Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Hal Bermanfaat yang Bisa Dilakukan Saat Reading Slump Melanda, Cek!

ilustrasi pria mengalami reading slump (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria mengalami reading slump (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Menonton adaptasi film atau serial dari buku untuk tetap terhubung dengan literasi tanpa membaca teks aslinya.
  • Mendengarkan audiobook atau podcast literasi sebagai alternatif hiburan dan inspirasi tanpa harus membaca teks.
  • Menulis jurnal atau catatan pribadi untuk menyalurkan energi kreatif dan memahami penyebab reading slump yang sedang dialami.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menghadapi masa di mana semangat membaca menghilang bukanlah hal yang jarang terjadi, terutama bagi mereka yang terbiasa menenggelamkan diri dalam buku. Kondisi ini sering disebut sebagai reading slump, yaitu situasi ketika seseorang kehilangan minat membaca untuk sementara waktu meskipun memiliki banyak bahan bacaan menarik.

Fenomena ini dapat muncul karena berbagai alasan, seperti kelelahan mental, rutinitas yang padat, atau bahkan kejenuhan terhadap genre yang sama. Dalam situasi seperti ini, memaksakan diri membaca justru bisa memperburuk kondisi. Maka, penting untuk menemukan alternatif kegiatan yang tetap bermanfaat tanpa harus melibatkan buku secara langsung.

Khusus kamu yang sedang terjebak dalam kondisi tersebut, yuk simak ketujuh hal bermanfaat yang bisa dilakukan saat reading slump melanda. Cekidot!

1. Menonton adaptasi film atau serial dari buku

ilustrasi pria menonton film (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria menonton film (freepik.com/freepik)

Saat semangat membaca menurun, menikmati film atau serial adaptasi dari buku bisa menjadi cara yang efektif untuk tetap terhubung dengan dunia literasi. Adaptasi visual seringkali menyuguhkan interpretasi baru dari cerita yang sudah dikenal, sehingga bisa memberikan pengalaman berbeda tanpa harus membaca langsung teks aslinya. Melalui pendekatan visual dan audio, imajinasi tetap terstimulasi dan koneksi emosional terhadap cerita dapat tetap terjaga. 

Selain itu, menyaksikan adaptasi dapat memunculkan kembali rasa penasaran terhadap sumber aslinya. Tidak jarang penonton tertarik untuk membaca versi bukunya setelah melihat film atau serial yang mengesankan. Hal ini menjadi jembatan yang baik untuk secara perlahan keluar dari reading slump. Aktivitas ini juga memberikan variasi dalam cara menikmati narasi, sekaligus tetap menjaga semangat untuk terus mengeksplorasi dunia cerita.

2. Mendengarkan audiobook atau podcast literasi

ilustrasi pria mendengarkan audiobook (freepik.com/mego-studio)
ilustrasi pria mendengarkan audiobook (freepik.com/mego-studio)

Beralih ke audiobook bisa menjadi solusi tepat bagi yang merasa kelelahan membaca teks. Melalui format suara, cerita tetap bisa dinikmati tanpa harus menatap layar atau halaman buku. Mendengarkan audiobook saat beristirahat, berjalan kaki, atau melakukan pekerjaan rumah tangga mampu memberikan hiburan sekaligus nutrisi bagi pikiran. Dengan suara narator yang ekspresif, suasana cerita bisa lebih hidup dan mudah diserap oleh pendengar. 

Selain audiobook, berbagai podcast dengan tema literasi bisa menjadi sumber inspirasi yang menyegarkan. Dalam podcast tersebut, pembahasan tentang buku, penulis, maupun topik-topik literasi disampaikan secara ringan namun mendalam. Aktivitas ini tetap mendekatkan pendengar pada dunia literasi, sekaligus memperluas wawasan dan membuka kemungkinan menemukan buku-buku baru yang menarik untuk dibaca kelak saat semangat membaca kembali.

3. Menulis jurnal atau catatan pribadi

ilustrasi pria menulis jurnal harian (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria menulis jurnal harian (freepik.com/freepik)

Saat tidak sanggup membaca, menulis bisa menjadi cara untuk tetap menyalurkan energi kreatif. Menulis jurnal atau catatan pribadi memberikan ruang untuk merefleksikan perasaan, pikiran, maupun aktivitas harian dengan jujur. Aktivitas ini membantu menjaga kestabilan emosional sekaligus melatih kemampuan menyusun kata dan kalimat. Selain itu, menulis jurnal bisa menjadi sarana untuk memahami lebih dalam penyebab reading slump yang sedang dialami.

Menulis juga dapat membantu membangkitkan kembali kecintaan terhadap bahasa dan struktur narasi. Ketika pikiran mulai mengalir bebas dalam tulisan, keinginan untuk kembali membaca bisa muncul perlahan. Jurnal yang konsisten ditulis setiap hari juga berfungsi sebagai dokumentasi yang berharga untuk perjalanan pribadi, termasuk dalam hal perkembangan minat baca.

4. Mengatur ulang koleksi buku di rak

ilustrasi rak buku (freepik.com/freepik)
ilustrasi rak buku (freepik.com/freepik)

Merapikan rak buku merupakan kegiatan menyenangkan dan produktif yang dapat dilakukan saat jeda membaca. Dengan menyentuh kembali buku-buku yang dimiliki, kenangan terhadap cerita atau kesan pertama saat membeli buku tersebut bisa muncul dan membangkitkan minat untuk membacanya kembali. Selain itu, kegiatan ini dapat memberi ruang fisik dan visual yang lebih rapi, menciptakan suasana yang kondusif untuk membaca di kemudian hari.

Mengatur ulang koleksi buku juga bisa menjadi momen untuk mengevaluasi jenis bacaan yang paling sering dinikmati dan genre apa yang mungkin sudah mulai membosankan. Aktivitas ini membantu lebih mengenali preferensi membaca secara personal. Bahkan, menemukan buku yang terlupakan di antara tumpukan bisa memberi kejutan menyenangkan dan dorongan untuk mulai membaca kembali.

5. Menggambar atau mewarnai ilustrasi bertema buku

ilustrasi pria menggambar (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria menggambar (freepik.com/freepik)

Kegiatan visual seperti menggambar atau mewarnai bisa menjadi pelampiasan kreatif yang tetap dekat dengan dunia literasi. Mewarnai ilustrasi bertema buku, seperti karakter fiksi, sampul buku favorit, atau suasana dunia fantasi, mampu memperkuat hubungan emosional terhadap cerita. Aktivitas ini melibatkan sisi estetika dan imajinasi, serta memberikan ketenangan pikiran. Dalam kondisi jenuh terhadap teks, menggambar menjadi alternatif yang menyegarkan.

Melalui proses kreatif ini, suasana hati dapat membaik dan semangat membaca bisa muncul kembali dari ketertarikan visual yang terbentuk. Bahkan, beberapa orang merasa lebih tertarik membuka kembali buku setelah melihat ilustrasi atau fan art yang menggambarkan karakter favorit mereka. Hal ini membuktikan bahwa kreativitas visual bisa menjadi jembatan menuju pengalaman literasi yang lebih luas dan inklusif.

6. Membaca buku bergambar atau graphic novel

ilustrasi pria membaca buku bergambar (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria membaca buku bergambar (freepik.com/freepik)

Untuk kembali memulai aktivitas membaca tanpa beban, memilih bahan bacaan yang ringan dan visual seperti buku bergambar atau graphic novel bisa menjadi pilihan tepat. Buku dengan ilustrasi atau komik cenderung lebih mudah dicerna dan tidak terlalu menuntut konsentrasi tinggi. Dengan paduan gambar dan narasi yang dinamis, cerita tetap bisa dinikmati tanpa tekanan untuk memahami paragraf panjang. Hal ini sangat cocok dilakukan saat sedang mengalami penurunan semangat membaca.

Selain memberi kesenangan, graphic novel juga sering kali menyajikan tema-tema mendalam dengan pendekatan yang sederhana dan menyentuh. Ini bisa menjadi awal yang baik untuk kembali menjelajah dunia bacaan dengan perlahan. Tidak jarang, setelah menikmati beberapa judul buku bergambar, ketertarikan untuk membaca novel konvensional muncul kembali secara alami.

7. Bergabung dalam komunitas atau klub buku secara daring

ilustrasi klub buku (freepik.com/freepik)
ilustrasi klub buku (freepik.com/freepik)

Menjadi bagian dari komunitas atau klub buku bisa memberikan semangat baru dalam menghadapi reading slump. Dengan bergabung dalam forum daring yang membahas literasi, diskusi tentang buku tetap dapat diikuti meskipun sedang tidak aktif membaca. Mendengarkan pengalaman dan rekomendasi dari sesama anggota komunitas sering kali memunculkan ketertarikan terhadap judul baru yang sebelumnya tidak dipertimbangkan. 

Selain itu, komunitas literasi sering menyelenggarakan tantangan membaca yang ringan dan menyenangkan. Aktivitas seperti ini bisa memberikan tujuan yang jelas dan membuat proses membaca terasa lebih seru. Diskusi yang terjadi dalam klub buku juga menambah perspektif baru terhadap cerita yang dibaca, sehingga bisa memperdalam pengalaman literasi saat semangat membaca mulai kembali tumbuh.

Penting untuk tetap terbuka terhadap berbagai cara dalam menjaga hubungan dengan buku tanpa merasa terpaksa. Saat waktunya tiba, semangat membaca akan kembali dengan lebih segar dan bermakna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us