Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta tentang Streetwear Culture yang Lebih dari Sekadar Fashion

ilustrasi pria dengan streetwear outfit (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pria dengan streetwear outfit (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Streetwear berawal dari gerakan subculture
    • Muncul dari komunitas surf dan skate di California pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an
    • Terinspirasi dari hip-hop, punk, dan budaya jalanan lainnya
    • Sifat inklusif membuat streetwear tetap kental meski menembus high fashion
    • Lebih dari tren, streetwear adalah identitas
      • Setiap potong outfit mencerminkan nilai, preferensi, atau sikap terhadap dunia di sekitar
      • Ada rasa kebersamaan yang tumbuh ketika memakai brand atau desain tertentu yang sama dengan komunitasnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Budaya streetwear udah jadi bagian besar dari gaya hidup anak muda masa kini. Lebih dari sekadar tren berpakaian, streetwear berkembang sebagai medium untuk mengekspresikan identitas, membangun komunitas, sampai mencerminkan sikap sosial. Dari hoodie oversized, sneakers ikonik, sampai aksesori yang nyentrik, setiap detail dalam streetwear punya makna lebih dalam daripada yang kelihatan di permukaan.

Menariknya, streetwear gak lahir dari panggung fashion mewah, melainkan dari jalanan dan subculture yang penuh energi. Kultur ini tumbuh dari campuran musik, olahraga, seni, hingga sikap perlawanan terhadap arus utama. Justru karena asal-usulnya yang otentik, streetwear punya daya tarik unik yang membuatnya diterima luas, bahkan oleh industri mode kelas atas. Nah, berikut lima fakta menarik tentang streetwear culture yang ternyata jauh lebih dalam daripada sekadar fashion.

1. Streetwear berawal dari gerakan subculture

ilustrasi streetwear outfit (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi streetwear outfit (pexels.com/RDNE Stock project)

Streetwear awalnya muncul dari komunitas surf dan skate di California pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an. Brand kecil seperti Stussy mulai menjual kaos dengan desain grafis khas yang resonan dengan anak muda saat itu. Dari situ, streetwear perlahan menyebar ke berbagai kota besar, terutama karena dekat dengan gaya hidup urban. Identitasnya yang kuat membuat streetwear jadi simbol kebebasan dan ekspresi diri di kalangan generasi muda.

Seiring waktu, streetwear juga terinspirasi dari hip-hop, punk, dan budaya jalanan lain yang sama-sama menekankan kebebasan berekspresi. Musik dan fashion jalanan saling memengaruhi, menciptakan ruang baru di mana pakaian bukan sekadar penutup tubuh, tetapi juga pernyataan sikap. Keunikan streetwear ada pada sifatnya yang inklusif, siapa saja bisa jadi bagian dari kultur ini. Makanya, akar subculture streetwear sampai sekarang masih terasa kental meski udah menembus ranah high fashion.

2. Lebih dari tren, streetwear adalah identitas

ilustrasi pria dengan outfit streetwear (pexels.com/Brett Sayles)
ilustrasi pria dengan outfit streetwear (pexels.com/Brett Sayles)

Bagi banyak orang, streetwear bukan cuma tentang mengikuti tren pakaian terbaru. Setiap potong outfit yang dipilih sering kali mencerminkan nilai, preferensi, atau bahkan sikap terhadap dunia di sekitar. Dari pemilihan sneakers tertentu sampai logo yang dipakai di hoodie, semua punya makna simbolis yang kuat. Streetwear jadi cara paling nyata untuk menunjukkan siapa diri seseorang tanpa harus banyak bicara.

Uniknya, identitas ini gak selalu terbatas pada gaya personal. Ada rasa kebersamaan yang tumbuh ketika seseorang memakai brand atau desain tertentu yang sama dengan komunitasnya. Misalnya, sneakers edisi terbatas bisa jadi semacam tanda pengenal bahwa pemakainya bagian dari kelompok tertentu. Identitas dalam streetwear gak hanya tentang mode, tapi juga soal perasaan diterima dan diakui di lingkungannya.

3. Kolaborasi jadi jantung streetwear

ilustrasi pria dengan streetwear outfit (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pria dengan streetwear outfit (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu hal paling menarik dari streetwear adalah banyaknya kolaborasi antar brand. Baik brand besar maupun label kecil sering menghadirkan koleksi spesial bersama seniman, musisi, atau desainer. Kolaborasi ini membuat streetwear terasa segar dan terus relevan karena selalu ada sesuatu yang baru untuk dinantikan. Selain itu, kolaborasi juga menambah nilai eksklusif pada setiap produk yang dirilis.

Contoh paling ikonik adalah kolaborasi Supreme dengan Louis Vuitton yang sempat menggegerkan dunia fashion. Dua dunia yang berbeda, streetwear dan luxury fashion, bersatu dan menciptakan fenomena global. Kolaborasi seperti ini menunjukkan kalau streetwear punya daya tarik lintas kelas sosial. Gak heran kalau brand-brand lain ikut melakukan hal serupa untuk menjaga hype dan relevansinya.

4. Sneakers jadi simbol streetwear

illustrasi sneakers pria (unsplash.com/Manpreet Rattu)
illustrasi sneakers pria (unsplash.com/Manpreet Rattu)

Gak bisa dipungkiri, sneakers adalah elemen penting dalam streetwear culture. Lebih dari sekadar alas kaki, sneakers sering dianggap sebagai karya seni yang punya cerita di balik desainnya. Rilis sneakers edisi terbatas bahkan bisa memicu antrean panjang, resale market gila-gilaan, sampai fenomena budaya tersendiri. Sneakers jadi medium paling nyata untuk menunjukkan rasa cinta seseorang pada streetwear.

Selain nilai simbolis, sneakers juga mewakili inovasi dalam fashion dan teknologi. Dari segi desain, brand seperti Nike, Adidas, hingga New Balance terus bereksperimen untuk menghadirkan sepatu yang bukan hanya nyaman dipakai, tapi juga ikonik secara visual. Sneakers juga punya kemampuan menyatukan berbagai subculture, dari pecinta musik rap sampai penggemar olahraga basket. Intinya, sneakers adalah ikon yang tak terpisahkan dari dunia streetwear.

5. Streetwear menembus ranah high fashion

ilustrasi pria dengan streetwear outfit (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pria dengan streetwear outfit (pexels.com/cottonbro studio)

Awalnya dianggap sebagai gaya berpakaian jalanan, streetwear kini berhasil masuk ke panggung fashion kelas dunia. Brand besar seperti Gucci, Balenciaga, hingga Dior mulai mengadopsi elemen streetwear ke dalam koleksi mereka. Perubahan ini menunjukkan kalau streetwear gak lagi sekadar gaya alternatif, tapi sudah diakui sebagai bagian dari fashion global.

Fakta ini membuktikan betapa kuatnya pengaruh streetwear terhadap cara orang berpakaian dan mengekspresikan diri. Streetwear berhasil menjembatani kesenjangan antara kultur jalanan dan luxury fashion. Kehadirannya dalam high fashion justru memperluas makna streetwear, tanpa menghilangkan akar autentiknya. Itu sebabnya, streetwear selalu relevan, baik di jalanan maupun di runway bergengsi.

Streetwear culture membuktikan bahwa fashion bisa menjadi lebih dari sekadar pakaian yang dikenakan sehari-hari. Ia hadir sebagai ekspresi, identitas, bahkan perlawanan terhadap arus utama. Dari sneakers ikonik sampai kolaborasi unik, streetwear terus menunjukkan kedalaman makna di balik hype-nya.

Dengan semua fakta ini, streetwear layak disebut sebagai salah satu gerakan budaya paling berpengaruh di era modern. Gak cuma soal gaya, streetwear juga membawa cerita, nilai, dan komunitas yang mengikat banyak orang. Jadi, setiap kali melihat seseorang memakai outfit streetwear, ingatlah bahwa ada makna besar yang sedang mereka bawa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

5 Kesalahan Menggunakan Gel Rambut yang Sering Cowok Lakukan

12 Sep 2025, 22:02 WIBMen