi

ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)

Seseorang yang terlihat menarik di awal belum tentu memiliki niat baik atau jujur. Hello effect bisa membuat kamu lengah dan terlalu percaya, padahal belum banyak tahu tentang latar belakangnya. Ini membuka celah untuk dimanipulasi secara emosional atau bahkan materi.

Ketika kamu terlanjur percaya, kamu jadi sulit membedakan mana perhatian tulus dan mana yang bersifat manipulatif. Kamu bisa dimanfaatkan tanpa sadar karena merasa hubungan sudah berada di jalur yang benar. Ujung-ujungnya, kamu yang akan dirugikan.

6. Sulit objektif dalam menilai konflik

ilustrasi berbicara (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi berbicara (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam hubungan yang terbangun karena hello effect, kamu akan kesulitan bersikap objektif saat muncul konflik. Kamu cenderung membela pasangan meski tahu dia yang salah. Semua karena bayangan positif di awal masih terlalu kuat melekat di pikiran.

Padahal, konflik dalam hubungan seharusnya dihadapi dengan kepala dingin dan kejujuran. Namun, bias akibat hello effect justru membuatmu memutarbalikkan fakta demi mempertahankan citra pasangan. Hal ini bisa membuat masalah terus berlarut tanpa solusi.

7. Menurunkan standar pribadi

ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)

Saat seseorang terlalu terpesona oleh satu aspek tertentu dari pasangan, ada kecenderungan untuk menurunkan standar demi bisa terus bersama. Kamu bisa mulai mentoleransi sikap yang sebenarnya bertentangan dengan prinsipmu. Semua demi mempertahankan sosok yang kamu nilai "sempurna" itu.

Penyesuaian ini bisa berdampak buruk pada harga diri dan kebahagiaan jangka panjang. Lama-kelamaan, kamu mungkin tidak lagi merasa jadi diri sendiri dalam hubungan. Ketidakseimbangan ini berpotensi menyebabkan ketidakpuasan dan akhirnya retaknya hubungan.

Hello effect bisa menjadi ilusi yang menghalangi penilaian objektif saat PDKT. Mengenali dampaknya penting agar kamu bisa menjaga ekspektasi tetap realistis dan tetap berpijak pada nilai yang kamu yakini. Jangan sampai kesan pertama membuatmu buta terhadap kenyataan yang sebenarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us