5 Fakta Menarik Motif Batik Mega Mendung, Wajib Tahu!

Mega mendung cukup mudah diartikan ke bahasa Indonesia yang lebih mudah dipahami. Mega berarti awan yang berada di langit, sedangkan mendung adalah keadaan langit agak gelap yang biasanya dijadikan tanda akan turun hujan. 

Selain itu mega mendung juga memiliki gradasi warna yang melambangkan lapisan-lapisan langit. Batik mega mendung biasanya hadir dengan warna-warna tegas dengan latar belakang warna kalem yang menenangkan hati, serta coraknya tergolong simpel sehingga menjadi favorit kebanyakan orang karena mudah dipadukan dengan beragam outfit.

Tak hanya dari nama saja yang berarti awan di langit yang gelap, namun mega mendung memiliki filosofi yang lebih dalam lagi. Awan yang megah di langit dapat melambangkan kewibawaan, sedangkan awan tersebut berada di langit mendung yang diartikan sebagai awan yang sedang dalam kondisi menahan hujan turun. Dari sini bisa diambil makna sebagai sarana untuk menahan amarah.

Dari filosofi tersebut, diharapkan siapa pun yang melihat atau menggunakan batik mega mendung bisa merasa berwibawa namun memiliki sifat sabar, tenang, dan adem seperti suasana mendung yang menyejukkan, sehingga dapat menahan segala amarah yang mungkin akan muncul.

Filosofinya sungguh dalam, namun siapa sangka batik khas Cirebon ini  justru dipengaruhi oleh budaya Cina. Sejarah awal batik ini masuk ke Indonesia adalah karena penyebar agama Islam di Cirebon, Sunan Gunung Jati, menikahi wanita etnis Tionghoa bernama Putri Om Tim.

Pernikahan ini menghasilkan perbauran budaya antara Cina dan Indonesia dengan adanya beragam barang-barang dari negeri tirai bambu yang dibawa ke tanah Cirebon seperti piring, keramik, hingga kain bermotif awan. Motif awan pada pernak-pernik yang dibawa dari Cina ini yang menjadi cikal bakal para seniman memasukkan unsur budaya Cina dalam menciptakan motif mega mendung.

Masyarakat Cina banyak yang menganut aliran kepercayaan Taoisme, sehingga motif awan ini dapat dikaitkan dengan kepercayaan tersebut. Motif awan dalam Taoisme memiliki arti dunia yang bebas dan merujuk pada dunia atas atau dunia ketuhanan.

Meski begitu, para pebatik Cirebon tidak serta-merta menjiplak motif awan asal Cina ini begitu saja. Mereka memberikan sentuhan ala Cirebon dengan bentuk awan yang lebih meruncing dan berbentuk segitiga, sedangkan motif awan dari kebudayaan Cina memiliki bentuk yang lebih membulat.

Motif batik mega mendung cukup ramai dibicarakan oleh anak-anak muda penggemar anime Naruto, karena salah satu kelompok antihero pada film kartun Jepang tersebut, yang disebut dengan Akatsuki, memiliki seragam berupa jubah bergambar awan merah yang sekilas terlihat mirip seperti motif batik mega mendung. Hal ini membuat para penggemarnya bertanya-tanya apakah Masashi Kishimoto, pengarang Naruto, terinspirasi oleh motif batik mega mendung khas Cirebon.

Namun faktanya, awan merah pada jubah Akatsuki memiliki arti yang berbeda dengan batik mega mendung maupun motif awan dari kebudayaan Cina. Awan merah ini ternyata melambangkan pertumpahan darah yang pernah terjadi di salah satu desa para anggotanya, sehingga digunakan sebagai lambang jubah yang mereka pakai. Latar belakangnya berbeda dengan batik mega mendung, bukan?

Nah, kini kamu sudah tahu fakta-fakta menarik tentang motif batik mega mendung ini, ya. Bikin makin cinta dengan produk budaya khas Indonesia, gak sih?