Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kebiasaan yang Membantumu Menyelesaikan Konflik Batin, Cek!

ilustrasi konflik batin (pexels.com/MART PRODUCTION)

Menghadapi konflik batin itu wajar, kok. Sebagai manusia, kamu pasti pernah merasakan tarik-ulur emosi, pikiran, atau bahkan prinsip yang bertentangan di dalam dirimu. Kalau dibiarkan, konflik batin ini bisa bikin kamu stres, sulit fokus, atau malah menurunkan produktivitas.

Namun, tenang saja, konflik batin sebenarnya bisa diselesaikan dengan lebih mudah kalau kamu punya kebiasaan tertentu. Nah, berikut ini ada tujuh kebiasaan yang bisa kamu latih agar lebih jago menyelesaikan konflik batin.

1. Melatih kesadaran diri (self-awareness)

ilustrasi self-awareness (pexels.com/Janko Ferlic)

Kesadaran diri adalah langkah pertama untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam dirimu. Ketika kamu merasa gelisah atau bingung, cobalah berhenti sejenak dan tanyakan pada dirimu: "Apa yang sebenarnya aku rasakan sekarang?" Kebiasaan ini membantu kamu mengenali emosi, pikiran, dan penyebab konflik batinmu dengan lebih jelas.

Melatih kesadaran diri bisa dimulai dengan meditasi singkat atau hanya dengan duduk diam selama beberapa menit setiap hari. Fokus pada napasmu, rasakan setiap tarikan dan hembusan napas. Dari sini, kamu akan belajar untuk lebih peka terhadap apa yang sedang terjadi dalam dirimu, sehingga penyelesaian konflik jadi lebih terarah.

2. Menerima emosi tanpa penyangkalan

ilustrasi menerima perasaan (pexels.com/Arto Suraj)

Sering kali, kita berusaha menyangkal atau menolak emosi negatif seperti marah, sedih, atau kecewa. Padahal, emosi-emosi ini adalah bagian dari dirimu yang butuh diakui dan dipahami. Kebiasaan menerima emosi tanpa perlawanan membantu kamu berdamai dengan diri sendiri dan mengurangi tekanan batin.

Alih-alih mengatakan "Aku tidak boleh merasa seperti ini," cobalah ubah sudut pandangmu dengan mengatakan, "Wajar kalau aku merasa seperti ini." Dengan begitu, konflik batinmu akan terasa lebih ringan karena kamu tidak lagi memaksakan diri untuk mengabaikan perasaan yang sebenarnya ada.

3. Mencatat pikiran dan perasaan di jurnal

ilustrasi journaling (pexels.com/Zen Chung)

Menuliskan apa yang ada di pikiranmu adalah cara efektif untuk menyelesaikan konflik batin. Ketika kamu menuangkan pikiran dan perasaan di jurnal, kamu akan melihat pola atau akar masalah yang mungkin sebelumnya tidak kamu sadari.

Cobalah luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk menulis. Tidak perlu kalimat yang rapi atau panjang, cukup tuliskan apa yang ada di benakmu. Dengan kebiasaan ini, kamu bisa menemukan solusi secara tidak langsung karena otakmu akan merasa lebih lega dan terorganisasi.

4. Belajar mendengarkan diri sendiri

ilustrasi mendengarkan diri sendiri (pexels.com/Rene Terp)

Kadang, konflik batin muncul karena kamu terlalu sering mendengarkan pendapat orang lain tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya kamu inginkan. Oleh karena itu, penting untuk melatih kebiasaan mendengar suara hatimu sendiri.

Ambil waktu untuk berbicara dengan dirimu sendiri, misalnya saat sedang sendirian di kamar atau ketika berjalan-jalan santai. Tanyakan pada dirimu, "Apa yang sebenarnya aku butuhkan?" atau "Apa yang aku inginkan dari situasi ini?" Semakin sering kamu mendengar dirimu sendiri, semakin mudah kamu menyelesaikan konflik yang ada di dalam batinmu.

5. Mengelola harapan secara realistis

ilustrasi berharap (pexels.com/Clem Onojeghuo)

Salah satu penyebab konflik batin adalah harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri atau situasi tertentu. Jika kamu sering merasa kecewa atau frustrasi, coba cek kembali harapanmu. Apakah harapan itu masuk akal?

Biasakan untuk menetapkan ekspektasi yang realistis dan fleksibel. Misalnya, jika kamu sedang menghadapi tantangan besar, beri dirimu ruang untuk berbuat salah atau gagal. Dengan kebiasaan ini, kamu akan lebih mudah menerima keadaan dan menemukan solusi tanpa terjebak dalam rasa kecewa yang berlarut-larut.

6. Mempraktikkan rasa syukur

ilustrasi bersyukur (pexels.com/Kripesh adwani)

Rasa syukur adalah kunci untuk mengalihkan fokusmu dari hal-hal yang negatif ke hal-hal yang positif. Ketika kamu sedang mengalami konflik batin, cobalah untuk mencari hal-hal kecil yang bisa kamu syukuri dalam hidupmu.

Kebiasaan ini tidak hanya membantu meredakan konflik batin, tetapi juga membuatmu merasa lebih bahagia dan puas dengan hidup. Mulailah dengan mencatat tiga hal yang kamu syukuri setiap hari, seperti kesehatanmu, dukungan teman, atau momen sederhana yang menyenangkan.

7. Berkonsultasi dengan orang yang dipercaya

ilustrasi curhat (pexels.com/cottonbro studio)

Terkadang, menyelesaikan konflik batin sendirian terasa berat. Di sinilah pentingnya kebiasaan berkonsultasi dengan orang yang kamu percaya, seperti sahabat, keluarga, atau mentor. Bercerita kepada mereka tidak hanya membantumu melihat sudut pandang yang berbeda, tetapi juga memberikan rasa lega karena kamu tidak merasa sendirian.

Namun, pastikan kamu memilih orang yang tepat, yang mampu mendengarkan tanpa menghakimi dan memberi saran yang konstruktif. Dengan bantuan mereka, kamu akan lebih mudah menemukan jalan keluar dari konflik yang sedang kamu hadapi.

Konflik batin itu tidak harus menjadi beban yang terus kamu pikul. Dengan membiasakan diri menjalani kebiasaan-kebiasaan di atas, kamu bisa lebih mudah menyelesaikan pertentangan di dalam dirimu. Proses ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran, tapi hasilnya akan sangat sepadan. Jadi, mulai sekarang, yuk latih kebiasaan-kebiasaan ini agar hidupmu lebih tenang dan penuh makna. Semoga berhasil, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
KAZH s
EditorKAZH s
Follow Us