Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Kamu Susah Memahami Kondisi dan Perasaan Orang Lain

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Memahami kondisi dan perasaan orang lain atau yang sering disebut dengan empati adalah kemampuan penting dalam berinteraksi sosial. Tanpa empati, komunikasi bisa menjadi terhambat, hubungan bisa terganggu, dan kesalahpahaman mudah terjadi.

Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan ini dengan baik. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin kesulitan memahami kondisi dan perasaan orang lain.

1. Kamu sering mengabaikan isyarat nonverbal

ilustrasi berbicara (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara adalah petunjuk perasaan seseorang. Jika kamu cenderung mengabaikan atau tidak peka terhadap tanda-tanda ini, kamu mungkin kesulitan memahami emosi orang lain. Tanda-tanda nonverbal sering lebih jujur daripada kata-kata. 

Kurangnya kesadaran terhadap isyarat ini membuat kamu kehilangan kesempatan menunjukkan kepedulian. Contoh, saat seseorang berbicara dengan nada rendah dan bahu terkulai, ini bisa menandakan kesedihan. Namun, jika kamu tak menyadarinya dan melanjutkan percakapan, kamu bisa terlihat tidak peduli.

2. Kamu cenderung mengalihkan topik saat orang lain curhat

ilustrasi berbicara (pexels.com/Jopwell)

Orang yang curhat biasanya mengharapkan perhatian dan dukungan. Jika kamu sering mengalihkan topik atau fokus pada masalahmu sendiri, ini tanda kurangnya empati. Orang yang sulit memahami perasaan orang lain tidak nyaman mendengarkan masalah orang lain. Ini bisa membuat orang tersebut merasa tidak dihargai dan memperlemah hubungan.

Mengalihkan topik saat orang lain curhat menunjukkan kurangnya perhatian. Ini membuat mereka merasa tidak didengar dan tidak penting. Sebaliknya, coba dengarkan dengan fokus dan berikan respon yang menunjukkan kepedulian. Hadir secara emosional saat orang lain berbicara akan memperkuat hubungan.

3. Kamu sering menghakimi emosi orang lain

ilustrasi berbicara (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu tanda kesulitan memahami orang lain adalah jika kamu sering menghakimi perasaan mereka. Ketika seseorang merasa sedih, marah, atau takut dan kamu merespon dengan "berlebihan" atau "terlalu sensitif," kamu tak benar-benar memahami mereka. Sikap menghakimi ini menunjukkan kamu hanya melihat dari sudut pandangmu sendiri.

Respon yang menghakimi membuat orang lain merasa tersinggung dan enggan berbagi lagi. Hal ini merusak kepercayaan dan hubungan emosional. Hindari menghakimi dan cobalah untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Empati bukan hanya memahami, tapi juga menerima perasaan mereka tanpa penilaian.

4. Kamu sering gagal menyadari saat seseorang terluka

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Jika seseorang terluka oleh kata-kata atau tindakanmu dan kamu tidak menyadarinya, ini tanda kamu kesulitan memahami emosi orang lain. Ketidakpekaan ini bisa terjadi karena kurangnya perhatian atau terlalu fokus pada diri sendiri. Sikap seperti ini membuat kamu terlihat egois dan kurang peduli terhadap perasaan orang di sekitarmu.

Situasi ini sering terjadi dalam percakapan sehari-hari. Candaan atau komentar bisa menyakiti orang lain tanpa kamu sadari. Jika kamu tidak melihat dampaknya, ini menunjukkan kurangnya kesadaran terhadap perasaan mereka. Lebih memperhatikan reaksi orang lain bisa membantu kamu lebih peka.

5. Kamu sulit berempati pada pengalaman yang tidak kamu alami

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Empati bukan hanya tentang memahami perasaan yang pernah kamu alami. Jika kamu hanya bisa berempati pada situasi yang pernah kamu alami sendiri, ini tanda keterbatasan dalam memahami perasaan orang lain. Orang dengan empati yang baik mampu memahami emosi orang lain, meski belum mengalami situasi serupa.

Misalnya, kamu mungkin belum pernah kehilangan orang yang sangat dicintai. Namun, kamu tetap bisa memahami kesedihan seseorang yang kehilangan. Jika kamu sulit berempati pada situasi yang belum dialami, cobalah lebih membuka diri. Bayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi mereka.

6. Kamu sering kali merasa tidak sabar terhadap orang yang emosional

ilustrasi bertengkar (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Orang yang kurang peka terhadap perasaan orang lain sering merasa tidak sabar saat menghadapi orang emosional. Jika kamu merasa kesal atau tidak nyaman ketika orang lain menangis atau marah, ini tanda kamu sulit memahami emosi mereka. Ketidaksabaran ini muncul karena kamu merasa tak tahu bagaimana merespon atau kamu merasa beban dari emosi orang lain.

Sikap tidak sabar bisa memperburuk situasi dan membuat orang yang emosional merasa lebih terisolasi. Untuk meningkatkan empati, cobalah lebih sabar dan memahami bahwa setiap orang memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan emosi. Berikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan tanpa merasa dihakimi. Kesabaran adalah kunci dalam mendukung orang yang sedang emosional.

7. Kamu tidak tahu apa yang harus dikatakan saat orang lain sedih

ilustrasi bertengkar (freepik.com/Drazen Zigic)

Saat seseorang sedih atau kecewa, mereka sering kali hanya membutuhkan dukungan emosional. Jika kamu merasa bingung atau tidak nyaman, ini bisa menjadi tanda kamu kesulitan memahami kondisi emosional mereka. Terkadang, ketakutan mengatakan hal yang salah membuatmu memilih diam. Sikap ini bisa membuat mereka merasa lebih tidak didukung.

Namun, memberikan dukungan emosional tak selalu harus dalam bentuk kata-kata. Kehadiran dan perhatian tulus sudah cukup untuk menunjukkan empati. Terkadang, mendengarkan dengan penuh perhatian sudah cukup untuk membuat orang merasa lebih baik. Jika kamu tak tahu apa yang harus dikatakan, tetap hadir dan dengarkan tanpa merasa perlu memberikan solusi.

Memahami perasaan orang lain adalah kemampuan penting dalam hubungan sosial yang sehat. Jika kamu menemukan beberapa tanda ini dalam dirimu, jangan khawatir, karena empati bisa dikembangkan dengan latihan. Mulailah dengan lebih memperhatikan interaksi harian dan cobalah lebih peka terhadap emosi orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us