- telogen effluvium: stres mengakibatkan sebagian besar folikel rambut memasuki fase istirahat dan membuat rambut rontok;
- trikotilomania: tindakan ingin menyambut rambut dari kepala karena suasana hati yang bruuk atau tidak nyaman (stres, ketegangan, kesepian, bosan, frustasi);
- alopecia areata: sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut dan mengakibatkan kerontokan parah.
5 Ciri Rambut Rontok karena Stres, Apa Kamu Mengalaminya?

- Jumlah rambut rontok per hari terus meningkat, bisa mencapai 100 helai per hari
- Pertumbuhan rambut semakin melambat akibat tingginya hormon kortisol saat stres
- Rambut terlihat lebih tipis karena fase pertumbuhan rambut terganggu oleh stres
Rambut rontok adalah masalah kesehatan yang dialami laki-laki maupun perempuan. Helaian rambut sering diibaratkan sebagai mahkota karena peran pentingnya. Di dalam ilmu kesehatan, rambut berfungsi untuk menjaga kulit kepala serta mengatur suhu tubuh. Selain itu, rambut bisa menonjolkan identitas diri dan penampilan.
Masalah rambut rontok membuat individu kurang percaya diri. Ketakutan akan kulit kepala botak terus menghampiri. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari stres, faktor keturunan, hormon, penanganan rambut tidak tepat, atau kekurangan nutrisi.
Apakah rambutmu mulai rontok saat ini? Inilah ciri rambut rontok karena stres. Coba cek ciri-cirinya dahulu, Bro!
1. Jumlah rambut rontok per hari terus meningkat

Berapa jumlah rambutmu? Saking banyaknya, kita sangat sulit menghitungnya satu persatu. Kita tidak khawatir dengan satu dua helai rambut yang rontok ketika menyisir rambut. Lain lagi kondisinya jika banyak rambut rontok tanpa tarikan.
Normalnya, individu mengalami kerontokan rambut sekitar 50 hingga 100 helai per hari. Apabila dianalogikan benda, 100 helai rambut lebih setara dengan satu genggaman tangan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh stres atau alasan medis lain.
2. Pertumbuhan rambut semakin melambat

Rambut yang berjatuhan akan digantikan oleh rambut-rambut baru. Di mulai dengan munculnya anak rambut menandakan pertumbuhan rambut berjalan sesuai prosesnya. Namun, kejadian ini tidak berlaku bagi rambut rontok akibat stres.
Ketika stres, tingginya hormon korrtisol mendorong rambut untuk masuk fase istirahat sebelum waktunya. Hal ini membuat rambut rontok dan menunda proses pemulihan. Dilansir laman Mayo Clinic, tiga jenis kerontokan rambut yang dikaitkan dengan stres antara lain:
3. Rambut terlihat lebih tipis

Sejatinya, rambut memerlukan waktu untuk regenerasi. Tiga tahapan pertumbuhan rambut yang tidak boleh terlewatkan yaitu fase anagen/pertumbuhan (siklus aktif rambut tumbuh), katagen (masa transisi rambut istirahat dalam kurun waktu tertentu), serta fase telogen (rambut rontok dalam jumlah wajar).
Tubuh yang terlalu banyak pikiran akan menggangu fase pertumbuhan rambut. Fase pertumbuhan rambut melambat ditambah jumlah rambut rontok meningkat, sehingga rambut lebih tipis dari sebelumnya.
4. Kerontokan rambut tidak berpola

Jenis kerontokan rambut dapat berbeda-beda bentuknya. Kerontokan berpola disebabkan oleh faktor keturunan, proses penuaan, serta dan hormon. Pria mengalami penipisan rambut di mulai dari pelipisnya, selanjutnya kebotakan mengarah ke atas kepala. Di sisi lain, rambut perempuan rontok secara merata dan paling parah pada bagian ubun-ubun.
Rambut yang diakibatkan oleh stres tentu tidak sama. Kondisi iki membuat helaian rambut tidak berpola dan menyeluruh.
5. Rambut rontok setelah tidak menyenangkan

Tingkat keparahan rambut rontok meningkat pasca kejadian memicu stres. Misalnya, kematian orang yang dicintai, kegagalan suatu proses, terjangkit penyakit, atau lain sebagainya. Peristiwa tidak baik menyebabkan ketegangan fisik dan emosional. Pada kondisi tersebut fase pertumbuhan rambut tidak normal.
Ciri rambut rontok akibat stres bisa terjadi padamu, Bro. Tidak perlu cemas, rambut rontok bersifat sementara dan dapat diobati. Jika kamu mendapati tanda kerontokan rambut, segera konsultasikan masalah kesehatanmu. Semoga lekas pulih, ya!

















