Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kencan (pexels.com/Juan Vargas)

Intinya sih...

  • Kebebasan tanpa komitmen bisa membawa kebingungan emosional dan risiko terluka karena tidak ada jaminan perasaan akan dibalas serius.

  • Minim drama dan konflik dalam casual dating sebenarnya bisa memicu kecemburuan atau rasa cemas yang membuat hubungan menjadi rumit.

  • Eksplorasi hubungan dan diri sendiri dalam casual dating bisa membuatmu kehilangan arah dan bingung soal apa yang sebenarnya kamu inginkan.

Casual dating semakin populer di kalangan anak muda yang mencari hubungan tanpa komitmen. Gaya pacaran ini menawarkan kebebasan, kesenangan, dan minim drama, tapi bukan berarti tanpa risiko. Di balik keseruannya, ada sisi gelap yang bisa menyakiti perasaan dan merusak kepercayaan diri.

Banyak orang terjebak dalam hubungan seperti ini karena tertarik dengan daya tarik awal yang menggoda. Namun, jika tidak hati-hati, casual dating bisa jadi bumerang dalam kehidupan percintaanmu. Artikel ini akan membahas tujuh daya tarik dari casual dating yang ternyata bisa membawa konsekuensi tak terduga.

1. Bebas tanpa komitmen

ilustrasi pasangan (freepik.com/freepik)

Daya tarik paling jelas dari casual dating adalah kebebasan tanpa komitmen. Kamu bisa menjalin hubungan tanpa harus memikirkan masa depan atau ekspektasi pasangan. Ini memberikan ruang untuk menikmati hubungan secara santai dan fleksibel.

Namun, kebebasan ini juga bisa membawa kebingungan emosional. Ketika salah satu pihak mulai merasa lebih dari sekadar teman, batasan yang tidak jelas bisa membuatmu terluka. Tanpa komitmen, tidak ada jaminan bahwa perasaanmu akan dibalas dengan serius.

2. Minim drama dan konflik

ilustrasi pasangan (freepik.com/freepik)

Casual dating sering dianggap lebih santai karena tidak melibatkan emosi mendalam. Banyak orang percaya bahwa hubungan tanpa label akan menghindarkan mereka dari pertengkaran dan drama. Situasi ini terasa menyenangkan, terutama jika kamu baru saja keluar dari hubungan yang rumit.

Sayangnya, minim drama bukan berarti bebas dari masalah. Ketidakjelasan status sering memicu kecemburuan atau rasa cemas secara diam-diam. Lama-kelamaan, konflik tersembunyi ini bisa muncul ke permukaan dan membuat hubungan menjadi rumit.

3. Eksplorasi hubungan dan diri sendiri

ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)

Bagi sebagian orang, casual dating adalah cara untuk mengenal berbagai tipe pasangan. Kamu bisa mengeksplorasi preferensi dan batasanmu dalam hubungan tanpa merasa terikat. Ini sering disebut sebagai bagian dari proses pencarian jati diri.

Tapi eksplorasi ini bisa membuatmu kewalahan jika terlalu sering berganti pasangan. Alih-alih mengenal diri sendiri, kamu justru bisa kehilangan arah dan bingung soal apa yang sebenarnya kamu inginkan. Tanpa tujuan yang jelas, hubungan seperti ini malah memperkeruh emosi.

4. Merasa diinginkan dan dicintai

ilustrasi pasangan (pexels.com/Anna Tarazevich)

Casual dating sering membuat seseorang merasa diinginkan dan menarik. Kamu bisa menikmati atensi tanpa harus masuk dalam dinamika hubungan serius. Rasa dicintai meskipun sebatas fisik atau kebersamaan sesaat bisa menjadi mood booster instan.

Akan tetapi, perasaan diinginkan ini bisa menimbulkan ketergantungan. Jika kamu terlalu mengandalkan validasi dari pasangan casual-mu, harga dirimu bisa bergantung pada mereka. Ketika perhatian itu menghilang, kamu mungkin merasa hampa dan tidak cukup baik.

5. Tidak perlu menjelaskan pada siapa pun

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kieran White)

Salah satu kenyamanan casual dating adalah kamu tidak perlu menjelaskan apa pun tentang kehidupan pribadimu. Tidak ada tuntutan untuk memperkenalkan pasangan ke teman atau keluarga. Kamu bisa menjaga privasi dan hanya berbagi apa yang kamu mau.

Namun, terlalu tertutup juga bisa menjadi bumerang. Ketika hubungan berakhir tiba-tiba, kamu tidak punya ruang curhat atau dukungan dari lingkungan sekitar. Karena semua serba rahasia, luka yang kamu rasakan pun harus kamu tanggung sendiri.

6. Waktu lebih fleksibel untuk kehidupan pribadi

ilustrasi teman (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Dengan casual dating, kamu tidak perlu menyesuaikan jadwal setiap saat. Waktu luangmu bisa kamu pakai untuk karier, hobi, atau waktu bersama teman tanpa rasa bersalah. Ini membuatmu merasa lebih mandiri dan produktif.

Meski begitu, fleksibilitas ini bisa membuat hubungan terasa dangkal. Tanpa rutinitas atau usaha membangun kedekatan, hubungan bisa berakhir sewaktu-waktu. Kamu bisa kehilangan momen emosional yang biasanya hadir dalam hubungan yang lebih terikat.

7. Terlihat modern dan open-minded

ilustrasi pasangan (pexels.com/Phil Nguyen)

Gaya casual dating dianggap kekinian dan mencerminkan pribadi yang modern serta terbuka. Banyak orang merasa lebih keren dan percaya diri menjalani hubungan tanpa label. Lingkungan pergaulan pun sering mendukung gaya hidup ini sebagai bentuk kebebasan individu.

Namun, keinginan terlihat modern bisa membuatmu mengabaikan perasaan sendiri. Alih-alih jujur pada diri sendiri, kamu jadi terjebak dalam tren yang tidak sepenuhnya kamu nikmati. Rasa sakit dan kebingungan bisa muncul ketika kamu berusaha menyesuaikan diri dengan ekspektasi sosial.

Meskipun casual dating memiliki daya tarik yang memikat, ada baiknya kamu memahami risiko yang menyertainya. Setiap hubungan, entah itu serius atau tidak, tetap melibatkan emosi manusia yang rentan. Jangan sampai keinginan untuk bebas justru membawamu ke dalam luka yang lebih dalam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team