Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kesalahan Cowok dalam Mengejar Kehidupan Ideal, Hindari Bro!

ilustrasi mengejar kehidupan ideal (pexels.com/Sanketh Rao)
ilustrasi mengejar kehidupan ideal (pexels.com/Sanketh Rao)
Intinya sih...
  • Terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain
  • Mengira uang adalah kunci segalanya
  • Lupa istirahat karena ingin terlihat produktif terus
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap cowok pasti punya bayangan tentang kehidupan ideal. Entah itu versi punya rumah sendiri sebelum usia menginjak tiga puluh tahun, kerja di kantor ber-AC dengan gaji dua digit, atau sekadar bisa nongkrong tiap malam tanpa pusing memikirkan tagihan, kan? Tapi, Bro, di balik ambisi itu, sering kali terselip semacam tekanan tidak kasat mata yang pelan-pelan menggerus ketenangan. Kamu tahu kan, Bro, tekanan yang datang bukan cuma dari luar, tapi juga dari dalam kepala sendiri yang terus berbisik, “Harusnya hidupmu sudah sejauh ini.”

Nah, masalahnya, sih, dalam perjalanan mengejar kehidupan ideal, banyak cowok justru tersesat di jalan yang seharusnya membebaskan mereka, nih. Alih-alih bahagia, mereka malah kehilangan arah dan diri sendiri. Di titik itu, kamu mungkin mulai bertanya-tanya, apakah kehidupan ideal itu benar-benar milikmu atau cuma cerminan dari ekspektasi orang lain? Nah, sebelum kamu terjebak lebih dalam, nih, ada enam kesalahan umum yang sering dilakukan cowok dalam mengejar kehidupan ideal versi dunia.

1. Terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain

ilustrasi saling berbalik badan (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi saling berbalik badan (pexels.com/Ron Lach)

Yang satu ini kesalahan klasik, tapi selalu berhasil menjerat banyak cowok. Kamu mungkin membuka media sosial dan melihat teman seangkatan sudah naik jabatan, menikah, atau punya mobil baru. Lalu, kamu mulai merasa tertinggal. Padahal, Bro, hidup bukan lomba lari estafet yang butuh finis bersamaan.

Membandingkan diri dengan orang lain cuma akan membuat kamu kehilangan rasa syukur atas hal-hal yang sebenarnya sudah kamu capai. Setiap orang punya waktu dan jalannya sendiri, kok. Mungkin kamu belum punya rumah, tapi kamu punya kebebasan, pengalaman atau kesehatan yang mereka tidak miliki. Kalau kamu terus terpaku pada pencapaian orang lain, kamu tidak akan pernah puas, seberapa pun banyak hal yang kamu miliki.

2. Mengira uang adalah kunci segalanya

ilustrasi uang (pexels.com/Karolina Kaboompics)
ilustrasi uang (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Uang memang penting, tidak ada yang menyangkal itu. Tapi, saat kamu menaruh seluruh nilai hidup pada uang, kamu sedang menggali lubang untuk diri sendiri, lho. Banyak cowok bekerja mati-matian demi membeli sesuatu yang bisa mengesankan orang lain, bukan yang benar-benar mereka butuhkan. Akhirnya, hidup berubah jadi perlombaan konsumsi yang tidak ada ujungnya.

Kehidupan ideal sering kali disamakan dengan kemapanan finansial, padahal kebahagiaan sejati justru muncul saat kamu tahu kapan harus berhenti. Kamu bisa punya rekening tebal, tapi kalau hatimu kosong, apa gunanya, Bro? Kadang yang kamu butuhkan bukan uang lebih, tapi waktu lebih banyak untuk dirimu sendiri dan orang-orang yang kamu sayangi.

3. Lupa istirahat karena ingin terlihat produktif terus

ilustrasi kelelahan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi kelelahan (pexels.com/cottonbro studio)

Cowok sering kali merasa harus terlihat kuat, disiplin, dan tidak mengenal lelah. Tidur tiga jam dianggap keren, lembur sampai pagi dianggap bukti dedikasi. Padahal, nih, tubuh dan pikiranmu juga manusiawi. Kamu tidak sedang berlomba dengan siapa pun, kok.

Kelelahan yang kamu abaikan hari ini bisa berubah jadi kekosongan di masa depan. Saat semua orang memuji etos kerjamu, mungkin kamu diam-diam kehilangan dirimu sendiri di balik tumpukan tugas. Istirahat bukan kelemahan, Bro. Justru di situlah kamu mengisi ulang makna, menata ulang tujuan, dan memastikan kamu masih hidup untuk alasan yang tepat.

4. Mengejar validasi, bukan makna

ilustrasi validasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi validasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada perbedaan besar antara hidup untuk sesuatu dan hidup agar dilihat seseorang. Banyak cowok yang mengaku berjuang keras padahal sebenarnya sedang memamerkan perjuangannya. Mereka ingin disebut keren, mandiri, sukses. Padahal di dalam dirinya sedang kosong, Bro.

Validasi memang terasa manis, tapi hanya sesaat, kok. Setelah tepuk tangan berhenti, kamu akan mendengar gema pertanyaan yang lebih sunyi, “Kalau tak ada yang melihat, apakah aku masih mau melakukan ini?” Hidup yang terlalu bergantung pada sorotan orang lain membuatmu lupa pada apa yang benar-benar penting. So, coba, deh, tanyakan pada dirimu, apa yang kamu kejar itu makna, atau sekadar sorotan?

5. Menganggap emosi harus selalu disembunyikan

ilustrasi emosi (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi emosi (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak cowok tumbuh dengan pesan tidak tertulis, “Jangan menangis, kamu laki-laki.” Akibatnya, mereka terbiasa menelan semua rasa sakit, kehilangan, dan cemas dalam diam. Padahal, menahan emosi bukan tanda kekuatan, tapi tanda kamu belum berdamai dengan dirimu sendiri, nih.

Kehidupan ideal bukan berarti selalu tenang dan bahagia. Ada saat di mana kamu boleh lelah, kecewa, bahkan ingin menyerah. Itu bagian dari menjadi manusia, Bro. Bukalah ruang bagi perasaanmu sendiri, ya. Tidak perlu takut terlihat rapuh, karena kejujuran emosional justru tanda kamu berani menghadapi kenyataan.

6. Melupakan arti “cukup”

ilustrasi tidak puas (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi tidak puas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mungkin ini kesalahan paling diam-diam tapi paling berbahaya. Banyak cowok tidak tahu kapan harus berhenti. Selalu ingin lebih banyak uang, lebih banyak pencapaian, lebih banyak pengakuan. Padahal, kalau terus berlari tanpa arah, kamu akan kehilangan waktu untuk menikmati hasil yang sudah kamu capai.

Kata “cukup” sering terdengar sederhana, tapi maknanya dalam, lho. Ia bukan tanda menyerah, melainkan tanda kesadaran. Kesadaran bahwa hidup tidak harus selalu lebih, tapi bisa bermakna dengan apa yang ada. Coba berhenti sejenak, Bro. Lihat ke sekelilingmu, apakah yang kamu kejar selama ini benar-benar milikmu atau cuma bayangan yang terus kamu tanam dari rasa takut dianggap gagal?

Di balik semua bayangan tentang kehidupan ideal, ada kenyataan yang tidak selalu seindah tampilan media sosial. Hidup bukan tentang mencapai semua yang orang lain harapkan darimu, tapi tentang menemukan makna di antara kekacauan yang kamu jalani setiap hari. Mungkin kamu tidak punya semuanya dan itu tidak apa. Saat kamu berhenti mengejar definisi ideal yang ditentukan orang lain, kamu akan mulai merasakan sesuatu yang lebih jujur, yaitu ketenangan. Karena pada akhirnya, kehidupan ideal bukan soal terlihat sempurna, tapi soal mampu berkata dengan tenang, “Aku cukup.” Dan mungkin, Bro, di situlah letak kemenangan sejati seorang laki-laki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

9 Inspirasi Outfit Traveling ala Korn Kornnarat, Casually Trendy!

12 Okt 2025, 16:02 WIBMen