Wolf Alice, Gelombang Rock Inggris yang Siap Getarkan Jakarta 2026

- Wolf Alice, band rock alternatif asal London Utara, akan tampil di Jakarta pada 13 Januari 2026 sebagai bagian dari tur dunia mereka.
- Mereka dikenal sebagai band yang memperlakukan rock bukan sebagai genre tetap, tetapi sebagai bahasa yang terus berevolusi.
- Pengalaman menonton Wolf Alice sering digambarkan sebagai perjalanan, mulai dari bisikan atmosferis hingga ledakan energi yang menggetarkan lantai.
Wolf Alice, grup band rock alternatif asal London Utara, termasuk kategori terakhir yang begitu naik panggung, ruangan terasa bergeser, udara mengencang, dan intensitas tak terucap tiba-tiba hadir. Tahun 2026 nanti, energi itu akhirnya tiba di Jakarta.
Pada 13 Januari 2026, band peraih Mercury Prize, nominasi Grammy, dan Brit Award ini akan tampil untuk pertama kalinya di Indonesia sebagai bagian dari tur dunia mereka, sebuah rangkaian konser yang dilabeli media Inggris sebagai a new era of modern rock. Diselenggarakan oleh Collective Minds, tur Asia Tenggara ini bukan sekadar konser, melainkan babak baru dalam perjalanan salah satu band paling berpengaruh dekade ini, sebuah momentum ketika musik, emosi, dan sejarah kreatif bertemu dalam satu gelombang.
1. Dari “Moaning Lisa Smile” hingga “The Clearing”

Wolf Alice tidak pernah berjalan lurus. Mereka tumbuh seperti kilatan listrik yang liar, jujur, penuh kejutan. Mulai dari debut mereka “Moaning Lisa Smile”, yang langsung mengamankan nominasi Grammy, band ini dikenal sebagai unit yang memperlakukan rock bukan sebagai genre tetap, tetapi sebagai bahasa yang terus berevolusi. Album kedua mereka, Visions of a Life, memenangkan Mercury Music Prize, sementara album ketiga Blue Weekend langsung menduduki peringkat No.1 di Inggris.
Kini mereka datang dengan album terbaru, The Clearing, yang disebut kritikus sebagai karya paling matang dan emosional. Ditulis di Seven Sisters, London Utara, dan direkam bersama produser pemenang Grammy Greg Kurstin di Los Angeles, album ini memadukan sensitivitas pop rock klasik dengan kedalaman emosional yang menghantam langsung ke dada. Semua album mereka kini tercatat sebagai nominasi Mercury, prestasi langka yang menempatkan mereka dalam jajaran band paling visioner dalam 20 tahun terakhir.
Album ini digambarkan sebagai “rekaman yang abadi”, sejenis lanskap musikal yang terasa seperti jika Fleetwood Mac membuat album di North London hari ini; megah, lembut, dan penuh karakter yang berlapis.
2. Pengalaman live di Jakarta

Pengalaman menonton Wolf Alice sering digambarkan sebagai perjalanan, mulai dari bisikan atmosferis hingga ledakan energi yang menggetarkan lantai. Ellie Rowsell, dengan vokal yang mampu berpindah dari rapuh ke garang dalam satu bait, menjadi pusat gravitasi band, sementara Joff Oddie, Theo Ellis, dan Joel Amey menciptakan tekstur suara yang padat namun intim.
Reputasi live mereka bukan legenda kosong. Wolf Alice telah mengisi panggung festival terbesar dunia, seperti Glastonbury, Coachella, Radio 1’s Big Weekend, hingga tur headline sold-out yang membawa mereka keliling benua. Dalam setiap pertunjukan, mereka dikenal menghadirkan dinamika yang berubah dengan lincah, dari set yang sunyi dan menghanyutkan hingga ledakan modern rock yang membuat penonton seperti masuk ke badai emosi.
Kini, giliran Jakarta merasakannya. Sebuah pertunjukan yang menjanjikan perpaduan masa lalu dan masa kini, sekaligus tanda dimulainya era baru karier mereka.
3. Tur Asia Tenggara 2026, babak baru dan energi baru

Tur ini menjadi kali pertama Wolf Alice membawa karya terbaru mereka secara langsung ke kawasan Asia Tenggara. Jakarta akan menjadi salah satu kota pembuka, disusul Bangkok dan Singapura. Konser Jakarta digelar di Bengkel Space, dengan tiket mulai dari Rp800.000.
Lebih dari sekadar jadwal tur, kehadian Wolf Alice ke Asia Tenggara membawa makna khusus berupa momentum yang melanjutkan pengaruh mereka dalam skala global. Pendaftaran pra-penjualan dibuka 24 November 2025, sebelum tiket resmi meluncur pada 27 November dan penjualan umum 1 Desember. Dengan basis penggemar yang berkembang pesat di kawasan ini, konser tersebut diprediksi menjadi salah satu yang paling dinantikan pada awal 2026.
“Penampilan ini menjanjikan pengalaman yang mendalam dari masa lalu dan kini mereka,” tulis penyelenggara, menegaskan bahwa konser nanti bukan hanya tur promosi, tetapi babak emosional dalam perjalanan kreatif band.
Wolf Alice adalah band yang berdiri di persimpangan keheningan dan ledakan, antara melodi yang lembut dan lirik yang menggigit. Tur mereka ke Asia Tenggara membawa esensi itu ke panggung dan membiarkan para penonton menyaksikan band yang tidak hanya tumbuh, tetapi juga terus mendefinisikan ulang apa artinya menjadi rock band modern.
















