Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sikap agar Mental Tetap Kuat Menjalani Peran Sandwich Generation

ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)

Menjadi bagian dari sandwich generation tidaklah mudah. Kamu harus merawat orang tua yang menua sekaligus membesarkan anak-anak. Situasi ini bisa menimbulkan stres, kecemasan, dan kelelahan mental. Beban ganda ini sering membuat perasaan tertekan.

Karena itu, penting untuk memiliki strategi yang tepat agar kamu bisa menjalani hidup dengan seimbang. Meskipun sulit, banyak cara untuk menjaga kesehatan mental dan fisik agar hidup lebih tenang. Berikut ini tujuh sikap yang bisa membantu kamu tetap kuat dalam menghadapi tantangan hidup sebagai sandwich generation.

1. Prioritaskan kesehatan mental dan fisik

ilustrasi meditasi (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi meditasi (pexels.com/Ivan Samkov)

Menjaga kesehatan mental dan fisik sangat penting. Tanpa kondisi fisik dan mental yang baik, sulit untuk merawat orang tua dan anak. Mulailah dengan rutinitas harian yang sehat seperti olahraga teratur, makanan bergizi, dan tidur cukup. Hindari kebiasaan buruk seperti merokok atau konsumsi alkohol berlebihan.

Sisihkan waktu setiap hari untuk melakukan aktivitas yang kamu nikmati. Misalnya, membaca, menonton film, atau berjalan-jalan. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk meredakan stres. Aktivitas ini membantu menyeimbangkan emosi dan meningkatkan kesehatan mental.

2. Belajar mengatakan "tidak"

ilustrasi menolak (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi menolak (pexels.com/Monstera Production)

Seringkali, kamu merasa harus memenuhi semua kebutuhan orang tua dan anak-anak. Namun, penting untuk memahami batas kemampuan diri sendiri. Mengatakan "tidak" bukan berarti kamu tidak peduli. Ini menunjukkan kamu sadar akan batasan dirimu. Dengan menetapkan batasan, kamu bisa fokus pada hal-hal yang lebih penting.

Jangan ragu menolak permintaan yang bisa membuatmu kewalahan. Ketika kamu bisa mengatur prioritas, kamu bisa memberi perhatian lebih pada hal-hal yang benar-benar penting. Menolak dengan sopan menjaga hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitarmu. Latihan ini membantu kamu lebih tegas dalam menempatkan kebutuhanmu sendiri.

3. Bangun sistem dukungan yang kuat

ilustrasi berbicara (pexels.com/nappy)
ilustrasi berbicara (pexels.com/nappy)

Seringkali, sandwich generation merasa berjalan sendiri di tengah beban tanggung jawab. Karena itu, memiliki sistem dukungan sangat penting. Carilah dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas yang mengerti situasimu. Mereka bisa menjadi tempat berbagi cerita, curhat, atau sekadar melepaskan penat.

Bergabunglah dengan kelompok dukungan yang memahami kondisi sandwich generation. Kamu bisa berbagi pengalaman dan mendapatkan saran dari orang-orang yang mengalami hal serupa. Dukungan sosial mengurangi perasaan terisolasi. Dengan dukungan yang kuat, kamu lebih mudah untuk tetap optimis.

4. Atur keuangan dengan bijak

ilustrasi uang (pexels.com/olia danilevich)
ilustrasi uang (pexels.com/olia danilevich)

Keuangan adalah salah satu sumber stres terbesar. Membiayai kebutuhan orang tua dan anak sering membuatmu harus mengelola keuangan lebih cermat. Penting untuk membuat perencanaan keuangan yang matang. Sisihkan dana darurat dan rencanakan kebutuhan jangka panjang.

Menyusun anggaran dan meninjau pengeluaran secara berkala membantu kamu lebih bijak dalam mengambil keputusan. Cari bantuan dari perencana keuangan profesional jika diperlukan. Dengan perencanaan yang baik, kamu bisa mengurangi beban pikiran.

5. Komunikasi yang efektif

ilustrasi orang tua (freepik.com/freepik)
ilustrasi orang tua (freepik.com/freepik)

Komunikasi efektif adalah kunci menjaga hubungan baik dengan orang tua dan anak. Bicarakan perasaanmu secara terbuka dan jujur. Jangan ragu membahas kesulitan yang kamu hadapi. Komunikasi yang baik melibatkan mendengarkan dengan empati, memahami sudut pandang masing-masing, dan mencari titik temu.

Komunikasi bukan hanya menyampaikan pesan, tetapi juga memahami apa yang ingin disampaikan orang lain. Gunakan bahasa tubuh positif agar pesanmu bisa diterima dengan baik. Dengan komunikasi yang sehat, kamu bisa mencegah konflik dan mempererat hubungan keluarga.

6. Tetapkan batasan yang sehat

ilustrasi keluarga (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Kampus Production)

Menetapkan batasan adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan hidup. Tetapkan jam kerja yang jelas, ambil waktu istirahat, atau buat ruang pribadi di rumah untuk relaksasi. Dengan batasan yang sehat, kamu bisa menjaga energi dan fokus untuk hal-hal penting.

Jelaskan batasan ini kepada anggota keluarga agar mereka menghormati ruang pribadimu. Ketika kamu memiliki batasan yang jelas, orang lain akan lebih memahami dan menghargai kebutuhanmu. Ini juga mengurangi stres karena kamu tahu kapan harus bekerja dan kapan harus beristirahat.

7. Terima bahwa kamu tidak sempurna

ilustrasi bercermin (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi bercermin (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Seringkali, sandwich generation merasa harus menjadi “pahlawan” yang bisa mengatasi segala masalah. Padahal, tidak ada manusia yang sempurna. Kamu tidak perlu membebani dirimu dengan harapan yang tidak realistis. Terima bahwa kamu bisa membuat kesalahan.

Fokuslah pada hal-hal positif yang telah kamu capai. Berikan penghargaan pada diri sendiri. Ingat, setiap orang memiliki keterbatasan dan itu tidak apa-apa. Menerima ketidaksempurnaan diri akan membebaskanmu dari tekanan yang berlebihan.

Menjadi bagian dari sandwich generation adalah tantangan besar. Namun, dengan sikap yang tepat, kamu bisa menjalani peran ini dengan lebih baik. Dengan sikap-sikap ini, kamu akan lebih siap menghadapi setiap tantangan. Tetap kuat, tetap sehat, dan terus maju!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us