Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Pria Selalu Butuh 30 Menit Buat Bangun Setelah Alarm Bunyi?

ilustrasi bangun tidur (pexels.com/pexels)
ilustrasi bangun tidur (pexels.com/pexels)
Intinya sih...
  • Cowok butuh waktu buat nyalain “mesin” logika
  • Rasa malas pagi bukan tanda gak produktif
  • Faktor biologis juga ikut main peran
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu pasti pernah lihat atau bahkan ngalamin sendiri alarm bunyi jam 6, tapi baru benar-benar bangun jam 6.30. Bukan karena malas, tapi ada alasan menarik di balik “ritual” bangun pelan-pelan ini. Ternyata, cara pria menghadapi pagi juga bisa mencerminkan pola pikir dan gaya hidupnya.

Beberapa cowok punya kebiasaan menunda bangun bukan karena pengen tidur lebih lama, tapi karena mereka butuh waktu buat menyesuaikan diri. Saat baru bangun, tubuh dan pikiran belum sepenuhnya “online”. Makanya, momen 30 menit itu sering jadi waktu transisi penting antara dunia mimpi dan realita.

1. Cowok butuh waktu buat nyalain “mesin” logika

ilustrasi sulit tidur nyenyak (pexels.com/andrea)
ilustrasi sulit tidur nyenyak (pexels.com/andrea)

Begitu alarm bunyi, otak gak langsung siap bekerja. Bagi pria, butuh waktu sedikit lebih lama buat menyesuaikan ritme dan fokus. Mereka cenderung butuh jeda buat mikirin hari yang akan dijalani, bukan langsung tancap gas begitu mata terbuka.

Momen setelah bangun sering jadi waktu refleksi kecil: mikir kerjaan, rencana hari ini, atau bahkan hal-hal yang belum sempat diselesaikan. Jadi, ketika terlihat “rebahan lagi”, sebenarnya mereka sedang mempersiapkan mental untuk menghadapi dunia nyata.

2. Rasa malas pagi bukan tanda gak produktif

ilustrasi pria tidur
ilustrasi pria tidur (pexels.com/SHVETS production)

Cowok yang tampak malas di pagi hari sering kali justru lebih terencana. Mereka tahu kapan harus santai dan kapan harus bergerak cepat. Menunda bangun 10–30 menit bisa jadi cara tubuh mereka menyesuaikan energi sebelum mulai aktivitas berat.

Kebiasaan ini juga bisa jadi bentuk self-recharge. Dengan sedikit waktu tambahan di tempat tidur, mereka bisa meminimalisir stres dan membuat pikiran lebih tenang sebelum hari dimulai. Jadi, jangan buru-buru menilai “lelet bangun” sebagai hal negatif.

3. Faktor biologis juga ikut main peran

ilustrasi bangun tidur
ilustrasi bangun tidur (pexels.com/Sammie Sander)

Secara biologis, pria sering punya siklus tidur yang berbeda dari wanita. Hormon testosteron, misalnya, bisa memengaruhi kualitas dan ritme tidur. Karena itu, tubuh mereka kadang butuh waktu lebih lama buat benar-benar “siaga” setelah tidur malam.

Selain itu, pria biasanya tidur lebih malam karena aktivitas atau hiburan digital sebelum tidur. Jadi wajar kalau tubuh mereka sedikit “ngambek” di pagi hari. Butuh waktu buat menyeimbangkan energi sebelum akhirnya benar-benar siap bergerak.

4. Sisi psikologis: menikmati kontrol atas waktu

ilustrasi pria bangun tidur
ilustrasi pria bangun tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Menunda bangun bisa juga jadi bentuk kecil dari kontrol diri. Dalam hidup yang serba cepat, momen di kasur setelah alarm bunyi terasa seperti satu-satunya waktu yang masih bisa “punya” sepenuhnya. Bagi banyak cowok, itu jadi bentuk kecil dari kebebasan pribadi.

Mereka tahu hari akan dipenuhi tanggung jawab, jadi 30 menit pagi itu jadi waktu berharga buat diri sendiri. Entah buat scroll media sosial, mikir tanpa gangguan, atau sekadar menikmati diam. Ini bukan tentang malas, tapi tentang menikmati ruang tenang sebelum dunia mulai ribut.

5. Tapi, ada batas antara butuh waktu dan kebiasaan buruk

ilustrasi bangun tidur
ilustrasi bangun tidur (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kalau 30 menit itu berubah jadi 1 jam dan bikin semua aktivitas terlambat, itu tanda kamu perlu evaluasi. Tidur cukup dan tidur tepat waktu bisa bantu tubuh bangun lebih segar tanpa drama “tunda alarm berkali-kali”.

Bangun pagi bukan soal kecepatan, tapi soal kesiapan mental dan fisik. Kalau kamu bisa atur pola tidur dan bangun dengan ritme yang pas, pagi hari gak lagi jadi musuh. Justru bisa jadi waktu paling produktif buat mulai hari dengan kepala jernih.

Jadi, alasan pria butuh 30 menit buat bangun itu bukan sekadar malas atau manja. Ada sisi biologis, psikologis, dan bahkan reflektif di baliknya. Momen itu adalah cara tubuh dan pikiran menyelaraskan diri sebelum benar-benar siap beraksi.

Jadi, buat para cowok nikmati momen 30 menit itu, tapi jangan sampai kebablasan. Karena kadang, keberhasilan hari ini dimulai dari keputusan kecil: bangun, atau tekan snooze sekali lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

7 Rekomendasi Kemeja Cowok Warna Peach Lengan Panjang, Tampil Beda!

22 Okt 2025, 15:04 WIBMen