Soundrenaline “Sana Sini di Makassar”: Perayaan Kreativitas dari Timur

- Soundrenaline "Sana Sini di Makassar" menjadi perayaan kolaborasi lintas disiplin kreatif
- Ruang eksperimental dan cerita dari Timur hadir di The Lab & The Space, Riuh Records
- Dupli dan The Backyard gabungkan musik, pasar kreatif, dan koleksi langka; Phinisi Point merayakan kolaborasi lintas kota
Makassar kembali membuktikan dirinya sebagai salah satu pusat energi kreatif Indonesia. Tahun ini, kota yang dikenal dengan semangat maritim dan keberagaman budayanya itu menjadi tuan rumah bagi Soundrenaline “Sana Sini Di Makassar”, sebuah perayaan kolaborasi lintas disiplin kreatif yang mempertemukan musik, seni visual, film, dan pasar kreatif dalam satu rangkaian acara besar.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga medium untuk menumbuhkan semangat sinergi di antara pelaku kreatif dari berbagai latar belakang. Dengan menggelar kegiatan di empat lokasi berbeda, Riuh Records, The Backyard, Dupli Dining & Lounge, serta Lapangan Parkir Phinisi Point Mall, Soundrenaline menghadirkan pengalaman yang berlapis, di mana eksplorasi ide dan kolaborasi menjadi pusat perhatian.
Dari ruang diskusi hingga panggung musik, setiap sudut festival dirancang untuk menjadi ruang interaksi antara seniman, musisi, pembuat film, dan komunitas kreatif lokal yang ingin memperkuat posisi Makassar sebagai episentrum kreativitas dari Timur Indonesia. Yuk, intip bagaimana keseruannya!
1. Ruang eksperimental dan cerita dari Timur

Festival ini dimulai dari The Lab & The Space di Riuh Records, tempat di mana penonton diajak menelusuri sisi eksperimental dunia kreatif Makassar. Melalui sesi Screening & Storytelling, dua sineas asal Sulawesi Selatan, Wahyu Al Mardhani dan Aco Tenri, berbagi karya dan pengalaman yang mencerminkan perjalanan panjang mereka dalam dunia film independen. Karya-karya mereka yang dikenal jujur dan reflektif, menjadi representasi nyata bahwa kreativitas dari daerah mampu bersaing dengan produksi nasional.
Tak berhenti di sana, panggung Riuh Records juga menjadi titik temu berbagai talenta musik dengan karakter kuat. Penampilan dari OG Avamato dan Murphy Radio memberi warna tersendiri, sementara sesi Cross Panel Talks bertema “From Homeground to Headlines” mempertemukan nama-nama inspiratif seperti Firman Hatibu, Pandu Fuzztoni, Delpi, dan Ifan Adhitya. Forum ini menjadi ruang berbagi gagasan tentang perjalanan kreatif dan pentingnya membangun jejaring dari akar lokal hingga kancah nasional.
2. Dupli dan The Backyard gabungkan musik, pasar kreatif, dan koleksi langka

Berlanjut ke Dupli Dining & Lounge, suasana menjadi lebih cair dan penuh warna. Di tempat ini, Soundrenaline menghadirkan perpaduan antara musik dan pasar kreatif. Penampilan dari RELOKA, White Chorus, dan Beijing Connection menjadi sajian utama yang berpadu dengan Pop-Up Market hasil kurasi Dupli, menampilkan produk lokal, kriya tangan, dan karya seni independen khas Makassar. Tidak ketinggalan, ZineMo! turut memeriahkan acara lewat pameran zine sebagai medium ekspresi visual yang otentik dan memberdayakan komunitas seni lokal.
Sementara itu, The Backyard menghadirkan pengalaman yang lebih intim dan berorientasi pada kultur musik analog. Di sini, pengunjung dapat menikmati pasar kaset dan piringan hitam yang dikurasi oleh Beerbahagia Records, serta menyaksikan langsung lelang koleksi langka oleh Jason Ranti setelah ia tampil membawakan lagu-lagu khasnya. Suasana hangat tersebut semakin lengkap dengan kehadiran musisi lokal Synthies, menjadikan The Backyard sebagai ruang nostalgia sekaligus eksplorasi musikal.
3. Merayakan kolaborasi lintas kota di Phinisi Point

Puncak acara berlangsung di Lapangan Parkir Phinisi Point Mall, yang menjadi pusat dari seluruh rangkaian kegiatan. Dengan kapasitas hingga 3.000 penonton, panggung utama ini menampilkan deretan musisi lintas genre, seperti DANZAS, Gilas, Covenant, Treeshome, Jason Ranti x Dongker, FSTVLST, MORFEM, dan The Lantis, serta suguhan energi dari DJ Meyga, DJ Irvi, dan DJ Jimbo. Keberagaman lineup ini mencerminkan semangat inklusif yang menjadi roh Soundrenaline sejak awal.
Tidak hanya musik, momen ini juga menjadi ajang unjuk karya bagi Lokatune, gerakan kreatif yang menaungi komunitas seperti Northern (Manado), MDP (Makassar), dan East Kausa (Samarinda). Melalui partisipasi lebih dari sepuluh komunitas dari Indonesia Timur, Lokatune memperkuat jembatan kolaborasi lintas kota, membuktikan bahwa kreativitas dari Timur semakin punya ruang untuk bersuara di kancah nasional.
Melalui Soundrenaline “Sana Sini Di Makassar”, kota Makassar kembali mengukuhkan diri sebagai ruang tumbuh bagi kolaborasi dan kreativitas tanpa batas. Festival ini bukan hanya tentang musik atau hiburan, melainkan tentang membangun ekosistem yang mendorong pertukaran ide, semangat, dan ekspresi antar pelaku kreatif di Indonesia Timur. Dengan semangat “dari sana-sini untuk semua”, Soundrenaline menghadirkan wajah baru Makassar, sebuah kota yang hidup, dinamis, dan penuh inspirasi.

















